Anara mengganti bajunya dengan panik dan mengendarai motor yang sudah lama hanya terpajang di kontrakannya ke rumah Azkia dengan kecepatan tinggi, melihat bagaimana nada bicara cika dan bahkan dia tidak bisa mengataknnya tampaknya ini masalah serius.
Jantung anara berdegup kencang entah kenapa dia memiliki firasat buruk dan merasa bahwa sesuatu pasti telah terjadi pada Azkia tanpa dia ketahui.
Dia begitu sibuk dengan persiapkan pernikahnnya belakangann ini sehingga tidak memperhatikan ada yang salah, begitu tiba di depan kontrakan Azkia, anara langsung melempar motornya ke samping dan berlari masuk.
Langkahnya melambat ketika melihat pintu yang rusak seperti tlah di buka secara paksa, anara mengatur nafasnya dan perlahan membuka pintu lalu masuk.
“cika sialan jelaskan apa yang terjadi, membuat ku takut setengah mati” Tutuk Anara ketika melihat wajah cika
Dia melihat cika yang sedang merokok di dekat jendela menunjuk kearah meja tanpa meliriknya sedikitpun, yang membuat anara merasa kesal melihat tingkah nya “ada apa dengan mu”?
Cika dalam suasana hati yang buruk saat ini, dan dia juga merasa kesal melihat kebodohan anara saat ini “Tutup mulutmu dan Lihat apa yang ada di atas meja itu”
Memperhatikan wajah jelek cika, anara mendengus sebal dan melihat apa yang ada di meja.
Namun detik berikutnya apa yang dilihatnya membuat senyum anara membeku, tespack kehamilan dan obat penggungur kehamilan.
Sialan apa-apaan!
Dia menunjuk ke arah meja dengan jari gemetar “Cika jangan katakan padaku ini bukan milik mu kan?”
Jika cika berani berkata ya, maka anara merasa bahwa dunia akan menjadi terbalik saat ini juga.
karena dia bahkan tidak pernah melihat cika berkencan dengan siapapun dari mereka berteman hingga sekarang, dari mana datangnya anak ini?
Dia bahkan pernah curiga jika cika menyukai perempuan karena dia tidak pernah menunjukan minat pada laki-laki, bahkan gilang juga pernah cemburu karena dia merasa cika dan anara terlalu dekat.
tapi sekarang apa-apaan! Hamil?
Cika mengirup rokoknya dengan kasar dan berusaha menenangkan emosi secara perlahan, suasana hatinya saat ini sednag buruk dan kebodohan anara benar-benar ingin membautnya memukul seseorang saat ini dia merasa sangat menyesal telah memanggil anara untuk datang.
“Aku menemukan itu di sini, apa kau masih belum mengerti?”
Ananra membeku mendengar itu, dia perlahan duduk dan mengambil nafas dalam-dalam “maksudmu Azkia hamil? dia melarikan diri dan menyembunyikan ini dari kita?” ucapnya dengan histeris
“tepat” jawab cika, dia perlahan duduk di depan anara dan memainkan tespek kehamilan itu ditangannya “Azkia kecil kita begitu polos, dia bahkan belum memiliki kekasih tapi apa artinya tespek ini?” tanya nya dengan muram
Anara tidak menjawab, dia berjalan kearah lemari baju milik Azkia dan semua sudah kosong. Anara mengalihkan perhatian nya melihat ke sekeliling kontrakan Azkia dan mengobrak abrik semuanya tanpa menyisakan satupun.
kini kontrakan Azkia telah seperti habis kemasukan maling, berantakan.
Cika hanya menyaksikan itu dengan santai, anara memiliki penglihatan yang tajam itu sebabnya dia memanggilnya datang, lagi pula dia dan anara berada di kapal yang sama.
Anara melempar semua yang tidak berguna dan membongkar seluruh isi kamar Azkia, hingga setelah waktu yang lama dia menemukan sebuah kertas yang telah di sobek-sobek di bawah tumpukan buku di meja belajar Azkia.
“Benar-benar seperti anjing pelacak, kenapa kamu tidak bekerja sebagai polisis saja?”
Dia benar-benar heran dengan bakat ketajaman yang dimiliki anara.
Anara mengabaikan ejekan cika dan kembali ke meja, dia menyusun kembali kertas yang telah menjadi potongan-potongan kecil itu menajdi utuh
“Ini kesalahan, anak ini tidak berslah. Apa yang harus aku lakukan? Ini semua salahku” anara membacakan apa yang tertulis di kertas itu dengan gigi terkatup.
Banyak terdapat coretan disana dan sepertinya azkia mencoret-coret kertas itu untuk melampiaskan emosinya.
Wajah cika menjadi lebih jelek lagi melihat itu “Seseorang memaksanya?”
“cika apa yang kau dapatkan dari sekitar?”
Cika tidak merasa marah karena anara tidak menjawabnya, dan menceritakan semua informasi apa yang dia dapatkan dari pemilik kontrakan “ beberapa minggu sebelum dia tiba-tiba memutuskan untuk bepergian ke luar negeri dia kembali dengan keadaan yang berantakan di tengah malam, tidak keluar selama beberapa hari, suara tangisan yang sering terdengar daei kamarnya, pergi dalam keadaan tidak sehat”
Anara memukul meja dengan penuh emosi “bajingan mana yang melakukan itu?”
“dilihat dari tulisan itu dan obat yang ada disana, sepertinya Azkia berencana untuk membuang anak itu namun pada akhirnya dia merasa kasihan pada anak yang tidak bersalah itu, jadi dia memilih untuk pergi jauh agar tidak ada yang mengetahui. Entah dia bersembunyi dari kita atau ayah si bayi” kata cika dengan perlahan memberitahukan hasil analisisnya pada anara
Anara terdiam “apa yang akan kita lakukan sekarang?” tanya sambil menatap Cika
Cika bersandar di kursin dan menarik nafas panjang “aku sudah menemukan lokasinya beberapa saat yang lalu, biarkan dia sendiri untuk saat ini dan pantau dari jauh” setelah diam sejenak,cika melanjutkan “kita akan mengurus bajingan itu ketika Azkia siap untuk menceritakam segalanya"
Anara mengeluarkan ponselnya dan menelfon Azkia melihat itu, cika terkejut dan berteriak pada anara “apa yang kamu lakukan?”
“Hallo?”
Anara melirik cika dengan datar yang membuatnya langsung menutup mulut, anara melirik ponselnya dan berkata dngan lembut “Kia, sampai kapan kamu akan bersenang-senang? Pernikahan ku akan dilaksanakan dua minggu lagi, kau benar-benar tidak akan pulang?”
tanyanya dengan nada menyedihkan
“ah, Nara bukannya aku tidak mau tapi sepertinya aku tidak bisa kembali dalam waktu dekat” terdengar suara Azkia menjadi panik di seberang sana
“Kenapa?”
“Aku, aku menemukan sesuatu yang ingin ku lakukan disini. Aku akan kembali ketika ini selesai?”
Semakin banyak azkia berbicara, semakin itu membuat senyuman di wajah anara perlahan menghilang, “hooh menyembunyikan sesuatu dariku?”
Di sebarang telfon Azkia berusaha sebaik mungkin untuk menjawab pertanyaan dari anara, mendengar nada bicara anara yang berubah membuat nya merasakan perasaan bersalah karena ini pertama kalinya dia menyembunyikan sesuatu dari Anara “Maaf anara, aku hanya ingin sendiri untuk sementara”
“Baik” Anara mematikan panggilan telfon itu dan dia mengambil rokok milik cika dan menghirupnya.
Mereka duduk berhadapan untuk waktu yang lama tanpa ada yang berniat membuka pembicaraan terlebih dahulu.
Setelah rokok ditangannya habis, anara melemparnya ke samping dan langsung berdiri.
“Atur sesukamu” ucapnya pada cika sebelum akhirnya meninggalkan tempat itu.
Cika hanya menatap punggung anara dalam diam dan tidak menjawab
Cika mengambil rokok baru dari sakunya dan mematikkan api
“anara sialan itu” batinnya
Anara selalu sangat sensitif dengan masalah seperti ini, dia selalu sangat membenci wanita yang melakukan hal-hal bodoh karena cinta.
Semenjak orang tuanya bercerai dan setelah pernikahan kakak perempuannya hancur, Kebencian anara pada wanita yang mau di bodohi oleh cinta semakin meningkat.
Setelah kembali ke rumah, anara merasa bahwa rubuh rapuhnya akan hancur karena kelelahan , dia langsung tertidur lelap begitu kembali bahkan tidak mandi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments
ig: pocipan_pocipan
ak mampir kak
2023-06-30
0