Tepat setelah pembagian kelompok dilakukan, tak lama kemudian mereka telah mendapat tugas kelompok sehingga setelah mata pelajaran terakhir selesai, Bara memanggil Luna dan Dira yang sedang bersiap-siap pulang.
“Lun,Dir, bisa minta waktunya bentar nggak? Mau bahas ker-kel nih” kata Bara
“Yang pasti jangan hari minggu soalnya hari itu gue udah ada janji” kata Dira dingin
“Sebelum itu, mungkin ada baiknya kita kenalin diri dulu” kata Bara yang membuat Dira Dan Luna menatapnya bingung
“Kita kan udah hampir sebulan sekelas ya kali masih harus ngenalin diri lagi kecuali ada orang bego yang masih nggak tau nama temen sekelasnya sendiri ya gue mungkin bisa ngerti” kata Luna yang diamini oleh Dira.
“Masalahnya orang bego yang lo maksud itu salah satu anggota kelompok kita” timpal Bara seraya menatap Aksa yang sedang membaca komik. Luna dan Dira pun ikut menatap Aksa dengan tatapan tak percaya. Aksa yang merasa diperhatikan pun mengalihkan pandangannya dari komik dan mendapati ketiganya sedang menatapnya pun segera menyadari sesuatu.
“Lo abis ngebacot apalagi sih kampret” kata Aksa seraya memukul lengan Bara.
“Ini Aksa guys, meskipun tampilannya kayak gini, tapi dia aslinya normal kok” kata Bara memperkenalkan Aksa yang membuat Luna tertawa bahkan Dira pun ikut tertawa kecil mendengarnya. Aksa menatap tajam Bara
“Kenalin ini Bara, btw dia itu tampilannya doang yang normal. Ntar kalian bakal tau sendiri kok” balas Aksa.
“Sa, maksud lo tampilannya doang yang normal tuh lo muji gue?” Tanya Bara bingung. Aksa mengusap kepala Bara seraya mengangguk. Bara tersenyum senang.
“Liat kan?” kata Aksa pada Dira dan Luna yang sekali lagi membuat mereka tertawa.
“Gue Luna” kata Luna memperkenalkan dirinya.
“Dira” kata Dira singkat.
“Jadi,rencananya mau kerjain kapan nih? Kalo kelamaan ntar tugas makin banyak loh” kata Luna memulai diskusi.
“Gimana kalo hari jum’at aja? Sepulang sekolah langsung ker-kel” kata Bara
“Dimana? Kafe aja kali ya” kata Luna memberi pendapat
“Menurut gue sih nggak efisien kita kerjainnya di kafe ato tempat umum gitu, selain berisik, kita juga nggak bisa fokus kerjain tugas”timpal Aksa
“Dir, menurut lo gimana?” tanya Bara mencoba memancing
“Gue juga nggak setuju kalo di kafe. Selain 2 alasan yang disebutin tadi, kafe bukan tempat untuk belajar. Yang ada kita ngeganggu pengunjung disana” jawab Dira
“Lo punya rekomendasi tempat yang bagus buat ker-kel,nggak?” tanya Luna penuh harap. Dira tampak berfikir sejenak.
“Ada nggak diantara kalian yang punya rumah yang dimana kita berisik nggak bakal ngeganggu dan dengan kualitas wifi yang baik? Dengan karakter lo, bisa dipastiin ker-kel kita bakalan berisik dan kita butuh wifi yang bagus buat nyari referensi” jelas Dira sambil menatap Bara.
“Maksud lo, gue berisik nih?” tanya Bara tak terima.
“Makasih udah memperjelas” jawab Dira singkat yang membuat Bara melongo tak percaya.
“Udah udah… sekarang kita fokus aja ama ker-kel” kata Luna mencoba melerai.
“Gue tahu tempat dengan kriteria yang lo sebut tadi” kata Bara mencoba tenang.
“Dimana?” Tanya yang lainnya bersamaan. Bara menatap Aksa dengan tatapan penuh arti. Mendapat tatapan seperti itu membuat Aksa sedikit menjauh dari Bara.
“Jangan bilang….”
“Bener! Rumah Aksa! Wifi dirumah Aksa tuh lancar kayak jalan tol, terus karena nih bocah mainnya ama komik mulu, bonyoknya bakal nangis bahagia kalo ada manusia selain gue yang datang kerumah dia. Semakin berisik kita, semakin bahagia mereka. Kenapa? Karena akhirnya si Aksa bisa berisik juga” kata Bara semangat.
“Lo nggak ada niatan gitu buat pecat dia jadi temen?” Tanya Dira dengan wajah datar
“Gue udah sering mecat dia tapi dia datang mulu buat ngelamar jadi temen gue” jawab Aksa dengan wajah tak kalah datar
‘Ah…. Jadi lo terima dia jadi temen lo karena kasihan? Baik juga lo” kata Dira
“Permisi… orang yang lo berdua ghibahin ada disini,oke? Gue bisa denger semua yang lo berdua bilang. Dan lo,Sa, harusnya lo tuh seneng bisa temanan ama gue bukannya ikut-ikutan ngehina gue” protes Bara tak terima.
“Bar… lo nggak tau ya kalo lo itu tipe temen yang bikin susah?” komentar Luna
“Kalian jahat!” kata Bara seraya memasang wajah sedih.
“Jadi fix hari Jum’at sepulang sekolah dirumah gue” kata Aksa mengabaikan Bara.
“Oke” balas Dira dan Luna bersamaan.
“Jahat!” kata Bara yang membuat ketiganya tertawa. Luna menatap Dira yang sedang tertawa. Ia tidak menyangka Dira dapat tertawa seperti itu. Luna merasa sedikit lebih dekat dengan Dira. Ia senang bisa bergabung dengan kelompok Bara.
‘Gue minta nomor lo berdua dong” kata Bara seraya mengeluarkan hp nya.
“Gue nggak punya hp” kata Dira cepat
“Gue juga” timpal Luna yang membuat Bara kembali kesal.
“Gue mau bikin grup WA bukan mau PDKT- in kalian woiii” kata Bara
“Oh… Kirain” kata Dira dan Luna bersamaan. Hal tersebut membuat Bara semakin kesal. Keduanya tertawa melihat reaksi Bara. Mereka pun memberikan nomor mereka kepada Bara.
“Kalau gitu gue ama Indi balik ya. Bye…” kata Luna seraya menggandeng Dira yang membuat gadis cantik itu terkejut namun tak menepis tangan Luna.
“Ndi, gue boleh minta nomor lo juga nggak?” tanya Luna saat tiba di gerbang sekolah. Dira menatap Luna tanpa ekspressi “Kita kan sebangku, misalnya gue nggak masuk, gue bisa WA lo buat izinin gue ke guru”jelas Luna panik.
“Mana hp lo?” kata Dira yang membuat Luna dengan cepat mengeluarkan hp nya dari saku. Dira mengetik nomornya kemudian mengembalikannya pada Luna yang diterimanya dengan senang hati.
“Thanks” kata Luna
“Lo balik naik apa? Mau bareng?” ajak Dira yang kali ini Luna lah yang terkejut.
“Makasih, Ndi, tapi kita beda arah. Tenang aja kok, gue udah pesen ojek online” kata Luna senang
“Kalo gitu gue duluan ya” kata Dira pamit seraya berjalan menuju parkiran
“Hati-hati” kata Luna yang membuat Dira menghentikan langkahnya dan berjalan kembali menuju ke Luna. “Kenapa, Ndi?” tanya Luna bingung.
“Thanks udah ajakin gue masuk dikelompok. Gue balik ya. Bye…” kata Dira seraya berlalu. Luna yang mendengar hal tersebut hanya dapat mematung, tak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar.
***
Aksa sedang berjalan menuju parkiran sambil tak melepaskan pandangannya dari komik yang berada ditangannya. Bara sedang latihan basket sehingga Aksa pun memutuskan untuk pulang lebih dulu. Tidak seperti Bara yang aktif di ekstrakurikuler, Aksa yang bergabung di Mading sekolah memutuskan berhenti sejak kenaikan kelas dengan alasan harus fokus belajar untuk persiapan UN. Ya alasan klise sebenarnya namun itu cukup efektif.
Karena keasyikan membaca tanpa sengaja Aksa menabrak seseorang hingga komik yang ditangannya terjatuh ke tanah.
“Sorry” kata Aksa seraya memungut komiknya.
“Lo jalan sambil baca komik? Untung yang lo tabrak gue kalo yang lo tabrak tong sampah gimana?” kata orang yang Aksa tabrak.
“Lo ternyata…” kata Aksa setelah mengetahui identitas orang yang ia tabrak.
“Siapa coba?” tanya orang tersebut.
“Dora” jawab Aksa penuh percaya diri.
“D-I-R-A” koreksi orang tersebut yang ternyata Dira. “Becanda lo garing” lanjut Dira.
“Lo sendirian? Luna mana?” Tanya Aksa seraya memperhatikan sekeliling Dira
“Di gerbang sekolah lagi nungguin ojol pesanannya datang” jawab Dira seraya berjalan menuju mobilnya.
“Lo nggak pulang bareng ama dia? Bener-bener teman yang baik” sindir Aksa
“Udah gue ajakin tapi dia nolak katanya arah rumah gue ama dia beda” kata Dira berusaha tenang meski sedikit kesal mendengar sindiran Aksa.
“Yakin dia nggak mau karena arah rumah kalian beda? Bukan karena…”
“Apapun alasan dia bukan urusan lo” potong Dira cepat. Ia sudah tidak dapat bersikap tenang karena tahu apa yang akan Aksa ucapkan selanjutnya
“Gue bukan mau…”
“Dira” tiba-tiba saja seseorang memanggil Dira yang membuat Aksa dan Dira mencari sumber suara. Dan mereka menemukan seorang dengan perawakan tinggi mendekati mereka.
“Dafa? Ngapain kamu disini? Bukannya kamu ada ekskul ya?” Tanya Dira pada sosok yang baru saja tiba didekat mereka.
“Ini aku abis ambil kabel di mobil. Kamu sendiri kok belum balik? Dia siapa?” Tanya sosok bernama Dafa itu seraya menatap Aksa dengan pandangan tak suka.
“Tadi abis diskusiin soal ker-kel makanya telat keluar kelasnya. Dan ini Aksa, aku sekelompok ama dia” jelas Dira
“Oh gitu. Sorry bro, gue pikir lo gangguin cewek gue” kata Dafa meminta maaf
“Santai aja. Lagian dengan karakternya dia, gue yakin nggak ada yang berani gangguin dia” kata Aksa yang membuat Dira menatapnya kesal. “Ya udah gue duluan” kata Aksa pamit seraya berjalan menuju mobilnya.
“Apaan sih tuh orang? Beb, mending kamu jangan dekat-dekat ama tuh orang. Aneh dia” kata Dafa
“Iya, lagian aku juga ngobrol ama dia cuma bahas tugas kelompok aja kok. Ya udah gih, kamu masuk, aku udah mau balik”kata Dira seraya tersenyum tipis. Dafa mengangguk mengerti.
“Ya udah kamu hati-hati dijalan. Kalo udah sampai rumah, kasih tau ya” kata Dafa seraya berlalu. Tepat saat itu, sebuah mobil Honda Jazz putih melintas yang dimana Dira tahu, ada Aksa didalamnya.
“Tuh anak ada masalah apa sih ama gue? Udah salah nyebut nama, nyindir gue mulu pula. Dasar Otaku!” umpat Dira dalam hati.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments
abdan syakura
Otaku tu apaan Thor???
2023-06-14
0