BERBEDA

Sudah sebulan sejak tahun ajaran baru berlalu, namun tidak ada tanda-tanda Dira dan Luna menjadi akrab meskipun mereka teman sebangku.

Selama ini hanya Bara yang menemaninya ngobrol, mungkin hal yang sama juga dirasakan oleh Bara karena selama sebulan, Luna tidak pernah mendengar Aksa dan Bara ngobrol layaknya teman lama.

“Lo berdua beneran temenan dari kecil kan? Yakin bukan baru sebulan yang lalu?” tanya Luna meragukan pertemanan Bara dan Aksa.

“Aksa emang anaknya kayak gini kalo belum terbiasa. Kalo udah terbiasa juga, sintingnya keluar” jawab Bara yang membuatnya mendapat timpukan komik dari Aska.

“Sorry, lo denger ya yang barusan gue bilang?” kata Bara tanpa rasa bersalah.

“Kayaknya bukunya kurang tebel deh” balas Aksa seraya mencari buku yang tebal dalam tasnya. Bara segera merengek.

“Sakit, Sa” rengeknya.

Luna tertawa melihat hal tersebut. Ia bisa merasakan pertemanan Aksa dengan Bara sementara dirinya masih belum mempunyai teman.

“Indi… bisa periksa tugas fisika gue, nggak? Soalnya jam ke 2 mata pelajarannya Pak Enal, dia kan killer” kata Luna mencoba memulai pembicaraan. Jujur saja, ia iri dengan Bara. Ia juga ingin akrab dengan Dira.

“Mana?” tanya Dira. Luna senang karena Dira memberikan respon. Tadinya ia khawatir Dira akan mengabaikannya.

“Ini, Dir… makasih sebelumnya” kata Luna senang.

“Lo tuh jadi orang konsisten dikit. Baru aja lo manggil gue Indi, nggak lama lo manggil gue Dira” protes Dira yang membuat Luna bingung.

“*Sorry*… kirain lo nggak suka dipanggil Indi. Ya udah, mulai sekarang gue bakal manggil lo Indi, tenang aja” jelas Luna.

“Terserah” balas Dira singkat.

“*Siapa sih yang nyiptain tuh kata TERSERAH*?” pekik Luna dalam hati.

Dira memeriksa tugas fisika Luna. Sejujurnya, Dira tidak semenakutkan seperti gossip yang beredar. Dira adalah anak pemilik yayasan tempat Luna bersekolah. Gadis cantik dengan rambut panjang sepunggung, dengan kulit putih dan tinggi semampai bak model namun terkenal dengan attitude yang buruk. Sejak kelas satu Luna selalu mendapati gadis itu seorang diri tanpa teman, bahkan Luna ragu jika Dira memiliki teman karena menurut gossip yang beredar Dira sering menindas orang yang tidak ia sukai. Makanya tidak ada yang berani mendekatinya karena takut tidak disukai karena sekali Dira tidak menyukaimu, kau berakhir dengan dipindah sekolahkan.

“Soal nomor 3 harusnya lo pakai rumus ini nih. Ubah gih mumpung Pak Enal belum datang” kata Dira seraya menyodorkan buku tugas Luna.

“Thanks, Ndi” kata Luna. Ia pun segera mengikuti arahan Dira untuk mengubah jawabannya yang keliru. Meskipun Dira anak pemilik yayasan dan terkenal dengan sifatnya yang buruk tapi dia termasuk murid yang pintar.

Tiba-tiba saja, Bu Indah yang merupakan wali kelas XII IPA 4 masuk yang membuat semua murid terkejut.

“Bu, sekarang bukan jam-nya Ibu tapi Pak Enal” teriak salah satu murid.

“Iya, Ibu tahu. Hari ini ada rapat guru jadi kelas akan kosong sampai pelajaran ke 4. Dan Ibu yakin kalian akan mengisi waktu kosong itu dengan bermain-main jadi Ibu akan…”

“Jangan bilang bakal ada tugas? Bu, kami sudah kelas XII, yang kami butuh bukan tugas tapi belas kasihan” kata Bara

“Ada-ada aja kamu, Bara. Memang benar ini ada hubungannya dengan tugas. Kedepannya kalian akan memiliki banyak tugas baik tugas individu maupun tugas kelompok. Dan Ibu rasa, untuk meminimalisir waktu dan tenaga kalian, Ibu ingin kalian membentuk 1 kelompok yang dimana, kelompok itu bakal jadi kelompok permanen kalian kedepannya nanti” jelas Bu Indah yang membuat seluruh siswa kebingungan.

“Bu, maaf nih. Otak saya nggak nyampe ama penjelasan yang Ibu berikan maklum kapasitas otak saya hanya 4Gb aja” celetuk Bara.

" Itu juga udah full ama videp porno,Bu" balas Dani yang membuat sekelas tertawa.

“Diam semua” tegur Bu Indah.

“Jadi, contohnya Ibu kasih kalian tugas kelompok nah di pelajaran lain ada tugas kelompok juga, daripada kalian membentuk kelompok berulang kali, Ibu mau kalian buat satu kelompok permanen, jadi mau ada tugas kelompok mata pelajaran apapun, kalian nggak perlu lagi membentuk kelompok karena udah ada kelompok yang paten. Takutnya kejadian kayak tahun kemarin, karena setiap mata pelajaran kelompoknya berbeda-beda, akhirnya kalian yang keteteran buat atur jadwal kerja tugas” jelas Bu Indah panjang lebar.

“Bosan dong,Bu... liat muka yang sama mulu” kata Bara yang disambut sorak setuju oleh siswa lain.

“Gini deh, Bara. Bayangin, kamu ada latihan basket, tapi disisi lain kamu ada jadwal kerja tugas kelompok Bahasa Inggris di rumah Aksa tapi kamu juga ada jadwal kerja tugas Bahasa Indonesia di rumah Dani, mungkin Aksa bisa terima alasan kamu nggak ikut kerja tugas tapi kelompok lain belum tentu mau kan? Yang pusing siapa? Yang ribet siapa? Kamu kan?” kata Bu Indah. Bara mengangguk mengerti.

“Sekarang saya mengerti,Bu” kata Bara keras.

“Ah, Lo mah Bar, kalo udah bahas basket aja langsung ngerti” kata Dani, salah satu anak basket.

“Jadi, gimana? Kalian setuju mau buat kelompok permanen atau bagaimana?” tanya Bu Indah seraya mengedarkan pandangannya keseluruh kelas. Dani mengangkat tangannya.

“Saya sebagai Ketua Kelas dan secara pribadi setuju dengan adanya kelompok permanen ini, selain menghemat tenaga dan waktu juga menghemat uang. Cukup beli gorengan 10 ribu, dua tiga tugas terselesaikan” kata Dani setuju.

“Bilang aja lo pelit” kata Bara menimpali yang membuat kelas kembali tertawa.

“Kalau begitu Ibu anggap kalian setuju ya? Untuk lebih efektif dan menghindar tugas kelompok dimana hanya berkelompok tapi satu orang saja yang kerja, maka minimal anggota kelompok sebanyak 3 orang dan maksimal 4 orang. Dan yang mempresentasikan bukan hanya satu orang yang sama tapi secara bergiliran” kata Bu Indah yang membuat semua murid protes.

“Ya Ibu… kan IQ kita kan beda-beda,Bu” protes Dani

“Kalau kalian yang kerjain sendiri ya pasti nggak perlu takut untuk naik presentasi kan? Kecuali kamu cuma nebeng nama aja di sampul kelompok pasti bakal nggak berani buat presentasi. Iya kan, Dani?” balas Bu Indah yang membuat Dani hanya tersenyum malu.

“Tolong kumpulkan nama-nama anggota kelompok kalian di Ketua Kelas. Ibu ingin nama-nama tersebut sudah terkumpul saat mata pelajaran Ibu nanti. Kalau begitu, kalian belajar mandiri dulu, jangan ribut dan jangan berkeliaran” lanjut Bu Indah seraya meninggalkan kelas.

Seketika kelas pun menjadi ribut, ada yang bermain tiktok, ada yang tidur, ada yang ke kantin, ada yang nge-ghibah dan berbagai macam kegiatan “*mandiri*” lainnya. Luna pun melihat ke sekitarnya dan ia pun merasa terkucilkan. Pasalnya, karena sosok Dira dikenal menakutkan, hal tersebut membuat yang lain enggan berurusan dengannya dan hal itu berdampak pada Luna. Pernah ada sebuah tugas kelompok, saat ia ingin bergabung dengan kelompok yang lain, dirinya ditolak dengan alasan Luna teman sebangku Dira.

“Indi, lo mau sekelompok ama gue nggak?” tanya Luna tanpa basa basi.

“Ok” jawab Dira singkat. Luna tersenyum senang namun tak berlangsung lama karena kelompoknya masih kekurangan anggota.

“Lo mau gabung ama kelompok gue ama Aksa, nggak?” tanya Bara tiba-tiba yang membuat Luna terkejut.

“Serius?” tanya Luna tak percaya

“Seriuslah. Mau nggak?” tanya Bara lagi

“Ndi, gimana? Mau nggak gabung ama kelompok mereka?” kata Luna menanyakan pendapat Dira.

“Terserah”jawab Dira singkat.

“Ya udah gue ama Indi gabung ama kelompok lo ya”kata Luna senang. Bara pun ikut senang.

“Oke! Gue tulis ya nama lo berdua terus gue kasih ke Dani” kata Bara kemudian menulis nama Dira dan Luna di kertas kemudian menyerahkannya ke Dani.

“Sa, ke kantin yuk!” ajak Bara pada Aksa yang sedang asyik membaca komik. Aksa pun mengangguk setuju. Mereka berdua pun segera menghilang di balik pintu. Luna menatap kepergian mereka dengan tatapan iri.

“Gue juga pengen deh ke kantin bareng temen” keluh Luna dalam hati sambil menatap Dira yang sedang asyik bermain hp.

...***

...

“Lo ada modus apa ngajakin cewek masuk ke kelompok kita? Bukannya lo alergi cewek?” tanya Aksa dalam perjalanan ke kantin

“Sorry nih ya Sa, yang alergi cewek itu lo bukan gue! Tolong jangan memutar balikkan fakta” jawab Bara tak terima.

“Tetep aja, tumben banget ngajakin cewek gabung ke kelompok kita. Biasanya lo paling nggak mau ada cewek soalnya lo bilang cewek tuh ribetlah, inilah itulah”kata Aksa

“Gue kasihan doang ama si Luna” kata Bara

“Luna? Siapa tuh?”

“Cewek rambut sebahu yang duduk didepan gue, Sa! Gila nih anak, nama temen meja depannya aja kagak tau”

“Nggak penting! Terus lo kenapa kasihan ama dia?”

“Lo nggak tau kalo dia dikelas dikucilin gara-gara sebangku ama Dira?” balik Bara yang bertanya. Aksa memasang wajah bingung.

“PLEASE JANGAN TANYA DIRA ITU SIAPA?” potong Bara cepat seolah dapat membaca pikiran Aksa.

“Kok lo bisa tahu? Padahal gue baru mau nanya” kata Aksa polos.

“Bunuh aja gue,Sa! Bunuh!” kata Bara dramatis.

“Serius gue, kampret” tegas Aksa yang membuat Bara kembali serius

“Dira itu yang duduk didepan lo. Nah yang sebangku ama dia namanya Luna. Dira itu anak pemilik yayasan sekolah kita. Emang sih luarnya tuh perfect secara dia kan cantik tuh tapi tuh anak nggak ada akhlaknya banget. Terus kalo misalnya nih ya, lo berantem ama dia hari ini, minggu depan lo udah nggak ada disekolah ini” jelas Bara singkat

“Dibunuh?” Tanya Aksa terkejut.

“PINDAH SEKOLAH! PINDAH SEKOLAH! Kalo Dira sampai ngebunuh mah dia nggak ada disekolah tapi di penjara. Kebanyakan baca Detective Conan lu” omel Bara kesal.

“Terus?”

“Karena sifat Dira kayak gitu,jadi nggak ada yang mau dekat apalagi temenan ama dia. Katanya sih di kelas sebelumnya dia selalu duduk sendiri karena gak ada yang mau sebangku ama dia”

“Dora yang nggak ada akhlak terus kenapa si Luca yang dikucilin?” Tanya Aksa lagi.

“Dira…Dira… bukan Dora tapi DIRA! Terus Luna bukan Luca. LUNA! Lo lulus UN secara jujur kan? Ijazah SD ama SMP lo bukan Ijazah tembak kan? Gimana caranya sih lo lulus dengan otak yang minta di bedah kayak gitu?” kata Bara kembali dibuat kesal.

“Oke, gue salah. Es Teh nya 2 ya, Mbak” kata Aksa seraya memesan minuman begitu mereka sampai di kantin. Sementara Bara mengambil beberapa gorengan di piring kemudian duduk di meja kantin.

“Terus? Gimana lanjutannya?” Tanya Aksa sambil makan gorengan.

“Lo tadi nanya apa? Lupa gue saking keselnya ama lo. Ah…. Kenapa si Luna yang di kucilin padahal si Dira yang bermasalah? Simple… karena si Luna sebangku ama Dira. Jadi anak-anak mikirnya ya Luna akrab ama si Dira” jawab Bara

“Terus apa hubungannya dengan lo ngajakin mereka gabung ama kelompok kita? Udah tau kalo yang satu dikucilin eh nggak… dua-duanya dikucilin, masih aja diajak gabung” Tanya Aksa lagi.

“Kasihan aja”

“Kasihan?”

“Kasarnya mereka berdua kan dikucilin nih di kelas sementara tiap kelompok minimal 3 orang dan maksimal 4 orang, lo fikir anak-anak dikelas bakalan ngajakin mereka buat sekelompok gitu padahal buat say hai aja ogah? Lagian nggak ada ruginya ngajakin mereka gabung, meskipun Dira nggak ada akhlak tapi otak dia encer, nggak kayak seseorang yang otaknya membeku” sindir Bara

“Ada ucapan terakhir?” ancam Aksa yang membuat Bara tertawa. “Btw Bar, gue baru tau kalo lo tuh ternyata tukang ghibah juga ya” lanjut Aksa

“WHAT? TUKANG GHIBAH?”

“Buktinya lo tau banyak tuh soal mereka berdua”

“Nggak kayak lo yang cuma temenan ama komik dan gue,satu-satunya temen manusia lo, gue punya banyak temen. Si Dani, ketua kelas kita, dia kan anak basket juga, dia sering cerita sama gue soal Dira dan Luna. Soalnya dia bingung harus gimana biar anak-anak yang lain mau berteman ama mereka. Ntar dikira kelas kita ngebully mereka berdua lagi”

“Oh… jadi lo temen ghibahnya si Dani”

“Kampret lo! Udah gue jelasin panjang kali lebar kesimpulannya gue disebut tukang ghibah juga”

“Ngomongin orang dibelakangnya kalo bukan nge-ghibah ya apalagi? Makasih Mbak” kata Aksa begitu minuman pesanan mereka datang. “ Nih Es Teh lo”

“Ada teh sianida nggak ? Padahal tadi dia juga ngomongin Dira ama Luna” gerutu Bara dalam hati.

...***

...

Terpopuler

Comments

abdan syakura

abdan syakura

😂🤣🤣🤣
lucu...lucu...
Tak kira Bara itu pendiam,cool kyk kulkas gk berpintu...
ternyata Ancur juga . ..

2023-06-14

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!