Dicintai CEO Dingin
Bughh...
Seorang gadis tiba - tiba saja menjatuhkan diri tepat di sebelah pria yang sedang sibuk dengan laptopnya. Pria itu melirik sekilas untuk melihat siapa yang sudah mengguncaang sofanya.
"Kamu kenapa sih Rai?." Tanya pria tampan yang masih sibuk dengan laptopnya.
"Aku capek banget hari ini. Setoran sampel dari UMKM menumpuk. Banyak sekali yang belum di sortir." Keluh Rainun sambil bergelendot pada abangnya yang masih mengotak atik laptop.
Rainun, gadis berhijab berusia 23 tahun. Bertubuh proporsional memiliki tinggi seratus lima puluh lima senti meter dengan kulit yang putih. Berparas cantik dengan hidung mancung yang diperindah dengan mata besar serta bulu mata yang lentik, membuat siapa saja akan betah berlama - lama memandangnya.
"Memang pegawaimu kemana?." Tanya Raihan yang masih berkutat dengan laptopnya. Raihan adalah kakak Rainun yang biasa dia panggil Abang.
"Ya ada bang, tapi semenjak berkurang satu orang jadi terasa lebih berat. Mbak Salma sudah cuti seminggu yang lalu karena sebentar lagi akan melahirkan." Jawab Rainun dengan wajah lesu lalu menghempaskan tubuhnya pada sandaran sofa.
Raihan pun menghentikan aktifitasnya dan melihat adik kesayangannya yang sedang memejamkan mata di sebelahnya.
*flashback on
1 mingu yang lalu,
Tok..
Tok..
Tok..
"Iya masuk." Si empunya ruangan mempersilahkan.
"Apakah kamu sedang sibuk, Rai?" Tanya seseorang sambil berjalan pelan ke arah Rainun.
"Eh mbak Salma" Rainun kemudian menghentikan aktifitas yang tertuju pada laptopnya.
"tidak kok mbak. Aku hanya sedang memeriksa laporan keluar dan masuknya barang yang mbak kirim kemarin. Ada apa mbak? Silahkan duduk mbak." Kata Rainun.
"Mmm ini Rai, mbak mau mengantarkan surat cuti." Jari mbak Salma yang terlihat berisi semenjak hamil menyodorkan sebuah amplop putih yang berisi surat. Rainun kemudian membuka amplop putih itu dan membacanya.
"Sudah waktunya ya mbak?." Tanya Rainun setelah membaca isi surat itu.
"Iya sudah mendekati Rai, perkiraan dokter sekitar dua belas hari lagi." Sahut mbak Salma.
"Hmmm. Hei baby, cepatlah keluar dengan sehat dan lancar ya, jangan menyusahkan ibumu saat ingin keluar nanti. Aunty sudah ingin mengajakmu bermain. Terima kasih sudah menjadi anak yang kuat, membantu aunty dan ibumu bekerja" Ucap Rainun sambil mengelus perut besar mbak Salma.
Mereka berdua tersenyum setelah Rainun mengungkapkan rasa terima kasihnya itu.
"Setelah melahirkan, mbak Salma akan kembali kerja kan?." Lanjut Rainun. Wajah penuh harapnya tak bisa ia sembunyikan.
"Iya Rai, semoga tidak ada halangan." Jawab mbak Salma yang tersenyum melihat wajah memelas saudara sepupu yang menjadi atasannya itu.
" Huaa dengan berat hati aku berikan cuti tiga bulan untuk mbak Salma. Tanpa mu tiga bulan ini sepertinya aku melihat gunungan pekerjaan di ujung sana mbak." Gelisah Rainun sambil menunjuk meja besar berisi tumpukan berkas.
"Trimakasih Rai. Hanya tiga bulan in syaa allah Rai, itu tidak akan lama. Kalau begitu mbak permisi dulu mau melanjutkan pekerjaan yang tinggal sedikit lagi." Pamit mbak Salma. Dia keluar sambil terkekeh kecil mengingat ekspresi wajah Rainun saat memberikan cuti padanya.
*flashback off
Huffttt....
Rainun membuang nafas beratnya.
"Mungkin kamu butuh pegawai baru Rai. Sepertinya sekarang makin banyak UMKM yang datang padamu menyetorkan produknya untuk di ekspor" Kata Raihan sambil mengusap sayang pucuk kepala Rainun yang bersandar di sandaran sofa.
Ya, mereka hanya dua bersaudara. Rainun adalah adik yang sangat disayangi Raihan, dari kecil Raihan selalu memanjakan Rainun. Raihan selalu menjadi tempat Rainun untuk bercerita, berkeluh kesah, dan meminta saran pastinya.
Setelah lulus kuliah, Rainun merintis usaha ekspor hasil kerajinan dari UMKM (usaha mikro kecil dan menengah) yang ada di sekitar wilayahnya. UMKM ini adalah usaha produktif yang dimiliki badan atau perongan yang kebanyakan adalah industri rumahan. Mulai dari produk fashion, peralatan dapur, souvenir hingga makanan ringan. Sudah banyak produk yang di ekspor oleh Rainun dan rekan nya. Mereka biasa mengekspor produk ke negara - negara di Asia seperti Malaysia, Singapura, China, Jepang, Korea, Thailand, hongkong dan beberapa negara lain.
Karena masih merintis, di kantor Rainun hanya memiliki delapan orang pegawai yang bekerja bersamanya, dia adalah mbak Salma dan suaminya mas Adi, mas Bagas, mas Surya, mbak Ani, Bara, Fitri dan Indah. Mereka semua adalah saudara sepupu Rainun.
Mereka biasanya mencari usaha rumahan berkualitas yang mau bekerjasama untuk mengekspor produknya ke macanegara. Dua bulan terakhir ini banyak sekali pengusaha UMKM baru yang menyetorkan produknya untuk di ekspor. Mereka datang sendiri tanpa Rainun cari karena mengetahui keberhasilan Rainun dan rekannya mengekspor produk hasil dari UMKM yang ada. Selain itu juga UMKM yang produknya berhasil di eksporpun banyak yang menyetorkan variasi produk baru sehingga Rainun dan rekan mulai kewalahan untuk menanganinya.
" Iya bang, aku rasa juga begitu. Tapi aku masih takut untuk mencari pegawai baru" Jawab Rainun yang kini menangkupkan kedua telapak tangannya di wajah cantiknya.
" Apa yang kamu takutkan hmm?" Tanya Raihan sambil memegang kedua tangan Rainun, menjauhkaan dari wajahnya.
"Entahlah ada perasaan takut saja. Aku kan baru merintis ini bang, susah payah aku merintis. Lagi pula abang tau sendiri kan, aku sulit untuk mempercayai orang baru? Aku takut aku tidak bisa mempercayai pegawai baruku" Keluh Rainun dengan mata yang berkaca - kaca.
"Iya abang tau, makanya pegawaimu sekarang adalah saudara sepupumu semua yang memang biasa kau bermain dengan mereka sedari kecil" Kata Raihan meledek.
"Iih abang, tapi memang mereka yang aku percaya memiliki kinerja bagus kan? Mereka itu sepupuku yang sangat profesional bang" Jawab Rainun membanggakan para sepupu yang bekerja dengannya.
" Harusnya kamu belajar untuk lebih percaya pada pegawai baru Rai, yaah kecuali kamu mau terus kewalahan begini dan usahamu hanya begini - begini saja. Semakin banyak pegawai yang berkualitas kan akan semakin menguntungkan juga. Usahamu akan lebih cepat berkembang dan lebih mudah menjamah UMKM di wilayah lain. Lagi pula ada sepupu - sepupumu yang pastinya juga ikut mengawasi kan? Jadi apa lagi yang kamu takutkan?" Kata Raihan mengalirkan keberanian pada adiknya.
" Dan ingat, untuk selalu menomorsatukan kesejahteraan pegawaimu. Itu adalah salah satu kunci dari kesuksesan sebuah perusahaan" Nasihat dari Raihan.
Rainun menimbang - nimbang apa yang di katakan Raihan. Semua yang dikatakan abangnya benar. Lagi pula kasihan juga pegawainya yang sekarang jika ia tidak segera mencari pegawai tambahan untuk membantu. Pasti pekerjaan mereka akan menjadi lebih berat.
"Hhmm baiklah akan aku fikirkan untuk membuka lowongan pekerjaan" Sahut Rainun yang masih terus berfikir.
"Abang faham lah, aku selalu mengutamakan kesejahteraan pegawaiku. Semua karena abang selalu mengingatkan. Terima kasih bang" Kata Rainun sambil bergelendot manja di tangan kekar abangnya.
Raihan melihat bangga ke arah Rainun. Tentang menomorsatukan kesejahteraan pegawai memang dari dulu selalu di ajarkan pada Raihan oleh mendiang ayahnya.
"Ngomong - ngomong abang lagi ngerjain apa tadi?" Tanya Rainun sambil mengintip layar laptop Raihan yang masih menyala.
"Ooh ini ada proyek perumahan baru, abang sedang menyusun disain interiornya" Jawab Raihan memamerkan hasil disainnya.
Raihan memiliki sebuah perusahan yang bergerak di bidang properti peninggalan mendiang ayahnya. Semenjak di tangan Raihan, perusahaan itu berkembang sangat pesat.
"Ya sudah kamu mandi lalu beristirahat. Jangan lupa makan malam Rai" Lanjut Raihan
"Iya iya. Abang sudah makan?" Tanya Rainun yang kemudian beranjak dari sofa tempat ia dan Raihan duduk.
"Sudah, abang sudah makan tadi" Jawab Raihan yang kemudian kembali berkutat dengan laptopnya.
"Jangan terlalu banyak makan camilan Rai, tidak baik untuk kesehatan" Ucap Raihan memperingatkan.
"Eeh Tapi bang, ngemil itu kan kesejahteraanku. Aku harus mengutamakan kesejahteraanku juga dong, hehe" Jawab Rainun sambil nyengir kuda dan keluar dari ruang kerja abangnya.
Raihan hanya menggelengkan kepala tersenyum melihat tingkah adiknya yang memang doyan makan camilan. Dirumahnya ada banyak toples berisi makanan ringan. Semua itu karena mulut Rainun yang sulit berhenti mengunyah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Oh Dewi
Mampir ah...
Sekalian rekomen buat yang kesusahan nyari novel yang seru dan bagus, mending coba baca yang judulnya Caraku Menemukanmu
2023-09-03
0
Suri Kharimah Asdi
wah karya KK bagus. semangat KK. jangan lupa mampir di karya aku kak
2023-06-18
1