Pagi di hari senin kembali membuat jalanan macet, orang-orang kembali bekerja setelah menghabiskan weekends mereka yang singkat dan sialnya pagi ini Alora terlambat bangun, dia berlarian untuk mengejar busway dan harus berdiri sepanjang perjalanan. Sesekali Alora memeriksa jam di tangannya untuk menghitung waktu tempuh perjalannya, dia tidak boleh terlambat lebih dari 30 menit dari jam masukknya. Alora menghela napas, dia merasa kelelahan tentu saja siapa yang tidak lelah setelah berlarian, rambutnya juga terlihat kusut karena memang belum ditata dengan benar, ia akan menatanya saat tiba di kantor sembari merapihkan riasannya. Beruntung jarak dari kost ke kantornya tidak terlalu jauh, hanya membutuhkan waktu 20 menit untuk sampai. Alora segera turun dari busway dan berjalan keluar halte menuju kantor nya, jaraknya tidak terlalu jauh, biasanya hanya membutuhkan waktu 5 menit dengan berjalan kaki. Jalanan di sekitar kantor Alora terlihat masih macet, beruntung Alora tidak berangkat menggunakan ojek online, karena jika begitu dia pasti masih terjebak di tengah kemacetan. Alora kini sudah di depan kantornya, ia mengeluarkan id card dari dalam tasnya kemudian menggunakannya, dia berjalan melewati satpam dan mesin pengawas, dia kini berdiri di depan lift menunggu lift nya terbuka untuk menuju ruangannya.
"Pagiii!" Sapa Cassie begitu Alora sampai di mejanya
"Pagi!" Alora mengeluarkan laptop dan beberapa barang lainnya, dia kini siap untuk bekerja. Waktu terus berjalan pagi berganti malam lalu kembali pagi lagi, Alora menjalani rutinitasnya seperti biasanya. Meski kadang merasa bosan dia terus mengulang hal yang sama, bangun pagi, berangkat kerja, pulang kerja, tak ada yang berubah atau mungkin belum ada yang berubah.
"Hai Alora" seseorang yang awalnya terlihat ragu berjalan mendekati Alora kini sudah berdiri di hadapan Alora
"Hai kak, ada yang bisa saya bantu?" Alora yang sudah bersiap untuk pulang mau tak mau harus membalas sapaannya
"hmm, weekend ini ada waktu?" Tanyanya ragu-ragu pada Alora
"Weekend ini sudah ada rencana" meski sedikit bingung Alora menjawab tanpa ragu, walaupun sebenarnya dia sedang berbohong.
"Ohhh, oke! No problem" Pria itu sudah mengerti dengan jawaban Alora, meski dia kecewa dia tetap tersenyum, mau bagaimana lagi, dia tak mungkin memaksa Alora untuk kencan jelas-jelas dia sudah menolaknya
"oke kak, kalo gitu saya permisi pulang duluan" pamit Alora
"Oh iyaiya silahkan!" Pria itu langsung memberikan jalan untuk Alora, Alora yang sudah berpamitan tanpa ragu meninggalkan pria itu yang masih berdiri memandangi langkah Alora yang semakin menjauh
"sulit sekali!" Keluhnya
"Aloraaa, tunggu!" Cassie yang sejak awal memperhatikan mereka kini berlari mengejar Alora
"Mau langsung balik?" Tanya Cassie setelah mereka sudah di depan gedung, Alora mengangguk
"temenin gue yuk!" Cassie merangkul lengan Alora dan menariknya dengan paksa
"kemana?" Alora terpaksa mengikuti langkah Cassie
"depan" jawab Cassie dengan singkat, mereka berjalan menuju sebuah cafe yang tak jauh dari kantornya, setelah memesan beberapa menu Cassie menatap Alora
"Al, lo kenapa ga coba jalan dulu gitu, coba kenalan dulu siapa tahu cocok jangan langsung ditolak gitu!"
"Coba apa?" Alora dengan santai menanggapi celotehan Cassie
"Coba buat nerima ajakan kencan Faz tadi!"
"kencan apan sih, orang dia gabilang apa-apa"
"Aloraaa"
"Dia gaada bahas kencan Cassieee"
"ya tapi harusnya lo ngerti dong, dia nanyain weekend itu artinya dia mau ngajak ngedate!"
"belum tentu, gimana kalo dia mau minta lembur atau minta bantuan soal kerjaan atau..."
"Aloraaa!" Cassie langsung memotong pembelaan Alora
"Oke, jadi apa rencana weekend lo? Rebahan? Nonton? Tidur seharian?" Alora mengangguk sambil menyeruput minumannya
"sayangku, cantikku, gimana caranya lo dapet pacar kalo kayak gini terus?!" Kini Cassie mulai berprotes
"Siapa yang mau dapet pacar?!"
"Mau ga mau lo harus dapet! Lo mau hidup sendirian terus? Inget, lo harus..."
"Lama-lama lo kayak nyokap!" Alora langsung memotong
"Urusan itu, biar gue yang urus! Inget, gue udah pernah bilang jangan diambil pusing"
"masalahnya..."
"Masalahnya, gue gamau berdebat soal ini lagi. Oke?!"
"Okee!" Cassie menghela napas, dia terpaksa diam lagi seperti biasanya. Ini bukan kali pertama mereka mendebatkan hal yang sama tapi Cassie tak bisa menyerah, meski berkali-kali Alora memintanya tak ikut campur soal asmaranya Cassie tak ingin Alora terus-terusan menutup dirinya, meski tak tahu pasti Cassie tahu bahwa Alora tak ingin membuka hatinya karena itu dia terus menolak orang-orang yang berusaha mendekatinya
"Kenapa sih lo gamau pacaran?"
"Lo contoh nyatanya!" Alora tersenyum menggoda Cassie
"Ckk, gausah bohong! Gagalnya hubungan gue gaada sangkut-pautnya"
"Kata siapa? Justru gagal hubungan lo bikin gue sadar kalo pacaran itu emang percuma! Cuma membuang-buang waktu!"
"Gasemua cowo berengsek kayak dia Alora!"
"Lo udah nemu cowo yang ga berengsek?" Alora tiba-tiba menyerang
"Ishhh! Okeoke salah deh gue!" Cassie menghela napas lagi, ingin marah tapi yang dikatakan Alora memang benar
"tapi..." Cassie terhenti, Alora terdiam siap mendengarkan dalih yang hendak dikeluarkan Cassie
"tapi kalo misal gue berhasil, yakin lo bakal coba pacaran?"
"tapi lo ga berhasil!"
"kalo misal Aloraa! Lagian gue bukan ga berhasil tapi belum berhasil!" Cassie menekankannya, Alora tersenyum tentu dia sudah paham maksud Cassie
"gue bukan gamau pacaran" pertamakalinya Alora membahas hal ini
"tapi gue gamau punya hubungan!" Pertamakalinya juga Cassie mendengar Alora serius membahas hal ini, dan dia terdengar jujur
"kalo lo tanya kenapa entahlah, yang jelas gue gapercaya. Cinta? Gue terlalu sering menyaksikan kata cinta yang justru menyiksa. Gue pengen hidup dimana gue bisa tenang dan tanpa rasa sakit"
"sejak kapan? Siapa yang bikin lo sakit? Kenap lo baru jujur sama gue?!" Cassie tiba-tiba menangis, perkataan Alora membuatnya tak kuat lagi menahan tangis
"ehh lo kenapa?!" Alora mulai panik melihat Cassie yang tiba-tiba berlinang air mata
"Gue jahat ya? Gue terus maksa lo buat pacaran padahal lo..." Cassie tak bisa melanjutkan ucapannya karena tangisnya
"ehh ehhh kok lo malah nangis gini?! Udah dong! Nanti disangka gue yang jahatin lo lagi! Ini ini lap air mata lo!" Alora memberikan beberapa lembar tissue pada Cassie. Mereka terdiam untuk beberapa saat, Cassie yang sudah mulai tenang kembali menatap Alora
"siapa?" Tanya Cassie
"Ortu" jawab Alora tanpa ragu, Cassie mengangguk kini dia mengerti dibalik sikap dingin Alora ada luka yang begitu dalam, meski Cassie tak tahu pasti sedalam apa lukanya tapi Cassie mengerti bahwa luka itu membutuhkan banyak waktu untuk sembuh
"Thanks! And sorry karena udah bikin lo terpaksa ceritaain ini semua ke gue" Alora mengangguk lalu tersenyum
"Udah ah melownya! Kalo sampe lo nangis lagi gue tinggal!" Ancam Alora
"iyaiyaa! Udah, gue gaakan nangis lagi!"
"Lagian, lo aneh banget deh! Tiba-tiba nangis gitu, bikin gue nyesel aja udah cerita. Padahalkan itu bukan cerita yang sedih banget"
"iya gue juga gatau, tiba-tiba aja gue pengen nangis"
"jangan-jangan lo keinget si berengsek itu lagi?!" Alora menatap Cassie
"hmm, mungkin" jawab Cassie
"udah gausah dipaksaain, jalanin aja! Gapapa kalo lo mau nangis tapi jangan di tempat umum gini! Nanti gue yang disalahin" gerutu Alora
"ckckck udah mulai bawel nih lo"
"siapa yang mulai! Udahlah yuk cepet abisin makanannya, abis itu cepet-cepet balik inget besok masih hari kerja, masih ada 2 hari lagi menuju weekend"
"Okee" Mereka setuju untuk mengakhiri malam ini dengan menghabiskan pasta serta minuman di mejanya. Setelah bersantai selama beberapa menit mereka akhirnya memutuskan untuk segera pulang. Mereka berjalan keluar dari cafe itu, saat tiba di depan pintu, seorang pria yang berjalan di depan mereka tak sengaja menjatuhkan sebuah foto dari saku celananya saat dia mengeluarkan kunci mobilnya. Foto itu jatuh tepat di hadapan Alora, Alora yang melihatnya mengambil foto tersebut saat hendak mengembalikannya pria tersebut sudah tidak terlihat, entah bagaimana dia menghilang dengan cepat.
Aloran melihat foto tersebut, wajah pria di foto itu terlihat familiar
"ehhh, inikan cowo itu!" Cassie yang juga melihat foto itu menyadari siapa pria di foto tersebut, Alora mengangguk, dia sudah lebih dulu menyadarinya sebelum Cassie
"Pria dengan mobil sunroof dan pria di pantai itu, benerkan? Iya itu dia!"
"Iya! Harus kita apakan foto ini?" Cassie menggelang, setelah berpikir Alora memasukan foto itu kedalam tasnya
"lo mau bawa fotonya?"
"heem, gue bakal balikin kalo ketemu orangnya lagi"
"kenapa dia lagi?!" Pikir Alora
"aneh ga sih? Kok perasaan kita sering ketemu dia" Cassie benar, Alora juga merasakan hal yang sama
"udahlah, yuk pulang!" Namun Alora lebih memilih untuk tidak memikirkannya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments