Chan sangat gugup, hingga membuat Nara cemas.
"Aku periksa yah" ucap Nara minta izin agar membiarkan tangan Nara bisa memegang kepala Chan.
"E e"
Nara yang sungguh cemas hingga ia tidak tau harus berbuat apa, dan akhirnya tangannya, meraih kepala Chan.
Mata Chan melebar seketika, seakan dia berhenti bernafas untuk beberapa detik.
Dan sampai Chan cegukan.
Hik .. Hik.. Hik..
"Syukur lah kaka tidak demam" ucap Nara mengusap dadanya
"A aku Hik.. memang tidak Hik... Demam.
Ak Hik.. aku sudah hikk.. bilang kalau hikk..."
"Hahah.. kaka lucu. Sudah,sudah kita makan dulu." Ucap Nara menarik tangan Chan
Chan lebih kaget lagi hingga membuat dirinya semakin kikuk.
"Ayo kak! Ucap Nara memandangi wajah chan
"I iya" ucap Chan keringat dingin
Chan dan Nara berlari-lari kecil menghampiri papa mereka. Pak Ari dan pak Indra kaget dengan pemandangan itu. Anak mereka yang sudah berpegangan tangan membuat pak Ari mengerutkan dahinya, di tambah lagi Nara yang memasang tangan Chan. Namun justru membuat pak Indra tertawa.
"Haha.. anak muda jaman sekarang yah, tidak ada malu-malu di depan orang tua. Hahah" ucap pak Indra
"Wuuuahhh... uuumm wanginya.ucap Nara memandangi daging yang sudah di hidangkan itu dan menutup matanya sambil mencium bau sedap dari daging itu
Pak Ari dan pak Indra tersenyum karena Nara. Chan yang juga merasakan hal yang sama hingga membuat cegukannya perlahan hilang.
Pak Ari dan teman-temannya nya berkumpul dan juga para anak mereka sudah duduk di tempat yang di siapkan.
Mereka perlahan menikmati daging-daging, dan sambil meminum beberapa botol Soju. ( Hanya yang sudah berumur 19 atau 20 tahun ke atas yang bisa minum)
Dan untuk anak-anak mereka, sudah tersedia minuman dingin sesuai selera.
Mereka sungguh menikmati pantai saat itu. Mata hari tidak begitu panas lagi membuat mereka nyaman untuk menghabiskan makanannya di pinggir pantai
"Pak Ari memang yang terbaik. Kami sungguh puas dengan tempat ini pak" ucap salah satu temannya
"Terimakasih pak" ucap pak Ari menundukkan kepalanya
"Terimakasih pak Ari sudah merekomendasikan tempat ini" ucap temannya lagi
"Hahah... Tidak perlu pak, saya juga senang bapak-bapak tidak kecewa."
"Pak Ari yang terbaik" ucap pak Indra menepuk pundak pak Ari
"Setuju" ucap mereka serentak
"Hahahah hahaha hahaha" tawa dari mereka semua
Sehabis makan dan berbincang-bincang, mereka akhirnya bisa ambil kenyamanan masing-masing.
Nara yang sudah begitu kenyang, memutuskan berjalan-jalan di sekitar pantai untuk mencerna makanannya.
Yujin masih duduk, namun dia memandangi Nara. Seketika Chan teringat kejadian tadi siang. Dia yang begitu kikuk membuatnya enggan untuk sekedar mengingat saja.
"Astaga.. bodohh.. bodohnya aku" ucapnya memegang kepalanya
"Namun Nara terlihat biasa saja" ucapnya lagi menyipitkan matanya
"Astaga kenapa aku jadi sepengecut ini sihh" ucapnya lagi memejamkan matanya
Nara yang sedang berjalan-jalan di pinggir pantai, seseorang menghampirinya dari belakang.
Sebut saja Rayhan anak dari pak Rinto sekretaris pak Ari. Dari kecil mereka sudah sering bersama karena pak Rinto kadang membawa Rayhan ke rumah pak Ari. Jadi mereka sudah merasa tidak asing lagi.
"Hmm makin cantik aja" ucap Rayhan menggoda Nara
"Apaan sih kak" udah deh gak usah goda-goda Nara" ucapnya tertawa
"Kamu, kenapa jalan-jalan sendiri gak jelas" ucap Rayhan terkekeh
"Idihh, ini jelas banget loh kak, Nara perlu mencerna makanan yang begitu banyak masuk ke perut nara tadi" ucapnya memonyong bibirnya
"Hehe.. iya cerewett" ucap Rayhan mengacak rambut Nara
"Jangan di acak dong!" ucap Nara terseyum
"Nihh, Kaka acak lagi" ucap Rayhan yang langsung lari
"Kak Rayhan, awas yah kalau dapat" ucap Nara gemas dan mengejar Rayhan
Di sisi lain Chan yang menyaksikannya membuat dirinya penasaran, siapa cowok yang bersama dengan Nara, hingga dia begitu ceria dan bahagia.
Chan yang memegang dagunya dan menyipitkan matanya, seakan seorang pacar yang cemburu dengan siapa wanitanya bersama di sana.
Anak-anak lain yang melihatnya justru ikut bahagia karena melihat Nara yang begitu ceria.
"Nara emang gak bisa kalahin Kaka"
"Nara pasti bisa awas aja kak Ray" ucap Nara
"Sini kejar" ucap Rayhan yang tiba-tiba terjatuh
"Kak Rayhan" ucap Nara cemas
"Haaa"
"Ihh Kaka bikin cemas" ucap Nara kesal
"Haha.. maaf nona manis"
"Kak Rayhan dapat kau" ucap Nara menatap mata rayhaan
"Udah deh, Kaka pasrahh," ucap Rayhan yang pasrah karena sudah di tangkap oleh Nara
Nara langsung naik ke atas punggung Rayhan membuatnya tidak bisa menolak hukuman dari Nara.
"Ayok kak Ray, bawa Nara ke bulann.." ucap Nara tertawa karena sudah di gendong Rayhan
"Baik tuan putri" ucap Rayhan menurut
"Hahah..."
"Btw, Kaka kenapa tidak ikut Nara?" Tanya Rayhan
"Ohh.. Kaka kan tau sendiri kak Khan gimana, orangnya mageran."
"Iya sih, tapi awalnya Kaka kira Kakamu ikut, makanya Kaka ikut juga. Tapi adanya Nara di sini membuat Kaka jadi lebih menikmati liburan ini" ucap Rayhan menoleh Nara kebelakang yang ada di gendongannya
"Nara juga begitu kak, karena ada kaka di sini Nara lebih bahagia." Ucap para mengusap kepala Rayhan
Nara dan Rayhan tidak menyadari anak-anak telah memandangi mereka. Mereka asik dengan dunianya.
"Kak Ray"
"Iyahh?"
"Setelah tamat SMA kaka akan melanjut kemana?"
"Wahh ternyata tuan putri sudah dewasa yah"
"Nara penasaran aja sih kak"
"Kaka belum tau sih, tapi intinya Kaka ingin gak jauh dari Nara" ucap Rayhan terkekeh
"Haha.. kak Ray bisa aja"
"Kak Ray, masuk yok Nara udah lelah"
"Astaga.. Kaka yang gendong dari tadi kok malah Nara yang kelelahan" ucap Rayhan tersenyum
"Iya.. karena Kaka juga lelah pasti"
"Jadi mau dituruni sekarang? Katanya sampai bulan" ucap Rayhan terkekeh
"Jangankan sampai bulan, sampai Indonesia saja Kaka udah pasti kehabisan nafas" ucap Nara tertawa
"Haha.. ada-ada saja si Nara. Yaudah turun" ucap Rayhan tersenyum
"Makasih ya kak Ray untuk hari ini"
"Makasih juga nona manis"
"Nara masuk dulu ya kak"
"Okehh... Dahh"
Nara mengangguk tersenyum dan meninggalkan Rayhan.
Chan yang masih mengintai mereka, membuat dirinya terbakar api cemburu.
"Huhhh, ternyata Nara sudah ada yang punya" ucap Chan mengusap wajahnya
Chan pun masuk ke kamarnya, di sana sudah ada pak Indra yang sedang mengerjakan beberapa berkas yang di bawanya.
"Bagaimana liburan hari ini Chan"
"Biasa aja pah tak ada yang istimewa"
"Lahh.. kamu gak sama Nara yah?"
"Tidak pah"
"Ohh" ucap pak Indra mengerti
"Chan mandi dulu ya pah"
"Iya, handukmu sudah papa letakkan di dekat wastafel."
"Iya, makasih lah"
"Hmm"
Nara dari tadi hanya duduk dan membaca beberapa selembaran brosur.
"Belum mandi anak papa"
"Belum pah, Nara masih ingin duduk aja
"Ya sudah kalau begitu, nih handuk Nara, papa juga udah siapin camilan buat Nara kalau nantinya lapar"
"Iya pah, kalau gitu Nara mandi dulu deh" ucap Nara tersenyum
"Iyaa nak" ucap pak Ari melanjutkan aktivitasnya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments