Setelah memikirkan nasihat dari Raihan, Rainun akhirnya memutuskan untuk menambah pegawainya.
Rainun sudah sangat kewalahan dengan banyaknya produk yang harus dipromosikan di pasar mancanegara. Kabar baiknya, produk - produk yang berhasil di ekspor Rainun mendapat respon yang sangat baik dan selalu mendapat pemesanan ulang yang tinggi.
Rainun sangat memerhatikan kualitas produk yang dikirim. Mulai dari rasa untuk makanan, kebersihan, bahan - bahan yang digunakan, kemasan, kerapihan, hingga izin edar yang didapat juga tak luput dari pengawasan Rainun dan rekannya.
Bara dan Fitri sebagai penanggung jawab UMKM langsung, sering kali melakukan kunjungan mendadak kepada para pengusaha rumahan tersebut untuk mengecek kondisi produk tanpa ada rekayasa.
Rainun menerima sepuluh orang pegawai baru yang kemampuannya sesuai dengan kriteria yang ia perlukan.
"Selamat pagi semua." Sapa Rainun pada para pegawai baru yang mulai bekerja hari ini. Mereka berkumpul di ruang pertemuan untuk mendapat pengarahan.
"Selamat datang dan selamat bergabung di RR eksportir. Saya Rainun selaku CEO dari RR eksportir." Ucap Rainun menyambut pegawai barunya dan mulai memperkenalkan diri.
"Terima kasih sudah hadir tepat waktu hari ini dan kedepannya saya harap kalian akan selalu datang tepat waktu. Disini saya sudah membagi kalian menjadi tiga team sesuai dengan kemampuan dan minat kalian saat tes. Perkenalkan ini pak Adi dan asistennya pak Bagas beliau adalah penanggung jawab sektor gudang yang mengurus keluar dan masuknya barang. Disebelahnya ada pak Surya, dan sekretarisnya bu Ani beliau adalah penanggung jawab pengemasan, izin dan pemasaran produk. Kemudian ada Pak Bara dan sekretarisnya bu Fitri beliau adalah penanggung jawab produk dan pelaku UMKM serta yang terakhir ada sekretaris saya bu Indah." Ucap Rainun memperkenalkan rekan-rekannya.
"Kalian bisa langsung mengikuti masing - masing sektor yang sudah di tentukan untuk mendapatkan pengarahan selanjutnya. Saya harap, kalian bisa bekerja sama dengan baik dan bersinergi untuk mengembangkan perusahaan kita ini. Segala macam saran dan kritik yang membangun akan kami terima dengan senang hati. Terima kasih." Ucap Rainun mengakhiri.
Setelah mendapat pengarahan dan sambutan dari Rainun, mereka kemudian menuju ruangan masing - masing untuk mulai bekerja.
Tok...
Tok...
Tok...
"Iya masuk" Seru Rainun dari dalam ruangannya.
"Kak Rai, aku sudah mengirimkan laporan produk yang sudah di ekspor minggu ini dan hasil sortir produk yang akan di ekspor." Jelas Indah yang berdiri di depan Meja besar di pojok ruangan Rainun.
Saat di kantor, persepupuan ini terbiasa memanggil tanpa menyebut pak atau bu. Ini adalah keinginan Rainun agar terasa nyaman dan lebih akrab. Mereka memanggil seperti biasa panggilan mereka dirumah.
"Dan kak, satu jam lagi kakak ada jadwal meeting dengan mitra yang berada di Jepang dan Singapura via Zoom meeting." Imbuh Indah.
"Baiklah, terimakasih dik. Nanti kamu dan mas Surya tolong dampingi kakak saat meeting ya. Tolong sampaikan pada mas Surya" Jawab Rainun. Ia lalu membuka email yang dikirimkan oleh Indah dan memeriksanya.
Satu jam berselang, Rainun melanjutkan aktifitasnya yaitu Zoom meeting dengan mitranya. Kali ini ia di dampingi oleh Indah dan mas Surya saat melaksanakan meeting.
Tak terasa tiga jam berlalu. Mereka melakukan meeting panjang yang menguras tenaga dan fikiran. Adanya masalah pengembalian barang yang di ekspor ke Jepang karena tidak memenuhi standar di sana membuat Rainun semakin berfikir keras.
Nyuut...
Nyuuut...
"Astaga, kenapa kepalaku tiba-tiba sakit? Sepertinya harus aku istirahatkan dulu otak yang hampir terbakar ini" Kata Rainun bermonolog.
Rainun kemudian mematikan laptopnya dan berjalan menuju sofa panjang di ruangannya, berniat untuk merebahkan tubuhnya sebentar.
Tok...
Tok..
Tok..
"Iya masuk." Sahut Rainun yang baru saja merebahkan tubuhnya di sofa.
Seketika ia langsung terbangun dan berjalan menuju kursi kebesarannya untuk menyambut tamu yang datang.
Ceklek... Terdengar suara pintu terbuka.
Kemudian orang itu masuk dan duduk di hadapan Rainun dengan wajah yang gusar.
"Dik, mas mau izin pulang" Ucap seseorang setelah duduk di hadapan Rainun.
"Hmm ada apa mas? Apa mbak Salma sudah mau melahirkan?" Tanya Rainun yang memperhatikan kegusaran di raut wajah lawan bicaranya.
"Iya, barusan mas di telfon bapak. Ketuban Salma pecah dan sekarang dia sudah di perjalanan menuju ke rumah sakit." Sahut pria itu dengan wajah cemas.
Ya pria itu adalah mas Adi. Begitu mendapat telfon dari orang tuanya, dia bergegas menemui Rainun untuk meminta izin.
"Ya sudah mas. Lekas susul lah mbak Salma, kasihan dia." Jawab Rainun mengerti.
"Terima kasih ya dik." Ucap mas Adi yang dibalas senyum dan anggukan oleh Rainun.
Waktu berjalan cepat, jam menunjukkan pukul 16.00 waktu bekerja telah usai.
Rainun membereskan laptop dan juga beberapa berkas untuk di bawa pulang.
Seperti biasa, Rainun selalu menjadi orang yang terakhir keluar kantor jika tidak ada pekerjaan diluar.
Sebelum pulang, ia selalu mengecek setiap ruangan untuk memastikan apakah ada pegawai yang lembur atau tidak. Jika ada pegawai yang lembur, biasanya Rainun akan menemani pegawainya tersebut, entah di ruangan pegawainga atau di ruangannya.
Beruntungnya kali ini semua pegawainya sudah pulang. Ia kemudian menemui satpam untuk memintanya mengecek keamanan setiap ruangan.
Rainun dengan santai melajukan mobilnya menuju rumah. Setibanya dirumah dia langsung masuk ke kamarnya dan membersihkan diri. Tiga puluh menit kemudian dia keluar kamar dengan baju santainya. Rainun menuju ruang keluarga untuk menonton tv, tak lupa dia mengambil setoples basreng pedas, camilan kesukaannya.
Drrrtt....
Drrttt...
Hp Rainun bergetar. Dilihatnya siapa yang memanggil. Setelah tau siapa yang memanggil, ia buru-buru mengangkatnya.
"Waalaikum salam mas, bagai mana mbak Salma?" Tanya Rainun begitu menjawab salam.
"Alhamdulillah mbakmu sudah melahirkan secara normal dik. Anak kami laki-laki" Ucap mas Adi dari sebrang telefon.
"Alhamdulillah, aku punya ponakan baru. in syaa allah malam nanti Rainun akan kesana mas, untuk menjenguk mbak Salma dan bayinya." Seru Rainun tak kalah bahagia.
"Iya dik. Assalamualaikum" Ucap mas Adi.
"Waalaikum salam" Lalu Rainun mengakhiri sambungan telefonnya.
"Siapa yang menelfon Rai?" Tanya Raihan yang baru keluar dari kamarnya. Berniat bergabung untuk menonton tv dengan Rainun.
"Mas Adi, bang. Mengabarkan kalau mbak Salma sudah melahirkan. Anaknya laki-laki." Ujar Rainun terlihat ikut bahagia.
"Alhamdulillah" Jawab Raihan singkat, lalu menghempaskan tubuhnya di sofa.
"Nanti malam kita jenguk ya bang. Ajak kak Sofia sekali." Ajak Rainun
"Baiklah, nanti abang akan menghubungi Sofia." Jawab Raihan, kemudian memasukkan basreng ke mulutnya.
"Uhuk.. Uhuk.. Astaga Rai, kenapa ini pedas sekali. Uhuuk uhuuk" Ucap Raihan yang terbatuk karna tersedak bubuk cabai.
Rainun berlari untuk mengambilkan air minum abangnya itu. Raihan langsung menenggak habis air minum yang di bawa oleh Rainun.
"Makanya bang jangan coba-coba. Lagian abang kan bukan pecinta pedas. Ini juga baru level tiga kok." Omel Rainun.
Raihan yang kena omel pun hanya mencebikkan mulutnya lalu berjalan ke dapur mengambil disert di kulkas untuk meredakan mulutnya yang terasa terbakar.
"Den, non. Mau simbok masakkan apa untuk makan malam?" Tanya mbok Surti yang menghampiri kakak beradik itu.
"Tidak usah masak mbok. Nanti Rainun dan abang makan di luar saja, sekalian akan menjenguk mbak Salma." Jawab Rainun.
"Baiklah kalau begitu" Jawab mbok Surti lalu kembali ke dapur.
Kakak beradik itu pun melanjutkan aktifitasnya menonton tv sambil memakan camilan dan disert yang mereka bawa masing - masing.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments