Sarah Victoria baru saja kembali setelah perjalanan panjang. Dia menuruni anak tangga pesawat dengan sangat luwes bak peragawati. Penampilannya terlihat sangat cantik dan sempurna.
Mobil jemputan sudah dikabarkan tiba di bandara sekitar sepuluh menit yang lalu. Kakaknya sendiri yang sudah mengurus segalanya sampai Sarah bisa kembali ke tujuannya.
"Kamu siap untuk melakukan balas dendam, Sarah," gumamnya.
Edward Harrison telah mengumumkan kedatangan adiknya kepada beberapa klien bisnisnya. Bahkan dia pun mengadakan jamuan makan malam. Dia juga mengundang Daniel, pria yang menjadi target balas dendam Catherine di masa lalu.
Edward sengaja tidak menjemput Sarah karena sesuatu hal. Jantungnya pasti berdetak tidak beraturan. Ya, Catherine Eleanor, cinta pertamanya kini berubah menjadi Sarah Victoria yang diakui menjadi adiknya. Cara seperti ini akan memudahkan Sarah masuk ke dalam kehidupan Daniel. Tentunya dengan kecantikan dan kekayaan yang dimiliki.
"Ini sangat membosankan. Kak Edward tidak menjemputku," ucap Sarah di hadapan sopir pribadinya.
Banyak yang berubah dari diri Catherine. Dulu, penampilannya lusuh, tidak terawat, wajahnya tidak menarik, kurus, rambut pirangnya juga tidak terawat, ditambah lagi tubuhnya yang sangat kerempeng.
Sekarang wajahnya jauh lebih berisi, lebih seksi, rambutnya menghitam sedikit ikal. Perbedaannya 180 derajat dari Catherine di masa lalu. Suaranya lebih lemah lembut, sikapnya mencerminkan kaum bangsawan yang sejajar dengan Edward saat ini.
Butuh 15 bulan sampai Sarah kembali dari perjuangan panjangnya mengakhiri hidup Catherine di atas meja operasi. Dia ingin hidup menjadi Sarah untuk Daniel dan tetap menjadi Catherine di hati Edward.
"Tuan Edward sedang sibuk menyiapkan jamuan makan malam, Nona."
"Ya, baiklah. Langsung pulang saja."
Sarah sudah tidak sabar ingin memeluk Edward. Selama 15 bulan di sana, Edward hanya menemaninya sampai 6 bulan pertama. Selanjutnya dia tidak pernah datang. Alasannya klise sekali, bukan?
"Aku ingin kamu fokus menyelesaikan semua ini dan kembali menjadi Sarah yang luar biasa."
Kata-kata itu selalu terngiang di telinga Catherine saat itu. Nama Sarah Victoria adalah pemberian dari Edward, bahkan wajahnya saat ini juga pilihan dari Edward saat penentuan bentuk muka seperti apa yang diinginkan.
"Tuan meminta Anda untuk berbelanja sebentar, Nona. Silakan baca pesannya, Nona!" Sebelum mengemudikan mobilnya, sopir itu memberikan satu amplop berukuran kecil.
Aneh sekali. Mengapa Edward tidak menghubunginya saja? Melalui pesan singkat di ponsel, misalnya.
"Terima kasih."
Sarah segera membuka pesan itu. Terbukti bahwa tulisan tangan Edward memang bagus sejak dulu. Setelah membaca pesan singkat itu, Sarah ingin tersenyum memandang wajah Edward.
"Ck, dia memintaku membeli gaun malam yang seksi. Benar-benar meresahkan sekali," gumam Sarah.
Sebenarnya tujuan Edward melakukan itu karena ingin membuat Daniel terjebak dengan sikapnya sendiri. Mungkin dengan melihat penampilan seksi Sarah, Daniel berubah mendekatinya lalu Sarah bisa dengan leluasa masuk ke dalam rumah dan perusahaan pria itu. Setidaknya balas dendam Catherine bisa berlangsung dengan cepat.
Walaupun itu harus mengorbankan ego seorang Edward sekali pun. Toh, apa yang dilakukannya saat ini hanya untuk memastikan tikus masuk ke perangkapnya dengan mudah.
Seperti yang sudah diperintahkan, Sarah segera pergi ke butik. Memilih beberapa gaun lalu pulang. Dia sudah merindukan sosok pria yang mengajarkan bahwa cinta tidak melulu soal harta, tetapi harta juga butuh cinta dan pengorbanan. Entah, filosofi dari mana itu? Sarah pun tidak tahu.
Kata-kata cinta dan motivasi yang didapatkan Sarah selama ini menjadikan dirinya yakin bahwa Edward adalah sosok yang tidak tergantikan. Walaupun sudah pernah menikah dengan Daniel, nyatanya cinta pertama tak ubahnya seperti sebuah arca yang berdiri kokoh di lubuk hatinya. Sarah merindukannya.
Memasuki halaman mansion yang begitu luas, jajaran maid sudah berdiri di sana untuk menyambut kedatangan nona mudanya. Adik dari Edward yang digadang-gadang akan tiba hari ini.
Perlakuan Edward padanya bak seorang ratu di sebuah istana. Baru saja turun, para maid segera mengambil koper dan beberapa barang penting yang dibawanya.
"Tuan Edward sudah menunggu Anda di lantai atas, Nona."
Ya, Nona Sarah Victoria, adik dari Edward Harrison. Adik dalam dunia nyata dan cintanya dalam hati. Hubungannya begitu rumit, tetapi demi mendapatkan keuntungan bersama, mereka rela melakukan hal seperti ini.
"Bagaimana perjalananmu?"
Edward cepat sekali menangkap kedatangan adiknya. Sebelum berhadapan, suara high heels dengan pemiliknya yang anggun bisa dirasakan. Selain itu, aroma parfumnya yang berbeda. Aromanya sangat berkelas dan khas wanita sosialita.
"Kurasa kamu sudah memantauku dari jarak beberapa radius, ya. Perjalananku lancar, Kak Edward!"
Terkesan lucu, tetapi memang seperti itulah kenyataannya. Edward segera berjalan ke sebuah kamar lalu membuka pintunya.
"Ini kamarmu, Sarah. Kamu sudah melakukan semua pesanku yang kutitipkan pada sopir? Atau dia lupa menyampaikannya padamu?"
"Tidak, Kak. Aku melakukan segalanya."
"Baguslah! Jangan sia-siakan kesempatan itu. Secepat mungkin lakukan apa pun sampai kamu bisa keluar dari kehidupan mereka. Setelah itu, kita akan membuat kehidupan yang baru. Pergilah beristirahat, Sarah. Aku mencintaimu!"
Ungkapan itu tidak sekali saja didengar oleh Sarah. Setiap kali setelah melakukan operasi, kata-kata itu yang selalu menguatkannya. Semua kehidupan yang dimiliki Sarah hari ini adalah karena Edward.
Kekayaan, jabatan, kedudukan, kemewahan, dan cinta. Semuanya dari Edward sehingga Catherine tidak mampu berpaling hanya dengan kehidupan barunya.
"Terima kasih. Jam berapa tikus itu akan datang?"
"Seperti biasa. Undangan dinner klien hebat. Akan ada banyak tamu, tetapi fokuskan dirimu pada Daniel. Ini agak sedikit ekstrim, tetapi aku berharap kamu tidak terbuai dengan rayuannya. Walaupun ... kamu pernah tidur dengannya."
Sesak sekali saat mengatakan itu. Bayangan Edward menuju bagaimana Daniel menyentuh cinta pertamanya itu. Mungkin dengan cinta ataupun tidak. Mungkin juga Daniel hanya menggunakan nafsunya saja. Selebihnya tentang kepuasan itu sendiri.
Istirahat sejenak tampaknya tidak membuat Sarah tenang. Dia berharap segera bertemu dengan Daniel, bukan karena rindu padanya. Namun, dia ingin tahu perubahannya seperti apa sekarang.
Detik-detik menuju waktu yang sudah ditentukan, Sarah merias diri di kamarnya. Dia menggunakan gaun malamnya yang terlihat begitu seksi. Andaikan ini bukan demi sebuah misi, mungkin Edward akan mengurungnya di kamar.
Melihat jam dinding di kamarnya, sudah bisa dipastikan bahwa para tamu dari kalangan elit telah datang. Ada yang tampan, kaya, berkharisma, sosok yang dingin, hangat, berwibawa, dan ada juga yang mata keranjang.
Sarah tinggal menunggu Edward masuk untuk menjemputnya. Sebelum berpisah dengannya, Edward memang mengatakan akan datang ke kamar itu lalu membawanya ke hadapan Daniel.
"Sarah, apa kamu sudah siap?" tanya Edward setelah berhasil masuk ke kamar itu dengan mengetuk pintu terlebih dahulu.
Edward terpaku melihat kecantikan Sarah. Rasanya tidak ingin menunjukkan pada semua orang, tetapi harus dalam kendalinya. Susah payah Edward menahan diri melihat penampilan Sarah kali ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments