Liburan ke Seoul

Libur sekolah tiba, pak Ari dan rekan bisnisnya merencanakan liburan ke Seoul. Mereka akan membawa anak-anaknya.

Khan yang mageran dia hanya memilih di rumah, Bu Wulanra juga tidak ingin ikut karena harus mengurus butik miliknya. Sebenarnya sih tidak begitu sibuk, tapi karena pak Ari telah mengajak Nara, Bu Wulanra jadi malas. Pak Ari dan Nara yang akan berlibur dengan rekan bisnisnya.

Semua telah berkumpul di bandara, pak Ari yang membawa Nara sangat antusias.

"Pak sebelah sini" ucap pak Rinto sekretaris pak Ari

"Oh baik lah, Nara kita sebelah sana yuk"

"Baik pah"

"Jadi ini putri yang bapak ceritakan kemarin?"ucap pak Indra

"Iya pak" ucap pak Ari bangga

"Putri bapak sangat bersinar"

"Terimakasih pak, ohh iya pak bapak punya seorang putra kan?" Ucap pak Ari penasaran

" Iya pak.. sebentar saya panggil. Channn.. Chan.. sini"

"Ada apa pah?"

"Nih teman papa kenalin"

"Chan,pak."

"Wah wah kamu gagah seperti pak Indra" ucap pak Ari membalas tangan Chan yang ingin menjabatnya

"Terimakasih kasih pak"

"Sama-sama nak" ucap pak Ari menepuk pundak Chan

"Satu lagi Chan, ini anak pak Ari"

"Kenalin nama ku Chan"

Sebelum Nara membalas jabatan tangan Chan itu mereka diminta untuk memasuki pesawat.

Di pesawat mereka duduk bersebelahan, Chan yang penasaran dengan anak itu membuatnya tidak tenang.

Perjalanan panjang mereka lalui untuk tiba di Seoul. Setelah tiba mereka sudah menyewa hotel berbintang yang ada di Seoul.

Mereka butuh istirahat hingga memutuskan untuk beristirahat hari ini dan akan melanjutkan liburan besok.

Mereka pun memasuki kamar hotel masing-masing.

"Wahhh ini sungguh luar pah"

"Bagaimana kalau kita berjalan keluar?"

" Papa tidak kelelahan? Kalau Nara sih tidak begitu lelah pah" ucap Nara terkekeh

"Ya sudah bagaimana kita berjalan keluar dan melihat bunga-bunga sakura yang bermekaran."

"Wahhh boleh pah" ucap Nara Berbinar

Pak Ari dan Nara keluar dari hotel.. mereka tidak perlu berjalan jauh. Di sana ada taman yang di penuhi bunga sakura.

"Wahhhh... Papa ini sungguh indah" ucap Nara Berbinar

"Iya papa tau, makanya papa ajak Nara" ucap pak Ari terkekeh

"Papa kita foto yuk" ucap Nara yang dan mengeluarkan kamera miliknya dari dalam tas

"Sini papa yang ambil"

"Senyum papa"

"Bagus"

"Ambil lagi papa"

"Yang ini juga bagus, Nara mau papa fotoin?"

"Wah boleh banget pah"

"Putri papa memang bersinar"

"Nara mau liat pah"

"Nih"

"Wahh bagus banget pah"

"Iya dong, siapa dulu yang foto, papa gitu" ucap pak Ari terkekeh

"Papa sini Nara foto, papa duduk sini dan papa senyum yang lebar, 1 2 3... Nih papa

"Baguss bagus.."

"Papa.. Nara lapar" ucap Nara memegang perutnya dan memanyunkan bibirnya

"Hahah... Iya iya kita cari makanan yuk"

"Ayuk pah" ucap Nara dengan mata menyala

"Itu ada Corndog"

"Seperti nya enak pak, Nara mau coba"

Ucap Nara dan langsung berlari menghampiri jajanan itu.

Pak Ari hanya tersenyum melihat Nara yang begitu gercep. Pak Ari juga langsung menghampiri Nara. Nara yang menatap makanan itu membuatnya menelan ludahnya.

"Udah ambil saja"

"Bagaimana kalau Nara dimarahin sama ibunya pah.

"Tidak akan. Makanan itu bisa di makan sebelum kita membayar."

"Manhi meogeo"(Makan dengan lahap) Ucap penjual tersenyum

"Pah artinya apa?"

"Makan yang lahap" ucap pak Ari tertawa

Karena tidak tahan lagi dengan godaannya, Nara mengambil Corndog mozzarella itu dan melahapnya.

"Ini sungguh enak pah" ucap Nara dengan mata melebar

"Papa juga mau cobain"

"Nih pah ambil aja"

"Benar ini sungguh enak"

Nara sudah kenyang dia menghabiskan 5 tusuk Corndog. Dan pak Ari hanya 2 tusuk. Pak Ari geleleng melihat putinya yang begitu menikmati makannya.

"Pah Nara sudah kenyang" ucap Nara tekekeh

"Mau di bawa ke hotel?"

"Tidak pah. Nara sudah cukup"

"Igeo eolmayeyo?"(berapa harganya?) Ucap pak Ari

"Modu Palcheon won "(semua delapan ribu won)

"Igeo, Kamsahamnida"(ini, terimakasih banyak)

"Aniyo.. Gwenchanayo"(tidak.. tidak perlu / tidak apa-apa)

Pak Ari kemudia berjalan dan melihat ada eskrim, pak Ari membelikan eskrim itu dan memberikan pada Nara. Eskrim coklat, Nara suka eskrim coklat.

"Makasih.. papa" ucap Rania bahagia

"Bagaimana Nara masih mau jalan-jalan atau kita balik ke hotel?"

"Hmm.. kita keliling-keliling dulu aja pah, papa masih sanggup kan?"

"Stamina papa sih masih oke" ucap pak Ari terkekeh

"Hahah... Papa bisa aja"

"Nara.."

"Iya ada apa pah" ucap Nara sambil memakan eskrim

"Nara mau tidak, kalau kita liburan kesini lagi saat musim salju?"

"Wuuaahh.. Nara mau banget papa, tapi kan papa sibuk. Jarang-jarang papa bisa liburan" ucap Nara memonyongkan bibirnya

"Papa bisa atur Nara, kalau Kakamu ikut boleh juga, mama mu pasti malas juga."

"Hehe... iya pah"

Nara menantikan liburan berikutnya bersama pak Ari di musim salju.

Nara semakin bersemangat. Setelah Berjalan-jalan di taman,pak Ari memutuskan untuk kembali ke hotel dengan Nara.

Setibanya di hotel mereka pun beristirahat. Keesokan harinya pak Ari dan rekan bisnisnya telah berkumpul di lobby. Semua sudah bersiap-siap untuk pergi ke pantai.

"Pak, mobil kita sudah standby" ucap pak Rinto

"Baiklah"

Pak Rinto memberi arahan pada rekan bisnisnya untuk menuju mobil yang sudah di siapkan.

Mereka semua pun langsung memasuki beberapa mobil dan meninggalkan hotel.

"Kita mau kemana pah?"

"Kita akan ke pantai, papa dan teman papa sudah menyewa tempat untuk kita berlibur.

"Asikk, udah lama kita gak ke pantai pah" ucap Nara girang

"Iya nak, pantai di sana juga indah pasti Nara suka"

Beberapa jam kemudian mereka tiba di Samcheok Beach. Di situlah tempat mereka akan berlibur.

Sungguh indah. Pantai berwarna biru itu sungguh memanjakan mata.

Pak Ari dan teman-temannya, telah tiba di penginapan. Mereka akan memulai liburan di pantai. Semua sudah bersiap untuk menikmati pemandangan, udara segar, dan menikmati makanan dan minuman yang di sediakan di sana.

"Tidak sia-sia kita jauh-jauh kesini ya pak" ucap salah satu dari mereka ya itu pak Robi

"Benar sekali pak, saya pikir juga begitu" ucap yang lainnya pula

Mendengar hal itu membuat pak Ari senyum-senyum sendiri. Karena pak Ari lah yang sudah menyarankan untuk berlibur ke sana. Ada kepuasan tersendiri dalam diri pak Ari.

"Anak-anak kita pasti suka tempat ini" ucap pak Indra

"Semoga saja mereka menyukainya pak" ucap pak Ari tersenyum

Nara hanya duduk dan bersantai. Sementara tidak jauh dari tempat Nara duduk ada Chan yang memandanginya.

(Ya ampun Chan bukannya pandangan pantai malah pandangan Nara.)

Ok ok lanjut.

Rambutnya yang terurai karena hembusan angin membuat mata Chan tak ingin berpaling.

Chan memang masih lugu tapi nalurinya sebagai cowok pasti ada. Di umurnya yang sudah 17 tahun, sudah pasti dia tertarik dengan lawan jenisnya.

Nara memang masih SMP dan Chan yang sudah SMA namun kedewasaan yang terlihat di wajah Nara membuat dirinya bersinar. (Muka yang dewasa bukan berarti terlihat tua loh yah) heheh ok??

Sejak di bandara Chan selalu ingin berkenalan dengan Nara. Namun dirinya tidak begitu berani hingga mengurungkan niatnya. Nara yang tidak kepikiran akan hal itu membuat dia terlihat lebih rileks.

"Chan!!"

"Iya pah"

"Sini"

Chan berlari menghampiri pak Indra dan teman-temannya.

"Ada apa pah"

"Kamu tidak lihat apa yang terjadi di sini?. Ayo, ajak Nara untuk bergabung ,kita akan menyantap makanan ini? Ucap pak Indra yang sedang membantu teman-teman untuk memanggang daging.

"Saya bisa panggilkan pak" ucap pak Ari tidak enakan

"Tidak apa-apa pak Ari, biar sekalian mereka berkenalan, kemarin di bandara tidak jadi, Chan pasti kepikiran." Ucap pak Indra terkekeh mengenal anaknya Chan

"Iya pah.. Chan panggil dulu" ucapnya meninggalkan papanya

"Haha... Oiya benar juga pak Indra. Kemarin kan mereka gak jadi kenalan ya pak, itung-itung bisa bikin mereka jadi dekat." Ucap pak Ari tertawa

" Kalau saya sih setuju mereka dekat pak" ucap pak Indra terkekeh

"Saya juga setuju pak" ucap pak Ari tersenyum

Chan yang masih kikuk untuk membawa Nara, masih menyimpulkan keberaniannya.

"N n Nara"

"Iyahh?" Ucap Nara menoleh ke arah Chan

"Ee ee ee kata papa kita makan dulu" ucap Chan begitu gemetaran dan menggaruk dahinya yang tidak gatal

"Hmm.. iya duluan saja, nanti Nara nyusul" ucap Nara santai

"Ee kata papa kamu harus ikut aku" ucap Chan yang semakin gemetar

"Kamu kenapa? Kamu sakit? Ucap Nara berdiri dan mendekati chan

"T tidak.. aku tidak sakit" ucap Chan keringat dingin

"Boleh aku periksa?" Ucap Nara yang sudah memandang Chan

Hal itu membuat Chan semakin keringat dingin, dia belum pernah sedekat ini dengan lawan jenisnya.

Episodes
1 Hadiah Dan Kebahagiaan Nara
2 Kompetisi dan kemenangan
3 Liburan ke Seoul
4 Bukan Siapa-siapa tapi Cemburu
5 Ungkapan Pak Ari
6 Tragedi Pesawat Hilang Kendali
7 Meninggalnya Pak Ari
8 Nara Diasingkan
9 Penyakit pak Indra
10 Keputusasaan Nara
11 Kepalsuan Bu Wulanra
12 Kepergian Chan dan Khan
13 Suka dan Duka
14 Meninggalnya pak Indra
15 Perjuangan dan Kerja Keras Nara
16 Pertemuan Di luar Eskpektasi
17 Liburan Yang Kacau
18 Khan Mengunjungi Nara
19 Rasa Bersalah Khan
20 Pertunjukan Orkestra
21 Akhirnya Nara dan Chan Jadian
22 Cemburunya Nara
23 Mencari Nara
24 Ulah pak Bram dengan Anak Buahnya
25 Ancaman pak Abbas
26 Ketenaran Nara
27 Rencana Pak Abbas dan pak Bram
28 Chan dan Hyun Bertemu
29 Kemarahan pak David
30 Nyaman
31 Nara Batal Pergi
32 Kebahagiaan dan Kesedihan Dicampur Aduk
33 Mika Tiba di Indonesia
34 Pernikahan Chan dan Nara
35 Khan Dan Mika ke Rumah Chan
36 Liburan Berujung Perkelahian
37 Chan Merindukan Nara
38 Kerja Sama pak Baram dan Alex
39 Makan Malam Keluarga
40 Firasat Buruk
41 Kecelakaan Berujung Amnesia
42 Lupa Istri
43 Penderitaan yang Lengkap
44 Aksi Bianca
45 Ternyata Bu Wulanra di ancam pak Bram
46 Kenyataan yang Menyakitkan
47 Wajah Baru Nara
48 Draft
49 Nara Jadi Yunita
50 Mencintai Milik Orang
51 Akhirnya Chan dan Nara Bertemu Lagi
52 Menyelamatkan Mika
53 Pak Bram Dibawa Polisi
54 Akhirnya Chan Mengetahui Kebenaran
Episodes

Updated 54 Episodes

1
Hadiah Dan Kebahagiaan Nara
2
Kompetisi dan kemenangan
3
Liburan ke Seoul
4
Bukan Siapa-siapa tapi Cemburu
5
Ungkapan Pak Ari
6
Tragedi Pesawat Hilang Kendali
7
Meninggalnya Pak Ari
8
Nara Diasingkan
9
Penyakit pak Indra
10
Keputusasaan Nara
11
Kepalsuan Bu Wulanra
12
Kepergian Chan dan Khan
13
Suka dan Duka
14
Meninggalnya pak Indra
15
Perjuangan dan Kerja Keras Nara
16
Pertemuan Di luar Eskpektasi
17
Liburan Yang Kacau
18
Khan Mengunjungi Nara
19
Rasa Bersalah Khan
20
Pertunjukan Orkestra
21
Akhirnya Nara dan Chan Jadian
22
Cemburunya Nara
23
Mencari Nara
24
Ulah pak Bram dengan Anak Buahnya
25
Ancaman pak Abbas
26
Ketenaran Nara
27
Rencana Pak Abbas dan pak Bram
28
Chan dan Hyun Bertemu
29
Kemarahan pak David
30
Nyaman
31
Nara Batal Pergi
32
Kebahagiaan dan Kesedihan Dicampur Aduk
33
Mika Tiba di Indonesia
34
Pernikahan Chan dan Nara
35
Khan Dan Mika ke Rumah Chan
36
Liburan Berujung Perkelahian
37
Chan Merindukan Nara
38
Kerja Sama pak Baram dan Alex
39
Makan Malam Keluarga
40
Firasat Buruk
41
Kecelakaan Berujung Amnesia
42
Lupa Istri
43
Penderitaan yang Lengkap
44
Aksi Bianca
45
Ternyata Bu Wulanra di ancam pak Bram
46
Kenyataan yang Menyakitkan
47
Wajah Baru Nara
48
Draft
49
Nara Jadi Yunita
50
Mencintai Milik Orang
51
Akhirnya Chan dan Nara Bertemu Lagi
52
Menyelamatkan Mika
53
Pak Bram Dibawa Polisi
54
Akhirnya Chan Mengetahui Kebenaran

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!