Bab 5

“Selamat ya, Gani. Semoga langgeng sampai maut memisahkan, bahagia terus kalian berdua,”

“Makasih, Om Sakti untuk doa dan kehadirannya, berkesan banget buat aku,”

Gani memeluk Sakti singkat setelah Sakti memberikannya ucapan selamat serta doa. Menyusul Dio yang juga melakukan hal serupa seperti papanya.

“Selamat, Bro. Bahagia terus ya, langgeng, cepat dapat momongan, Aamiin,”

“Ya ampun, lo dulu gimana? baru gue, hahaha. Gue doain lo juga cepat dapat momongan ya,” ujar Sakti seraya merangkul bahu Dio.

Sepertinya Dio salah bicara seperti itu karena secara tidak langsung Ia memberikan kesempatan untuk Sakti berdoa sesuatu yang tak Ia harapkan. Apa kata Sakti tadi? Ia cepat mendapat keturunan? Menyentuh Shena saja Ia enggan, apalagi memiliki anak dari Shena. Itu hanya membuat hubungannya dengan Shena yang sudah rumit sejak awal jadi bertambah rumit dan Ia tidak mau hal itu terjadi.

Setelah bertemu dengan yang punya acara, mereka langsung duduk di kursi yang telah disediakan. Shena benar-benar merasa canggung di situasi sekarang ini. Tapi Ia berusaha untuk bersikap normal, supaya tidak membuat malu Dio. Kalau ada yang tersenyum menyapanya dengan hangat, tak sungkan Ia balas dengan senyum sapa juga. Mereka yang menyapanya adalah orang-orang yang mengenal suami dan juga mertuanya.

“Hai, Dio,”

Kepala Dio langsung menoleh begitu bahunya ditepuk dari arah belakang. Ada yang menyapanya dan ternyata itu adalah teman sekelasnya dulu saat sekolah menengah atas.

“Eh Karim, apa kabar, Rin? Buset, udah lama nggak ketemu nih,”

“Iya ketemunya pas nikahan si Gani ya. Kabar gue baik,”

“Halo, Om, Tante,”

“Hai, Mba,”

Karin menyapa orangtua Dio dan juga Shena. Karin baru melihat Shena, tapi berhubung Shena sedang bersama Dio dan juga orangtuanya, jadi Karin bisa menarik kesimpulan kalau perempuan itu bagian dari keluarga mereka.

“Ini pacar lo ya?” Tanya Karin pada Dio yang menggelengkan kepalanya.

“Ini istrinya Dio, Karin,”

Jaga-jaga takutnya Dio tak mau memperkenalkan Shena itu istrinya, maka dari itu Ardina yang mengambil peran sekarang. Ia yang memperkenalkan Shena sebagai istri Dio dan itu cukup mengejutkan Karin.

“Oh istrinya Dio ya?”

Shena mengangguk sambil tersenyum. Dan itu membuat Dio menahan geram sambil mencibir dalam hati “Apaan sih dia? Sok polos, sok keliatan baik banget,”

“Lo kok nggak undang gue sih?”

“Nggak ingat, sorry,”

“Ya udah nggak apa-apa, gue mah bukan teman lo,”

“Hahaha sorry, Kar, sumpah gue lupa,”

Namanya juga pernikahan tak ada niat seratus persen dari mempelelai, jadi seadanya saja. Yang mana terlintas di kepala, itulah yang diundang, sementara Karin ini jarang bertemu Dio jadi Dio tak ingat kalau Karin itu temannya juga dan memang sebaiknya diundang.

“Ya udah nggak apa-apa, tapi kapan nikahnya?”

“Baru dua bulan yang lalu, Kar,”

“Oalah baru ya, udah isi belum?”

“Isi apaan? Isi ulang galon?”

“Heh gue nanya serius, malah bercanda,”

“Ya gue nggak paham maksud lo,”

“Maksud gue, lo udah jadi bapak belum?”

Dio membelalakkan matanya. Apa? Jadi bapak? Punya status yang sungguh berat kalau dipikul itu? Oh tidak, Dio belum siap. Menjadi ayah dari anaknya Shena tak pernah ada dalam bayangannya.

“Belum, doakan yang terbaik ya, Karin. Oh iya Karin sendiri gimana nih? Jangan lupa undang-undang ya kalau mau serius. Jangan kayak Dio yang ngelupain temannya nggak undang ke nikahannya,”

“Okay siap, Tante, nanti aku undang kalau udah nemu yang pas ya. Soalnya baru putus nih kemarin, Hahahah,”

“Ya udah berarti bukan yang terbaik untuk kamu, Kar,”

“Iya, Tante, malah aku bersyukur putus dari mantan, daripada dilanjut tapi aku nya diselingkuhin terus. Ya mending putus lah, untung aja kebongkar sebelum ke arah yang lebih serius,”

“Lho sama dong kayak Dio. Cuma Dio tuh nutup mata dari kebenaran,”

Dio melirik mamanya dengan kesal. Ia paham arah pembicaraan mamanya yang kembali membahas perselingkuhan mantan kekasihnya padahal Ia tak percaya itu sama sekali.

“Apa-apaan sih, Mama? Ngejelekkin Amira terus,”

******

“Dio, kamu nggak ganti baju dulu? Pakai baju formal untuk tidur? Itu ‘kan udah dipakai keluar rumah, takutnya udah nempel kotoran, terus kena tempat tidur, nggak baik ‘kan untuk kesehatan,”

“Lo bisa diam nggak sih? Jangan ngatur gue bisa nggak?!”

Dio langsung berbaring terlungkup di atas ranjang tanpa mengganti pakaiannya, Shena tidak mengatur, Shena hanya menyampaikan sisi negatif dari hal yang sebenarnya sederhana tapi efeknya bisa jadi luar biasa untuk kesehatan.

Dio mengenakan baju formal yang sudah Ia pakai keluar rumah, walaupun dipakainya tidak seberapa lama, dan hanya dipakai ke ballroom hotel dimana resepsi pernikahan Gani berlangsung. Tapi tetap saja intinya sudah dipakai keluar rumah, lagipula tidak nyaman juga mengenakan kemeja serta celana formal. Lebih nyaman mengenakan baju tidur mengingat saat ini memang sudah waktunya tidur juga.

“Ya udah kalau begitu terserah kamu,”

“Ya emang terserah gue lah, suka-suka gue, lo jangan ngatur. Apapun yang mau gue lakuin, itu hak gue, jadi lo nggak usah ikut campur,”

“Padahal aku cuma ngasih tau aja hal yang kurang baik. Tapi ya udah kalau kamu nggak mau dengar ya nggak apa-apa,”

Shena sudah selesai mengganti bajunya, saatnya Ia beristirahat. Shena berbaring miring menghadap Dio yang ternyata sudah memejamkan mata.

Tiba-tiba Dio membuka matanya dan keningnya mengernyit melihat Shena yang menatap ke arahnya.

“Kenapa lo ngeliatin gue?”

“Nggak apa-apa,”

“Jangan ngeliatin gue!”

Kepala Dio meninggalkan bantal, lalu Ia meraih pembatas yang biasa mereka gunakan yang terletak di dekat kakinya, yaitu guling supaya berada di tengah-tengah dirinya dan Shena.

“Jangan lupa, guling belum dipasang,”

Shena menganggukkan kepalanya. Selalu saja guling yang dibahas kalau malam, sampai bosan mendengarnya.

Setelah pembatas diletakkan, Dio langsung beranjak meninggalkan tempat tidur untuk mengganti pakaian. Shena mengamati pergerakan suaminya. Ia tersenyum melihat Dio meraih baju tidur yang telah Ia persiapkan. Artinya Dio mau mengganti bajunya. Bagus, Shena jadi tidak risih melihat suaminya tidur dengan kemeja dan celana formalnya.

Setelah berganti pakaian, Dio kembali lagi ke tempat tidur dan Shena dengan cepat memejamkan mata. Daripada Dio protes lagi karena Shena menatap ke arahnya lebih baik Ia memejamkan mata ketimbang berganti posisi tidur. Ia nyaman berbaring miring menghadap ke arah Dio.

Dio berbaring terlentang dan meraih ponsel di atas nakas menggunakan tangan kanannya. Shena diam-diam membuka matanya sedikit untuk melihat kesibukan suaminya itu yang ternyata sedang membuka sosial media seorang perempuan yang tak lain adalah mantan kekasihnya sendiri.

Dengan sangat halus Shena menarik napas dan dadanya tiba-tiba sesak. Bagaimana tidak? Ia cemburu melihat suaminya mengamati foto-foto perempuan lain, mengabaikan istrinya yang sudah Ia nikahi secara sah di mata agama dan negara.

“Sekarang Amira lagi dekat sama siapa ya? Belum ada postingan apapun di instagramnya,” gumam Dio yang mampu ditangkap oleh telinga Shena.

Usai mengamati foto-foto di feeds instagram Amira, sekarang Dio beralih melihat story instagram Amira yang ada pembaruan. Begitu Dio buka ternyata isinya hanya foto makanan dua porsi yang berhadap-hadapan. Melihat itu saja pikiran Dio langsung tidak tenang. Dio langsung merasa cemburu karena dugaannya adalah, Amira makan berdua dengan kekasih barunya.

“Dio nggak tidur?”

Dio terkejut ketika mendengar suara yang bersumber dari orang di sebelahnya. Ia pikir Shena sudah tidur, tapi ternyata belum.

“Lo kenapa nggak tidur sih?”

“Belum ngantuk, aku merhatiin kamu aja, kamu nggak sadar ya?”

“Ngapain? Dasar lo tukang ngintip! Padahal udah ada guling,”

“Tapi ‘kan gulingnya ada masih kasih space untuk aku ngeliat ke arah kamu, aku tau apa kamu liat sejak tadi,”

“Apa? Jangan sok tau deh lo,” ujar Dio sambil menekan tombol power ponselnya hingga layar menghitam.

“Foto-fotonya mantan kamu ‘kan?”

Dio menggertakkan giginya. Ternyata benar, Shena mengamatinya sejak tadi, disaat Ia mengira Shena sudah terlelap. Ia terlalu sibuk mengamati foto-foto Amira sampai tidak sadar kalau sebenarnya Shena sedang mengamati kesibukannya itu yang belum bisa melupakan Amira.

“Kalau iya emang kenapa? Hah?”

“Nggak apa-apa,”

“Nggak usah ngintip-ngintip deh lo, kepo banget jadi orang,”

“Emang salah ya kalau aku mau merhatiin suami aku? Lagipula aku ‘kan nggak ganggu spa yang kamu lakuin,”

“Terus lo sakit hati sama apa yang gue lakuin?”

Shena diam sebentar, Ia bingung diantara mau jawab jujur atau tidak. Kalau Ia menjawab dengan jujur, apa Dio tak akan menertawakannya? Dio pasti senang kalau Ia sakit hati. Selama ini ‘kan begitu. Tapi kalau Ia tidak jujur, rasanya berat sekali.

“Jawab! Kenapa lo diam aja?”

“Iya, aku sebagai istri cemburu liat kamu merhatiin foto perempuan lain. Tapi nggak apa-apa kalau itu bikin hati kamu senang,”

Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Bab 124
125 Bab 125
126 Bab 126
127 Bab 127
128 Bab 128
129 Bab 129
130 Bab 130
131 Bab 131
132 Bab 132
133 Bab 132
134 Bab 133
135 Bab 134
136 Bab 135
137 Bab 136
138 Bab 137
139 Bab 138
140 Bab 139
141 Bab 140
142 Bab 141
143 Bab 142
144 Bab 143
145 Bab 144
146 Bab 145
147 Bab 146
148 Bab 147
149 Bab 148
150 Bab 149
151 Bab 150
152 Bab 151
153 Bab 152
154 Bab 153
155 Bab 154
156 Bab 155
157 Bab 156
158 Bab 157
159 Bab 158
160 Bab 159
161 Bab 160
162 Bab 161
163 Bab 162
164 Bab 163
165 Bab 164
166 Bab 165
167 Bab 166
168 Bab 167
169 Bab 168
170 Bab 169
171 Bab 170
172 Bab 171
173 Bab 172
174 Bab 173
Episodes

Updated 174 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Bab 124
125
Bab 125
126
Bab 126
127
Bab 127
128
Bab 128
129
Bab 129
130
Bab 130
131
Bab 131
132
Bab 132
133
Bab 132
134
Bab 133
135
Bab 134
136
Bab 135
137
Bab 136
138
Bab 137
139
Bab 138
140
Bab 139
141
Bab 140
142
Bab 141
143
Bab 142
144
Bab 143
145
Bab 144
146
Bab 145
147
Bab 146
148
Bab 147
149
Bab 148
150
Bab 149
151
Bab 150
152
Bab 151
153
Bab 152
154
Bab 153
155
Bab 154
156
Bab 155
157
Bab 156
158
Bab 157
159
Bab 158
160
Bab 159
161
Bab 160
162
Bab 161
163
Bab 162
164
Bab 163
165
Bab 164
166
Bab 165
167
Bab 166
168
Bab 167
169
Bab 168
170
Bab 169
171
Bab 170
172
Bab 171
173
Bab 172
174
Bab 173

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!