Malam hari ba'da magrib, Raihan dan Rainun sudah siap untuk pergi menjenguk mbak Salma dan bayinya.
"Rai, cepetan. Lama banget sih!" Teriak Raihan dari ruang tamu. "Padahal tadi sudah bersiap dari sebelum magrib. Dia sendiri yang bilang ba'da magrib langsung berangkat. Kalau ini namanya menjelang isya" Gerutu Raihan.
Karna tidak mendengar sahutan dari Rainun, ia pun berteriak lagi. "Astaga, Rainuuuunnnnnn" Suaranya menggema se antero rumah.
"Iya iya bawel. Ini lagi jalan tau" Sungut Rainun yang berjalan santai.
"Wahhhh, ini baru satu wanita. Bagaimana jika aku hidup dengan dua wanita nantinya, adik dan istriku. Bisa-bisa suaraku akan semakin merdu, melengking hingga sepuluh oktaf" Omel Raihan sambil mengelus dadanya.
"Kalau begitu abang tinggal sendiri saja di hutan" Sahut Rainun cuek sembari melangkahkan kaki ke mobil abangnya.
Raihan hanya menggelengkan kepala mendengar jawaban Rainun.
"Mbok, aku dan Rainun pergi dulu. Pintu rumah aku saja yang mengunci agar tidak membangunkan simbok nanti jikalau kami pulang larut" Pamit Raihan pada simbok yang sudah menunggu di ruang tamu.
"Baik den, kalau begitu simbok masuk dulu" Sahut mbok Surti
"Abang cepat. Tadi nyuruh Rainun cepat-cepat. Abang sendiri tuh yang lama" Teriak Rainun dari dalam mobil.
Raihan yang mendengar teriakan Rainun pun menghentakkan kakinya gemas. Melihat tingkah abangnya dari dalam mobil, Rainunpun cekikikan sendiri.
Raihan melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang menuju rumah Sofia, tunangannya. Raihan dan Sofia sudah resmi bertunangan tujuh bulan yang lalu.
" Bang, kak Sofia memangnya sudah siap?" Tanya Rainun.
"Mmmm coba kamu hubungi. Sebentar lagi kita akan sampai di rumahnya" Sahut Raihan yang masih fokus menyetir.
Tuuutt... Tuuut... Terdengar suara sambungan telefon dari hp Rainun.
"Assalamualaikum kak, kakak sudah siap? Kita lima menit lagi sampai nih" Ujar Rainun.
"Waalaikum salam. Iya kakak sudah siap kok Rai" Suara Sofia di ujung telefon.
"Baiklah kalau begitu kak" Kata Rainun lalu memutuskan sambungan telefonnya.
Jarak antara rumah Rainun dan Sofia memang tidak terlalu jauh, hanya perlu waktu sepuluh menit berkendara. Tak lama, merekapun sampai dirumah Sofia.
Tok..
Tookk..
"Assalamualaikum" Seru Rainun sambil mengetuk pintu rumah Sofia.
"Waalaikum salam." Terdengar suara Sofia dan mamanya menjawab salam.
Sofia bergegas membuka pintu rumahnya lalu keluar diikuti mamanya.
"Eh mama, apa kabar?" Tanya Rainun sambil menyalami mamanya Sofia, diikuti oleh Raihan yang juga menyalami calon mertuanya itu.
"Alhamdulillah sehat Rai" Jawab mamanya Sofia sambil mengelus bahu Rainun.
"Ma, Raihan ajak Sofia pergi dulu ya? Mau menjenguk saudara sepupu kami yang baru melahirkan." Izin Raihan.
"Iya nak, hati - hati ya. Jangan pulang terlalu larut" Jawab mama Sofia memberikan izin.
Sudah satu bulan Sofia hanya tinggal bersama mamanya. Papanya sedang melakukan dinas luar negri ke kantor pusatnya yang berada di Australia selama empat bulan.
Setelah berpamitan, merekapun berjalan memasuki mobil yang sudah terparkir rapi di halaman rumah Sofia.
Rencananya, mereka akan pergi makan malam terlebih dahulu.
"Kita mau makan malam di mana?" Tanya Sofia membuka percakapan.
"Aku ingin makan nasi rawon kak, sepertinya enak" Jawab Rainun.
"Mmm bagaimana kalau kita ke rumah makan khas Surabaya. Lagi pula disana juga banyak pilihan menu lainnya" Usul Raihan.
Rainun dan Sofia menganggukkan kepala tanda setuju dengan usul Raihan. Lima menit kemudian mereka tiba di Rumah Makan yang di tuju.
Mereka bertiga masuk ke dalam Rumah Makan tersebut dan memilih untuk duduk lesehan di saung yang tersedia. Tak lama kemudian, pelayan datang dengan membawakan buku menu.
"Kamu mau makan apa sayang?" Tanya Raihan sambil memandang kagum Sofia. Walaupun sudah bersama selama tiga tahun, Raihan tetap saja selalu terkagum - kagum setiap memandang Sofia.
"Mmm aku mau soto aja deh yang, minumannya jus jeruk" Jawab Sofia lalu menyodorkan buku menunya ke Rainun.
"Aku mau nasi rawon bang. Minumnya samakan saja dengan kak Sofia" Kata Rainun.
"Kalau begitu kami pesan bebek bakar satu, soto Surabaya satu, nasi rawon satu, satu porsi mendoan dan tiga gelas jus jeruk" Ujar Raihan pada pelayan. Pelayan pun mencatat pesanan mereka dan bergegas menuju ke dapur untuk menyiapkan pesanan.
"Bagaimana menurutmu dengan cincin berlian yang kemarin kita lihat?" Tanya Raihan membuka percakapan sembari mengelus rambut Sofia mesra.
"Bagus, aku suka. Kita pesan itu saja untuk pernikahan" Ucap Sofia yang tak kalah mesra memandang Raihan.
"Kenapa dengan jarimu ini sayang?" Tanya Raihan yang melihat luka sayatan di jari telunjuk Sofia.
"Ooh ini tadi aku tidak sengaja melukainya saat memotong buah" Jawab Sofia sembari melihat lagi hasil karyanya di jari telunjuknya itu.
"Apakah masih sakit? Sepertinya cukup dalam" Tanya Raihan sembari mengelus jari telunjuk Sofia yang terluka. "Lain kali hati-hati sayang" Lanjutnya
"Tidak, sudah tidak sakit. Ini hanya luka kecil sayang" Jawab Sofia sembari mengelus punggung tangan Raihan.
"Astagaaaa siapa aku? Dimana ini? Apakah aku sudah di alam lain?" Seru Rainun mengagetkan. Ia sudah tidak tahan melihat ke uwuan dua sejoli di hadapannya itu.
Sofia yang melihat tingkah adik iparnya itu hanya bisa tertawa.
"Tidak Rainun, kamu masih berada di dunia yang fana ini" Jawab Raihan dengan membulatkan suaranya.
"Sepertinya aku sudah berada di alam lain. Aku sudah tidak terlihat oleh dua manusia ini. Ya tuhaan" Jawab rainun sambil menutup mata dan telinganya. Suaranya dibuat seolah-olah dia sedang panik.
Raihan pun akhirnya ikut tertawa dengan Sofia. Dia sudah tidak bisa berkata - kata lagi melihat tingkah menggemaskan adiknya itu. Tak lama, makanan mereka sampai. Mereka makan sambil sesekali melakukan candaan yang memecah tawa mereka.
Setelah makan malam, mereka memutuskan untuk pergi ke toko perlengkapan bayi yang berada tidak jauh dari rumah makan yang mereka singgahi untuk membeli hadiah.
Di dalam toko...
"Kak, kira-kira kita beri hadiah bayinya mbak Salma apa ya?" Tanya Rainun pada Sofia sembari melihat barang - barang yang ada di dalam toko itu.
"Hmmm sepertinya ransel perlengkapan bayi ini bagus Rai. Simpel tapi tetep kece" Kata Sofia menunjukkan apa yang dia temukan.
"Iya ya. Ya sudah kita ambil itu saja. Mmm kita tambahkan beberapa baju juga kak." Kata Rainun.
Setelah memilih tas dan beberapa pakaian bayi, Rainun menuju ke kasir untuk membayar. Sedangkan Sofia melangkah keluar terlebih dahulu untuk membeli buah-buahan yang berada di kios sebrang.
Sementara di dalam mobil...
"Kenapa lama sekali sih wanita-wanita itu. Apa pula yang di beli?" Gerutu Raihan. Seperti laki-laki kebanyakan, Raihan sangat tidak sabar saat menunggu atau menemani para wanitanya berbelanja.
"Nah nah nah itu lagi, malah pergi ke sebrang. Apa lagi sih yang di cari?" Imbuhnya sambil melihat Sofia yang pergi ke kios di sebrang.
Braaak...
"Astaga Rai, bisa enggak sih tutup pintunya pelan-pelan?" Omel Raihan. Rainun hanya mengangkat sebelah alisnya menanggapi Raihan.
Kemudian, braak...
"Astagaa memang kalian sama saja ya. Kalian tau kan kalau pelan juga itu pintu mobil bisa ketutup." Omel Raihan lagi. Sofia pun hanya nyengir kuda mendengar omelan calon imamnya itu.
Akhirnya setelah derama pintu mobil, mereka melanjutkan perjalanan ke rumah sakit tempat mbak Salma bersalin.
Di rumah sakit..
"Assalamualaikum." Ucap Rainun sambil membuka pintu.
"Waalaikum salam." Jawab orang-orang yang ada di dalam ruangan serempak. Di dalam ruangan itu ada mbak Salma, mas Adi, si kecil dan juga ada bude Nur, ibu mbak Salma.
Rainun meletakkan hadiah dan juga buah yang mereka bawa di nakas yang berada di sebelah mbak Salma. Lalu ia langsung memeluk mbak Salma mengucapkan selamat atas kelahiran jagoannya.
"Tak perlu repot-repot bawa hadiah Rai, kalian berkunjung saja, mbak sudah senang." Kata mbak Salma.
"Enggak repot sama sekali kok mbak." Jawab Rainun. Tak lupa mereka bertiga juga menyalami mas Adi dan bude Nur.
"Apa kabar bude, Rainun kangen" Ucap Rainun sambil memeluk bude Nur.
"Alhamdulillah bude sehat nduk. Rainun ini sudah lama ndak tengok bude". Tanya bude Nur sambil mengelus kepala Rainun.
"Maaf bude, akhir - akhir ini aku lumayan sibuk." Jawab Rainun sambil nyengir.
"Waah lucu sekali bayinya mbak. Sofia boleh gendong?" Tanya Sofia yang sudah terlebih dahulu menuju box dimana bayi mbak Salma tertidur. Sebelumnya mereka sudah membersihkan tangan dengan hand sanitizer yang berada di dekat pintu masuk ruangan.
"Boleh Sofia, silahkan saja jika ingin menggendong" Jawab mbak Salma tersenyum.
"Eeh eh Sofia, kamu bisa?" Tanya Raihan khawatir saat melihat Sofia mengangkat bayi mungil itu dari boxnya.
"Bisa doong" Jawab Sofia sambil menimang-nimang si bayi.
"Hati-hati Sofia, nanti kalau bayinya kenapa-kenapa dan kamu diminta menggantinya bagaimana? Kita belum berlatih untuk itu" Kata Raihan yang mengundang gelak tawa seisi ruangan.
"Kak Sofia, aku mau lihat" Seru Rainun yang kemudian berlari kecil ke arah Sofia
"Waahhhh gemass sekali sih dek, pipinya gembil bibirnya merah. Hidungmu itu loh uuuhhh" Ucap Rainun sambil mencubit kecil hidung si bayi.
"Abang, cepat buatkan aku ponakan yang lucu seperti ini" Rengek Rainun.
Raihan dan Sofia yang mendengar pun sama - sama membulatkan mata kaget dengan permintaan Rainun yang tiba - tiba.
"Nanti ya bertahap, di halalin dulu." Ucap Raihan yang kembali memecah tawa.
"Iya le Raihan. Kapan kalian akan menikah? Kalian kan sudah lama bertunangan. Sepertinya Rainun sudah tidak sabar nguyel-nguyel keponakannya." Kata bude Nur terkekeh.
"In syaa allah secepatnya bude, doa kan saja ya, mudah-mudahan semua di perlancar." Jawab Raihan yang di balas senyum dan anggukan dari bude Nur.
Dua puluh menit mereka berada di dalam ruangan. Akhirnya Raihan mengajak Sofia dan Rainun untuk pulang ke rumah karena hari sudah mulai larut.
"Sofia, Rainun. Ayo kita pamit pulang, malam semakin larut. Mbak Salma juga perlu beristirahat" Ajak Raihan.
"Iya ayo bang" Jawab Rainun singkat. Mereka bertiga lalu berpamitan kepada mbak Salma, mas Adi juga bude Nur.
Setelah lima belas menit berkendara, mereka sampai di rumah Sofia.
"Kalian hati-hati ya." Ucap Sofia setelah turun dari mobil.
"Iya kak, kami langsung pulang ya. Salam untuk mama" Kata Rainun.
Raihan dan Rainun pun melanjutkan perjalanan untuk pulang ke rumah mereka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments