Hey Toni, Kenapa pesanan yang harus di kirim ke Belanda pagi ini belum selesai di proses?" Tanya seorang pria dengan suara beratnya menahan emosi. Toni adalah sahabat sekaligus orang yang menjadi tangan kanan yang membantu menjalankan bisnisnya.
"Saya tidak mau tau. Kau bereskan saja. Semua pesanan itu harus sudah di kirim sore ini" Lanjutnya lalu mematikan sepihak sambungan telefonnya.
Dia kemudian kembali fokus mengotak atik laptop di depannya. Wajah yang terlihat maskulin juga menawan itu terhalang dengan rambutnya yang mulai memanjang. Sepertinya dia belum sempat merapikan rambutnya.
Ya, pria itu bernama Sakha. Dia adalah penerus kepemilikan dari sebuah perusahaan yang bergerak di bidang jasa ekspor dan impor barang. Lebih tepatnya perusahannya hanya melakukan pengiriman barang dari atau menuju ke luar negri. Namun tak jarang koleganya meminta Sakha secara pribadi memasok beberapa macam produk untuk di kirim ke negaranya.
Took...
Took...
Took...
"Ya" Jawab Sakha singkat
"Pak, saatnya bersiap untuk meeting karena klien anda sudah berada di loby" Ucap sekretarisnya mengingatkan.
"Hm, baiklah. Kau duluan saja" Perintahnya.
Sakha membereskan laptopnya kemudian memakai jas yang sebelumnya dia letakkan di sandaran kursi. Tak lupa dia juga mengikat rapi rambutnya yang mulai memanjang itu.
Sekarang dia sedang berada di Kanada untuk membangun anak cabang perusahaannya. Perusahaan Sakha memiliki banyak anak cabang. Selain berada di Asia, Australia dan Eropa, anak cabang perusahannya juga sudah masuk ke beberapa negara di Amerika.
Sakha adalah sosok yang dikenal dingin, tegas dan menyebalkan. Pasalnya apapun yang ia perintahkan harus di selesaikan saat itu juga. Dia juga tak berkomunikasi dengan banyak orang di kantor. Hanya beberapa orang kepercayaannya saja yang sering ia ajak berkomunikasi.
Di balik sikap menyebalkannya itu, sebenarnya Sakha adalah sosok yang sangat perhatian pada orang - orang di sekitarnya.
Drttttt.....
Drrtttt.....
Ponselnya terus saja bergetar sesaat setelah ia menyalakannya. Saat meeting, Sakha selalu menonaktifkan ponselnya.
"Ya, ada apa?" Tanyanya saat ia mengangkat telefon.
"Hmm baiklah, aku yang akan mengurusnya" Jawabnya setelah beberapa saat mendengarkan penuturan dari seseorang di sebrang telefon.
Dia kembali mengecek pesan dan log panggilan di ponselnya setelah menerima telefon dari salah satu orang kepercayaannya. Matanya tertuju pada pesan dan jejak panggilan dari seseorang yang sudah ia anggap kakaknya sendiri.
[Kalau kau senggang tolong hubungi aku] Isi pesannya.
"Hmmm tumben? Apa sesuatu terjadi padanya?" Batinnya sambil mengerutkan dahi. Iapun langsung menekan tombol hijau guna menghubungi orang itu.
"Hallo, ada apa kak? Apakah kesibukan kakak sudah berkurang sehingga sempat untuk menghubungiku?" Kelakarnya saat sambungannya di angkat oleh seseorang di ujung telefon sana.
"Hahaha, sial kau. Apa kau ada waktu?" Tanya orang itu.
"Berani bayar berapa untuk meminta waktuku yang berharga ini?" Tanyanya lagi.
"Apakah kau tidak merindukan kakakmu yang paling cantik ini?" Goda wanita itu.
"Waah aku sangat merindukan kakakku ini. Tetapi dia sangat sibuk merindukan tunangannya hingga sudah beberapa minggu aku pindah ke kota yang sama dengannya, dia tak kunjung datang menemuiku" Jawab Sakha meledek.
"Hey, apa kau ingin wajah tampanmu itu ku sapu dengan tendanganku? Kenapa kau baru bilang kalau kau sudah pindah? Dan juga kau kan tau di mana rumahku, lantas kenapa tidak kau yang berkunjung?" Cecar wanita itu geram.
"Hahaha, baiklah - baiklah. Tenangkan dulu dirimu kak, jangan emosi. Aku tidak ingin melihat wajahmu keriput dimana-mana sebelum kau menikah. Maafkan adikmu yang belum sempat untuk berkunjung ini." Ucap Sakha sambil terkekeh.
"Apa yang ingin kakak bicarakan?" Tanyanya lagi.
"Aku ingin mengenalkanmu pada seseorang yang ingin berkerja sama denganmu. Barang kali kau akan tertarik berkerja sama dengannya nanti. Dia menampung hasil produksi dari UMKM" Jelas wanita itu.
"Hmmm akan aku usahakan minggu depan untuk bertemu kak. Saat ini aku sedang berada di Kanada" Kata Sakha.
"Apakah kau sedang berlibur dengan kekasihmu?" Tanya si wanita di ujung telefon.
"Aku sudah tidak bersama wanita sial itu lagi kak. Dia sudah menghianatiku" Ucapnya geram.
"Bhahahahahaha. Bagaimana bisa pria sepertimu dihianati wanita?" Terdengar suara tawa keras dari telefon.
"Aaah sudah lah jangan tertawai aku. Nanti kalau aku sudah berada kembali di Indonesia aku akan menghubungi kak Sofia. Oh iya kirimkan saja proposal tentang perusahaan dan produk-produk yang biasa di ekspor oleh kenalan kakak itu ke emailku oke, bye!" Katanya lalu mematikan sambungan telefonnya.
Ya. Seseorang yang Sakha anggap kakaknya itu adalah Sofia, putri dari sahabat papanya. Sedari kecil mereka memang sangat dekat, kebetulan rumah mereka saat itu bersebelahan. Sering kali Sakha bermain hingga seharian di rumah Sofia, tak jarang juga ia menginap disana walaupun rumahnya bersebelahan. Namun, semenjak kakeknya meninggal, Sakha dan keluarganya harus pindah untuk menemani sang nenek yang tinggal sendirian.
Beberapa waktu lalu ia kembali bertemu dengan Sofia saat Sofia berkunjung ke kota tempat ia tinggal. setelah kurang lebih tujuh tahun mereka hanya sesekali berkomunikasi via ponsel.
Setelah ia di tugaskan menjadi CEO di perusahaan yang di bangun ayahnya, Sakha memutuskan untuk membeli apartemen mewah yang berada di kota yang sama dengan Sofia agar lebih mudah menjalankan bisnisnya yang berpusat di kota itu.
Sakha kembali melanjutkan pekerjaannya. Ia harus cepat dan tak boleh gagal, karena masih ada dua negara lagi yang harus ia kunjungi dalam perjalanan dinas kali ini.
Usia Sakha memang terbilang muda, baru menginjak dua puluh lima tahun. Namun ia tak pernah gagal membangun bisnisnya di negara lain karena kemampuan Sakha yang sudah mumpuni, juga pengetahuannya yang luas di bidang pekerjaan yang dia geluti ini.
Took..
Took..
Took..
"Ya" Jawab Sakha yang selalu singkat.
"Pak, ada seseorang yang mencari anda." Kata sekretarisnya
"Siapa?" Tanya Sakha singkat.
"Maaf pak, saya belum pernah bertemu sebelumnya" Jawab sekretarisnya
"Hmm, suruh dia masuk" Perintah Sakha pada sekretarisnya. Tak lama masuklah seorang pria tegap berkebangsaan Amerika itu.
"Selamat siang tuan Sakha" Sapa Edwin. Edwin adalah salah satu rekan bisnis Sakha yang tinggal di UK. Dia kerap kali meminta Sakha secara pribadi untuk mencarikan bahan baku produksi untuk pabrik besarnya.
"Selamat siang tuan" Sakha menyambutnya dengan jabatan tangan. Ini adalah kali kedua mereka bertemu. Sebelumnya mereka bertemu saat berada di Bursa Bisnis Internasional.
"Apa yang kau lakukan disini? Kenapa tidak mengabariku?" Tanya Edwin.
"Maafkan aku tuan, aku tak lama. Aku kemari hanya untuk meeting dengan perusahaan yang akan membantu menangani anak cabang perusahaanku" Jawab Sakha.
"Thomas Corporate maksudmu?" Ucap Edwin dengan tersenyum.
"Bagaimana kau tau?" Tanya Sakha menaikan sebelah alisnya.
"Hmm ya, itu adalah perusahaan milik kakak iparku. Tenang saja, aku akan merekomendasikan perusahaanmu. Dia pasti tidak akan menolak melihat kinerjamu yang luar biasa" Kata Edwin.
"Baiklah aku percayakan padamu tuan. Ngomong-omong apakah kau sedang ada perjalanan dinas di Kanada?" Tanya Sakha.
"Ya benar, ada beberapa hal yang harus ku urus disini sekaligus aku mengunjungi kakakku yang ada di sini. Lalu aku mendengar tentang perusahanmu yang akan membangun anak cabang di sini dari kakak iparku" Jelas Edwin.
Sakha hanya mengangguk - anggukan kepala tanda mengerti. Mereka mengobrol sambil meminum kopi yang sudah tersedia dimeja. Tak terasa sudah satu jam mereka berbincang-bincang mengenai bisnis.
"Sampai kapan kau akan berada di sini?" Tanya Edwin.
"Malam ini aku sudah harus berangkat ke Perancis" Ujar Sakha.
"Sayang sekali kita tidak sempat makan malam dan berbincang lebih lama lagi. Kabari aku jika kau berkunjung ke UK. Akan ku ajak makan bersama dan akan ku kenalkan dengan istri juga anakku. Sekarang aku permisi dulu, masih ada sesuatu yang harus ku urus." Kata Edwin berpamitan.
"Baiklah, sampai bertemu di lain kesempatan" Jawab Sakha lalu mengantar tamunya itu menuju pintu keluar ruangannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments