Ide Gila

Weekend yang ditunggu-tunggu akhrinya tiba sesuai dengan rencananya, Alora berniat menghabiskan weekend kali ini dengan bermalas-malasan terbukti dia masih tertidur meski ponselnya terus berdering, dengan setengah sadar dia meraba-raba ponselnya yang terus berdering letaknya tak jauh dari tempat tidur, Alora membuka matanya dan mendapati 7 panggilan tak terjawab dan tak lama ponselnya terdering kembali itu panggilan kedelapannya

"hallo ma"

"baru bangun?"

"Iya"

"Kok bangunnya siang banget, udah jam 11 ini"

"tadi tidur lagi"

"ohh. Tapi tetap gabagus tidur pagi-pagi"

"ga sering kok"

"iya jangan sering-sering malahan jangan tidur pagi-pagi"

"iya ma" Alora segera menurutinya tak ingin memperpanjang, untuk beberapa saat mereka terdiam

"Alora sehat?"

"sehat, mama?"

"badan sehat, pikiran nggak" Alora sudah menduga jawaban itu yang akan keluar dari mama nya

"ada orang yang dateng lagi?"

"iya banyak" suara mama nya terdengar sedih

"mama capek, tiap hari ada aja yang nangih ke rumah. Mama bingung, buat apa ayahmu berhutang sebanyak itu, dikemanakan uangnya? Kenapa tidak jujur sama mama" Mamanya kini mulai mengeluh mengeluarkan berbagai pertanyaan yang terus berputar di kepalanya, pertanyaan yang tak kunjung mendapat jawaban, pertanyaan yang seringkali membebani pikiran Alora

"maaf ya nak, kamu pasti sudah capek kerja mama malah ngeluh"

"gapapa ma. Tenang aja, pasti bakal ada jalan keluarnya kok dan aku juga terus berusaha untuk cari jalan keluarnya"

"iya, mama percaya kok cuman kadang kalo banyak orang yang datang ke rumah hati mama jadi gelisah, takut dan marah"

"iya aku paham kok" Alora menghela napasnya, itu juga tak mudah untuk dirinya. Dia yang tidak tahu apa-apa, harus dihadapkan dengan kenyataan pahit yang ditinggalkan mendiang ayahnya.

"Ma, Aku lupa ada urusan siang ini jadi harus siap-siap"

"ohh urusan apa?"

"adalah, urusan pribadi"

"ohh gitu, yaudah kamu siap-siap aja"

"ada lagi yang mau mama bicarain?"

"iya, mama mau nanya kapan jenguk si ade?"

"Minggu depan ma"

"Mama kira besok"

"bukan ma"

"yaudah kamu siap-siap aja, nanti hati-hati di jalan dan mama mau bilang makasih untuk uangnya"

"iya ma, kalo gitu aku tutup ya"

"iyaiyaa" jawab mamanya, dan teleponpun terputus setelah Alora mendengar jawaban mamanya. Alora segera beranjak dari tempat tidurnya, ia berjalan menuju dapur mengambil gelas dan menuangkan air kedalamnya. Setelah meneguk segelas penuh air mineral, Alora terdiam memandangi langit melalui jendela kamarnya. Selama beberapa saat Alora terdiam sambil memikirkan sesuatu

"Oke Alora, ayo kita pergi!" Dia berdiri, bergegas mengambil handuk, berjalan menuju kamar mandi, beberapa menit kemudian dia sudah keluar lagi dengan rambut yang basah, kini menatap isi lemari pakaiannya, dia sedang berpikir untuk mengenakan pakaian yang mana dan tak butuh waktu yang lama dia mengeluarkan pakaian yang dipilihnya, segera mengenakannya kemudian sibuk mengeringkan rambut dan merias wajahnya, setelah semua selesai Alora terdiri di depan cermin menatap dirinya. Blouse putih polos dipadukan dengan rok jeans, sepatu putih bersih, tas dengan warna senada terselempang di bahunya dan rambut yang terurai, dia terlihat sederhana tetapi sangat cantik. Alora kini sudah siap, dia memutuskan untuk mengubah rencana weekendnya menjadi lebih produktif.

***

Setelah menempuh perjalanan yang cukup lama dengan menghabiskan waktu 1 jam lebih di perjalanan Alora kini sudah sampai di tujuannya. Sebuah perpustakaan bernuansa belanda, meski cukup ramai namun tetap tenang, Alora mengambil sebuah buku lalu duduk setelah menemukan tempat yang dirasa cocok untuknya. Alora mulai membaca halaman demi halaman dari buku itu, sesekali dia meneguk air yang sudah disiapkannya. Tanpa sadar Alora terhanyut pada buku yang dibacanya hingga ia baru menyadari perpustakaan yang sudah mulai sepi, Alora berhenti sejenak dari membacanya, dia mulai memperhatikan orang-orang sekitarnya yang perlahan meninggal perpustakaan

"Sudah mau tutup?" Gumam Alora, setelah melihat jam di tangannya menujukan pukul tiga sore

"ada waktu?" Seorang pria tiba-tiba menghampiri Alora, Alora yang duduk harus mengangkat kepalanya untuk melihat wajah orang di hadapannya

"Lo lagi?!" Alora terlihat kaget melihat pria itu kini di hadapannya. Pria yang terus-menerus tanpa sengaja bertemu dengannya. Pria dengan mobil sunroof, pria yang menabraknya di pantai, dan pria yang menjatuhkan foto di hadapannya

"Bisa ikut gue? Ada yang mau gue bicarain"

"Ikut kemana?" Alora kebingungan

"Keluar dari sini"

"oke!" Meski enggan Alora harus mengikutinya, dia harus mengembalikan foto miliknya dan entah kenapa dia juga merasa penasaran dengan apa yang akan dibicarakannya. Alora segera mengembalikan buku yang dia baca ketempatnya dan mengikuti pria itu keluar dari perpustakaan. Mereka berjalan menuju taman di depan perpustakaan

"Gue Allen" Pria itu mengulurkan tangannya

"Ada apa?" Alora tak membalas uluran tangan Allen karena ini bukan saatnya untuk berkenalan pikir Alora, ada yang lebih penting yaitu alasan mengapa Allen ingin berbicara dengannya. Allen menarik kembali uluran tangannya, tak mungkin dia memaksa Alora untuk membalasnya

"Gue yakin lo juga sadar..." Allen menatap Alora

"Kita terus-terusan bertemu tanpa sengaja, dan ini sudah kelima kalinya"

"Empat, lebih tepatnya"

"oke, empat"

"tunggu, dimana yang ketiga?" Alora bertanya untuk memastikan

"cafe, tempat temen lo nangis"

"lo juga ada disana?" Alora semakin bingung, Allen mengangguk

"wahhh!" Kali ini Alora bahkan tak bisa berkata-kata lagi

"Empat kali itu seharusnya bukan lagi kebetulan"

"So?"

"Lo percaya cinta?"

"Hah?" Pertanyaan aneh itu membuat Alora terkejut

"Gue punya ide"

"Bentar, gue belum ngerti maksud pertanyaan lo dan alasan lo ngajak gue bicara terus sekarang lo tiba-tiba mengusulkan sebuah ide?! Mau lo apa sih sebenernya?"

"Nikah sama lo!" Allen menjawab tanpa ragu, membuat Alora membelalak, dirinya mematung untuk beberapa saat

"Lo gila ya?!" Alora kini mulai merasa kesal dengan Allen

"Iya, gue tahu ini kedengerannya emang gila tapi gue serius"

"serius kalo lo udah gila! Permisi!" Alora sudah tak tahan menghadapi pria gila di hadapannya itu dan hendak memutuskan untuk pergi meninggalkannya namun Allen menahan langkahnya, dia menggenggam erat tangan Alora

"Lo apa-apan sih!" Alora langsung menepis tangan Allen dan berjalan dengan cepat, namun Allen tak menyerah ia juga berlari mengejar Alora dan menghadang jalannya

"Lo ga percaya cinta dan gue gamau jatuh cinta lagi, kita bisa menikah tanpa cinta"

"dan gue pasti udah gila dengerin omongan gila orang kayak lo!" Alora kini terlihat marah

"ahhh..." Alora mengambil sesuatu dari dalam tasnya dan memukulkannya ke dada Allen

"dasar gila!" Alora segera pergi meninggalkan Allen yang terdiam memandangi sebuah foto yang jatuh dari tangan Alora saat memukul dada Allen

"Dasar gila! Dan gue? Ngapain dengerin orang gila!" Gerutu Alora, dia terus berjalan dengan cepat dan semakin jauh dari Allen. Setelah merasa cukup aman, Alora menghela napas lalu menghembuskannya untuk meredam amarahnya, dia juga meneguk air mineral untuk menghilangkan rasa haus setelah berjalan dengan cepat demi menghindari Allen

"Allen?! Awas aja kalo lo masih gila saat kita ketemu lagi!" Alora terlihat masih kesal

"nggak! Jangan sampai kita bertemu lagi!"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!