15Juni 2020
Semakin hari, aku yang sibuk akan banyak hal ini tak begitu tau menahu mengenai kabar Sein. Aku tak sempat bertukar cerita, mengirimi Ia pesan atau sekedar meneleponnya sebentar. Begitupun dengan Sein yang sudah mulai melakukan segala aktivitasnya disana. perbedaan rentang waktu yang mengurungkan niat kita berdua untuk tetap mengabari.
Dipikiran ku sekarang, aku merelakan hal itu dan mencoba memahami dan menghargai waktunya disana. Hatiku serasa meronta dan Ingin segera menceritakan banyak hal ke dia, serta mendebatkan hal yang entah dari mana asalnya. Namun banyak hal juga yang membuatku mengurungkan niatku untuk melakukannya.
Suasana kelas yang kian sibuk akan urusannya masing-masing ini membuatku tak begitu memikirkan banyak hal dan hanya ingin membaringkan badanku saja. Maya, Bian, bahkan Askara mereka tak terlihat dimanapun di kelas ini. Setiap sudut hanya berisi kumpulan beberapa anak dengan teman beda kelasnya. Aku ingin membaringkan tubuhku, aku mencari keberadaan yang pas diseluruh penjuru kelas. Dan yaak, aku tidak menemukannya.
Aku menghela nafas pelan, sekujur tubuhku serasa dingin serta pandanganku yang berkunang-kunang, tubuhku goyah dan terjatuh dari atas kursi. Seseorang menghampiriku, tidak hanya dia beberepa yang lainnya juga mulai menghampiriku. Pandangan kabur ini kian lama menggelap dan aku tak ingat apapun setelahnyaa.
...****************...
Nara pingsan, tubuhnya membentur lantai dengan begitu keras. Suaranya yang memecah keramain itu langsung mendapat banyak perhatian dari segala orang disana.
Aksara-- ia kebetulan berada di dekatnya langsung bergegas menghampiri dan memastikan kondisi Nara. Maya dan Bian yang juga sadar langsung menghampirinya juga, mereka bertiga memutuskan untuk membawa Nara ke UKS. Bian menggendong Nara di punggungnya dengan Aksara menjaga Nara agar tetap berada di punggung Bian. Maya hanya berlari memposisikan dirinya tetap di sekitar ketiga orang itu tadi.
Mereka sampai di UKS, Nara di baringkan di salah satu ranjang UKS. Petugas UKS--langsung memeriksa keadan Nara dan mengecek segala hal mengenai badan Nara.
"Ia kecapean..."seru petugas tersebut.
Mereka bertiga sedikit lega, walaupun sebetulnya mereka sangat khawatir akan kondisi Nara yang tiba-tiba jatuh pingsan di kelas. Mereka paham bagaimana kerasnya Nara mencoba berbagai hal baru yang benar-benar tak seorangpun di kelas pernah melihat Nara melakukannya.
Aksara dan Bian undur diri setelah menunggu sekitar 30menit di dalam UKS, sedangkan Maya masih terduduk di samping Nara. Maya masih mengusahakan untuk menghubungi pihak keluarga Nara agar menjemputnya, Maya masih khawatir dan tidak tega jika harus membuat Nara melanjutkan pembelajaran di sekolah sekarang.
"Bu, apa boleh saya antar aja nanti ketika Nara sudah siuman?"seru Maya kepada petugas UKS, Bu Linda. Beliau mengangguk pelan, sembari tetap mengisi sebuah buku teks yang entah berisi apa. Maya paham, dan tetap akan menunggunya siuman. Ia menitipkan pesan kepada Bian agar mengijinkannya untuk tak mengikuti pembelajaran juga, karena ia masih khawatir akan kondisi Nara.
waktu berlalu, Maya yang masih duduk diam di samping Nara mulai bereaksi dengan Nara yang mulai menggerakkan tubuhnya. Mata Nara terbuka pelan, tangannya meraih kepalanya seperti memapahnya karena berat yang dirasa. Maya sigap dan mendorong Nara pelan, agar tetap berbaring.
"Tiduran dulu, pasti pusing." Pinta Maya--posisi Nara yang hampir duduk, langsung kembali berbaring dengan sedikit menyandar.
"May?" suara lirih Nara hampir tak terdengar oleh Maya, tapi Maya membaca gesture bibir Nara yang membuatnya paham akan apa yangg akan disampaikan Nara.
"kamu pingsan Nar, kata Bu Linda kamu kecapean."ujar Maya, memastikan Nara paham dan mengerti apa yang di sampaikanya.
"Kamu tunggu disini ya Nar, aku beresin barang-barang kamu dulu. Aku anter kamu pulang oke"
Maya yang beranjak dari duduknya, sempat di tahan Nara. ia tak begitu menginginkannya, tapi ia tak punya tenaga lebih untuk menahan Maya yang bersih keras untuk mengantarnya pulang.
Nara merasa mual, dan pening di kepala. Bu Linda memberinya air lutih dan dua butir obat yang berbeda bentuk dan warnanya. Nara meminum obatnya dengan perlahan. tak lama ia berbaring dan mulai memejamkan matanya pelan.
hampir 30menit Maya belum terlihat kembali, Nara dengan sabar menunggunya dan memanfaatkan waktu tersebut untuk beristirahat dan memejamkan matanya sebentar.
pintu UKS terbuka pelan, sosok Maya dengan dua buah tas ransel muncul dengan sepucuk surat di tangan kanannya. ia memberikan surat tersebut kepada Bu Linda, beliau membacanya sekilas dan memberikan tanda tangan di sebuah bagian kertas tersebut.
"Jagain dia ya May, buat Nnti kalo masih pening beli obat sakit kepala aja ya. Sama jangan lupa minum vitamin" Bu Linda menolong Maya untuk memapah Nara. Mereka berdua pulang dengan di antar Pak Bondan yang dengan suka rela menawarkan diri untuk mengantarkan keduanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 21 Episodes
Comments