Catherine dibawa ke rumah besar Edward yang lebih mirip mansion ketimbang rumah pada umumnya. Semula Catherine tidak yakin untuk masuk ke rumah itu. Dia takut terjadi kesalahpahaman dengan istri Edward.
"Kenapa berhenti di situ? Ayo, masuk!"
"Edward, apa kamu yakin? Aku takut istrimu marah."
Tawa Edward yang selama ini tidak pernah ada mendadak menjadi tawa renyah. Tidak hanya sampai di situ, beberapa maid terlihat memperhatikan tuannya sangat berbeda hari ini. Dia bisa bersikap lembut, hangat, dan ceria.
"Kamu ini bicara apa, Catherine? Mana mungkin aku bisa menikah, sedangkan hatiku masih tertaut dengan cinta pertamaku? Aku tidak berharap mendapat cinta kedua, ketiga, dan seterusnya."
Catherine membungkam mulutnya sendiri. Penampilannya kali ini pasti membuat seluruh isi mansion tidak percaya. Wanita dengan sebuah koper, terlihat lusuh, tanpa alas kaki, dan wajahnya berantakan. Seperti baru saja dipungut di jalanan oleh tuannya.
"Edward, aku harus cuci kaki dulu. Takut mansionmu kotor." Catherine hanya berusaha mencari alasan. Tidak mungkin Edward bisa sekuat itu setelah ditinggal menikah lima tahun yang lalu.
"Masuklah! Bersihkan dirimu di dalam."
Tidak ada perdebatan lagi. Jantung Catherine seakan kembali pada masa di mana mereka masih menjalin hubungan spesial dan berakhir di meja pernikahan. Sebenarnya tidak ada kata putus di antara keduanya. Catherine mendadak menghilang karena takut berhadapan dengan Edward.
Salah satu maid menyediakan segala keperluan Catherine. Mulai dari perlengkapan mandi, makanan, alas kaki, dan segala keperluan yang dibutuhkan Catherine. Dia juga mendapatkan baju baru untuk menggantikan baju lamanya.
"Duduklah!" Edward berada di ruangan yang lebih mirip seperti ruang keluarga, tetapi terlihat sangat privasi sekali. Tidak ada orang yang lalu-lalang di sana.
Catherine menurut saja. Pandangannya tertuju pada Edward. Pria yang pernah ditinggalkan dulu, kini terlihat semakin tampan dan terawat. Mungkin itu adalah bukti bagaimana uang berbicara.
"Jadi, apa masalahmu sebenarnya?"
Edward hanya ingin tahu. Kemungkinan bila ada sesuatu yang perlu diselesaikan, maka dia siap membantu. Dia pun terlihat tidak terluka saat melihat wajah Catherine. Walau Edward sendiri merasa banyak yang berubah dari diri Catherine sendiri.
Catherine mulai menceritakan bagaimana Daniel menipunya dengan perjanjian pranikah, lamanya tidak memiliki keturunan, kabar burung perselingkuhan suaminya, dan yang menjadi puncaknya adalah ketika Catherine diminta untuk menandatangani surat cerai.
Semua itu tidak ada artinya di mata mertua atau siapa pun di sana. Dia seperti orang buangan yang tidak punya kesempatan untuk hidup. Mungkin saja Catherine akan mengakhiri hidupnya setelah tahu tidak adalagi harapan dan impian yang perlu dia raih.
Catherine hanya mendapatkan baju yang menurutnya tidak ada artinya. Tidak ada uang, kompensasi, atau apa pun itu. Daniel adalah sosok pria serakah yang membuat Catherine membenci pernikahan baru-baru ini.
"Maaf, aku turut prihatin. Selanjutnya apa yang ingin kamu lakukan? Apa kamu akan berdiam diri saja diperlakukan seperti itu?"
Catherine menggeleng. "Aku ingin membalas perbuatan mereka."
Suara Catherine bergetar. Seakan dia tahu apa yang harus dilakukan, tetapi tidak tahu harus mulai dari mana. Masuk ke rumah Daniel atau perusahaan untuk merebut kembali yang harus menjadi haknya adalah perkara sulit.
"Menggunakan cara apa?"
Catherine diam. Bukannya tidak mau menjawab, tetapi dia bingung dengan rencana gilanya yang tumbuh di otak secara tiba-tiba.
"Aku ingin melakukan operasi plastik. Mengubah takdirku. Aku ingin memiliki kepribadian, nama, kedudukan, wajah, dan tubuh yang baru."
Terkesan mengada-ada, tetapi itulah kenyataannya. Dia memiliki alasan khusus, mengapa harus melakukan itu? Di mata Daniel, Catherine bukan sosok yang cantik. Itu terbukti jelas karena Catherine tidak punya waktu untuk merawat diri. Dia lebih tepat dianggap sebagai kepala maid di rumahnya sendiri. Urusannya bukan lagi tentang mencintai diri sendiri, tetapi lebih kepada fokus mengurus semua orang di sana.
Bukti lainnya lagi adalah kabar perselingkuhan suaminya. Ralat, mantan suaminya yang sampai detik ini belum pernah ditemui. Satu-satunya alasan karena Catherine yakin bahwa wanita itu sempurna dan sangat cantik.
Edward diam. Ada rasa sesal terlihat di matanya. Wanita yang dicintai mengalami kepahitan hidup seperti itu. Dia bisa saja menyetujui rencana gilanya, tetapi banyak konsekuensi yang harus dihadapi Catherine suatu hari nanti.
"Catherine, aku tidak tahu cara yang kamu pilih itu benar atau tidak. Menurut pendapatku itu salah besar, tetapi mengingat kamu memiliki tujuan lain, aku tidak bisa menolaknya. Hanya saja proses itu butuh waktu, Catherine. Apa kamu siap? Setidaknya minimal satu tahun sampai kamu benar-benar menjadi sosok yang berbeda, tetapi bolehkah aku meminta sesuatu darimu?"
Catherine tidak mungkin menolak. Operasi plastik membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Tentunya dia akan mencari rumah sakit yang sudah direkomendasikan di luar negeri. Walaupun di negaranya sendiri sudah ada, tetapi melakukannya di sini bukan sebuah solusi. Catherine harus menghilang untuk beberapa waktu.
"Apa?"
"Tetaplah menjadi Catherine yang aku cintai selama ini. Apa pun akan aku lakukan untukmu, tetapi tolong jangan pernah berubah."
Catherine terharu. "Edward, mengapa kamu tidak membenciku saja? Aku sudah menyakitimu, tetapi kamu tetap bisa bersikap baik seperti ini."
"Aku mempercayai kesempatan kedua, Catherine. Saat aku mendapatkan kembali, tidak akan pernah kusia-siakan."
Edward mulai mencari rekomendasi rumah sakit di luar negeri yang bisa melakukan operasi plastik dengan baik. Dia juga harus menyiapkan identitas baru untuk Catherine setelah dia pulang nanti. Kesibukan Edward mendadak bertambah.
Dia juga harus menyiapkan guru kepribadian khusus untuk menangani Catherine sebelum kembali pada tujuannya. Tentu saja hal itu membuat Edward sangat bahagia. Dia bisa bersama dengan Catherine selama proses itu berlangsung.
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, operasi plastik sampai Catherine benar-benar siap, butuh waktu satu tahun. Kemungkinan terjelek bisa sampai dua tahun.
"Walaupun kamu berubah, aku tetap akan mencintaimu seperti Catherine yang dulu. Gadis kesayangan Edward!"
Ucapan itu yang selalu terngiang-ngiang di telinga Catherine. Awalnya, dia sangat ketakutan saat mendengar rumah sakit. Dia takut jarum suntik, bau obat-obatan yang membuatnya pusing, jarum infus yang katanya sakit saat pertama kali bersatu dengan pembuluh darah, dan yang paling menyebalkan adalah warna darah bisa membuat Catherine mual bahkan sampai muntah.
Namun, demi tekatnya yang kuat untuk membalas dendam, dia mengabaikan semua itu. Dia yang langsung mengalami pembedahan dengan waktu yang cukup panjang. Mulai dari penentuan konsep wajah yang akan dimiliki. Beberapa bagian tertentu yang ingin diubah. Sampai menuju hasil akhir.
Semua itu atas campur tangan Edward. Walaupun banyak yang berubah, tetapi satu yang tidak akan pernah berubah, yaitu cinta. Hatinya kembali terpusat pada Edward. Cinta pertama dan akan menjadi bagian terakhir dalam hidupnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments
SEPTi
tidakkah memilih cara alami , melakukan perawatan tubuh yang alami dan juga keajaiban makeup 😁😁😁
2023-06-14
1