Bunyi bel terdengar, Zoey yang tengah asyik memasak di dapur segera menghentikan kegiatannya. Ia bergerak meninggalkan dapur lalu berjalan menuju depan pintu.
" Biar aku saja yang buka " seruku lalu mendahului Zoey untuk membukakan pintu.
Aku membuka pintu, kemudian terdiam saat melihat sosok yang berada di depan pintu.
" Siapa hubby ? " tanya Zoey penasaran, lantas berjalan mendekatiku.
Zoey menatap ke arah pria paruh baya yang berdiri tepat di depan pintu.
" Da... Daddy " ucap Zoey seolah tak percaya dengan penglihatannya.
" Zoey " lirih Tuan Rick.
Zoey segera memeluk ayahnya yang sudah lama dirindukannya.
" Daddy... " ucap Zoey sambil menangis di pelukan Tuan Rick.
" Maafkan daddy, Zoey ! Maaf ! " ucap Tuan Rick sambil memeluk erat putri kesayangannya itu.
Aku tersenyum samar, bahagia melihat istriku bisa bertemu kembali dengan ayahnya. Baru saja kemarin kami membicarakannya dan ternyata Tuhan sungguh baik sehingga kami langsung diberikan jalan untuk bertemu.
" Masuklah, Tuan ! " ucapku mempersilakan Tuan Rick untuk masuk.
Kami pun masuk ke dalam rumah. Zoey duduk di sampingku, berhadap-hadapan dengan Tuan Rick. Mata Tuluan Rick mengedar, ia menyisir keadaan rumah kami.
" Terima kasih, kamu sudah memberikan kebahagiaan kepada Zoey selama ini. Maafkan aku, karena dulu pernah menentang hubungan kalian " ucap Tuan Rick.
Aku saling berpandangan dengan Zoey. Tak menyangka jika ayah mertuaku itu akhirnya menerima hubungan kami berdua.
" Zoey, Dave... Sekali lagi Daddy minta maaf " mohon Tuan Rick.
" Tidak perlu meminta maaf Tuan... Kita adalah keluarga sekarang " ucapku sambil melirik Zoey yang terlihat tak percaya.
" Benarkah daddy sudah menerima hubungan kami ? " selidik Zoey. Ia sepertinya masih belum percaya kepada sang ayah.
" Zoey... Hidup tanpa dirimu, membuat hari-hari daddy begitu hampa. Daddy selalu memikirkan kalian. Daddy sadar dengan kesalahan daddy yang menentang hubungan kalian dulu. Karena terus memikirkanmu, Daddy tidak fokus bekerja sehingga perusahaan pun tidak berjalan baik. Tapi itu tidak masalah, karena Daddy bisa melihat kalian bahagia dengan kehidupan dan karir kalian saat ini " ucap Tuan Rick.
" Perusahaan tidak berjalan baik ? " tanya Zoey.
" Iya, belakangan ini banyak investor yang meninggalkan perusahaan. Mungkin mereka ingin perusahaan dipimpin oleh orang muda " jawab Tuan Rick.
Zoey diam dan menatapku. Aku tahu ia sangat ingin membantu ayahnya.
" Lalu bagaimana kami bisa membantu perusahaan Tuan ? " aku berinisiatif bertanya.
" Jangan memanggilku Tuan ! Bukankah kau sudah menikah dengan putriku ? Panggil saja seperti Zoey memanggilku, Daddy " ucap Tuan Rick sambil tersenyum.
" Baiklah, Tu... Em, Dad... " sahutku canggung.
Kulihat Zoey tersenyum kepadaku. Sepertinya ia sangat bahagia ayahnya kini sudah mulai bisa menerimaku.
Tiba-tiba ponsel milik Tuan Rick berbunyi, ia menerimanya. Dan setelah selesai menerima panggilan itu, ia bersiap untuk pergi.
" Maafkan Daddy, sayang... Daddy harus pergi sekarang " ucap Tuan Rick serba salah.
" Mengapa secepat ini ? Daddy tidak merindukanku ? Bahkan Daddy belum mencoba masakan buatanku " rajuk Zoey kini memeluk sang ayah dengan manja.
" Jadi kau sudah bisa memasak rupanya hem ? "
" Ya, bahkan rasanya sangat enak. Benar kan hubby ? " tanya Zoey kepadaku.
Aku menganggukkan kepalaku.
" Ya, rasa masakannya sangat lezat Dad. Anda harus mencobanya nanti " ucapku membenarkan.
Tuan Rick tersenyum.
" Mungkin, nanti Daddy akan memintamu memasakkan makanan untuk Daddy, jika Daddy kembali lagi. Daddy masih boleh datang lagi kan ? " tanya Tuan Rick penuh harap.
" Tentu saja, Daddy... Kami akan selalu menerima Daddy. Pintu rumah ini selalu terbuka untukmu " jawab Zoey lalu memeluk pinggangku.
" Kalau begitu, Daddy pulang dulu ! " pamit Tuan Rick kemudian bergantian memelukku dan Zoey.
Kami menatap kepergian Tuan Rick dari muara pintu. Zoey merasa bahagia karena akhirnya sang ayah memberikan restunya. Namun juga merasa sedih melihat kondisi sang ayah saat ini.
Tuan Rick yang dulu gagah, kini terlihat lebih kurus. Wajahnya nampak tirus. Sepertinya terlalu banyak beban pikiran yang dipikulnya. Apalagi dia harus berpisah dengan putri kesayangannya. Satu-satunya keluarga yang ia miliki hanya karena memilih untuk hidup bersamaku.
Aku dan Zoey kini duduk di sofa. Tangan Zoey masih melingkar di pinggangku, kepalanya bersandar di bahuku. Aku mengelus rambutnya dengan lembut.
" Daddy sepertinya banyak pikiran. Aku tidak pernah melihatnya seperti itu, begitu lemah dan tertekan " ucap Zoey.
" Hem... Yang kau katakan itu benar, honey " ucapku menyetujui ucapannya.
" Kau ingin membantunya ? " Pertanyaan spontan yang aku lontarkan kepada istri cantikku itu hingga membuatnya mendongak menatapku.
" Aku ingin sekali membantunya, tapi aku takut ini hanyalah akal-akalan Daddy agar aku kembali " jawab Zoey ragu.
" Kita sudah melihat sendiri keadaannya, apa kau masih meragukannya ? " tanyaku lagi. Kini aku membelai wajah cantik milik Zoey.
Zoey menggidikkan bahunya.
" Ya, daddy mungkin sedang kesulitan. Tapi siapa yang bisa menjamin jika ia memang tulus menerima hubungan kita " jawab Zoey lalu melingkarkan tangannya pada leherku.
" Kau berpikir terlalu jauh, honey ! " ucapku kemudian mencubit hidung dan mengecup bibirnya yang menggoda imanku.
Aku menggendong tubuh Zoey dan membawanya ke kamar. Setelah itu, melakukan ritual penambah kemesraan hingga larut malam.
Tubuh Zoey menggeliat di bawah selimut. Aku yang baru saja selesai membersihkan diri berjalan mendekatinya lalu mengecup pipinya.
" Bangun honey, you're late ! " ucapku sambil berbisik.
Zoey mengerjapkan matanya kemudian tersenyum saat melihatku di hadapannya.
" Hubby, kamu sudah siap ? " ucapnya sambil memperhatikanku yang sudah berpakaian rapi.
" Tentu saja, honey. Bangunlah ! Aku sudah menyiapkan air hangat untukmu " seruku sambil menarik tangannya yang ia sodorkan dengan manja.
Zoey lantas masuk ke dalam kamar mandi. Aku berjalan menuju dapur untuk menyiapkan sarapan. Hal yang sudah biasa kulakukan sejak belum menikah.
" Hubby, bukankah sudah kukatakan jika aku saja yang membuat sarapan. Lagi pula itu sudah tugasku sebagai seorang istri. Kalau semua kau lakukan sendiri, jadi untuk apa kau menikahiku " gerutu Zoey yang menghampiriku masih dengan memakai bath robenya serta handuk di atas kepalanya.
Zoey kemudian mengambil alih kegiatanku membuat sarapan.
Aku tersenyum melihatnya, walaupun sejak kecil ia selalu hidup serba ada namun ia selalu ringan tangan mau membantu. Ia melakukan apapun dengan senang hati bahkan jika ia belum bisa mengerjakannya, maka ia akan terus belajar hingga bisa melakukannya.
" Kalau kau seperti ini terus, bagaimana mungkin aku sanggup kehilanganmu. Aku sangat mencintaimu bahkan rasa itu semakin tumbuh setiap hari " ucapku sambil memeluk tubuhnya yang sedang sibuk dengan alat masak dihadapannya.
Zoey menghentikan kegiatannya lalu membalik tubuhnya menghadap ke arahku.
" Dan aku juga semakin mencintaimu. Terima kasih karena sudah mau menerimaku dengan segala kelebihan dan kekuranganku. Aku sangat bahagia bisa hidup bersamamu " ucap Zoey lantas memelukku dengan erat.
Kami menikmati sarapan dan setelah itu bersiap untuk meneruskan pekerjaan di kantor yang berada di lantai bawah rukan yang kami miliki.
Klien kami mulai berdatangan, dan kami memberikan pelayanan yang maksimal. Hingga kemudia ada seorang klien yang mengatakan agar kami membantu sebuah perusahaan besar di ibu kota yang kini terancam kolaps. Dan tanpa kami duga ternyata perusahaan yang dimaksudnya adalah perusahaan milik ayah kandung Zoey.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
Liz
upnya jangan lama² othorkuh... Dikasih vote deh biar semangat up 💪🏻💪🏻
2023-06-28
1