Jackson mengejar sampai ke pintu kemudian dia menarik tubuhku dan langsung memberikan bogem mentah ke arah ulu hatiku. Aku terhuyung karena tak sempat menghindari serangannya.
Tak berhenti sampai disitu, ia kemudian kembali memberikan pukulannya ke arah wajahku dan bugh... Pukulannya berhasil membuat sudut bibirku terasa perih, mungkin saja itu mengeluarkan darah karena aku juga merasakan asin dan anyir di waktu yang bersamaan.
" Hentikan Jack ! Dasar kau pria brengsek ! " umpat Zoey menatap tajam kepada Jackson yang masih akan memberikan pukulan mematikannya kepadaku.
" Zoey menyingkir darinya ! Dia sudah memengaruhimu " titah Jack.
" Tidak akan pernah ! " sahut Zoey sambil membantuku berdiri.
Jackson begitu marah, terlihat dari rahangnya yang mengeras juga tangannya yang mengepal erat.
" Zoey... " bentak Jackson.
" Apa ? Kau pikir aku takut hah ? " sentak Zoey balik.
" Ini pasti karena dia sudah menghasutmu kan ? Dia sudah memengaruhimu " tuduh Jackson sambil menatap tajam padaku.
" Kau salah ! Dia tidak pernah memberitahu apapun padaku. Justru dia disini karena aku yang memintanya agar menemaniku " timpal Zoey.
" Zoey, kita bisa bicarakan ini kembali " mohon Jackson berusaha menghalangi langkah Zoey yang berjalan memapahku ke luar kamar.
" Jangan pernah mengikutiku dan jangan pernah muncul lagi di hadapanku ! Aku benci sikap burukmu... Dan aku muak dengan segala tingkah lakumu yang semena-mena ! Jika kau mengikutiku, maka akan ku pastikan keluargamu menanggung malu atas perbuatanmu " ucap Zoey yang langsung membuat Jackson menghentikan langkahnya.
" Zoey... Zoey... " teriak Jackson memanggil Zoey namun gadis itu seolah menulikan pendengarannya dengan terus berjalan membawaku menuju lift.
" Kau tidak akan lepas dariku Zoey ! Tidak semudah itu " teriak Jackson lalu terdengar suara barang-barang terlempar dari dalam kamar.
Zoey keluar dari mobil setelah kami tiba di tepi pantai. Sejak keluar dari hotel tadi, Zoey tidak mengatakan apapun. Ia bahkan mengendarai kendaraannya dengan kecepatan tinggi. Entah apa yang ada dalam otaknya saat ini.
" Zoey, kamu baik-baik saja ? " aku memberanikan diri bertanya kepada Zoey.
" Hem, aku baik-baik saja. Seharusnya aku yang bertanya seperti itu " jawab Zoey sambil melihat luka yang ada di bibirku.
Ia menghela nafasnya lalu mencari kotak P3K yang ada di dalam mobilnya. Zoey mengambil kapas lalu membasahinya dengan air minum yang ada pada botol mineralnya. Lalu mengusapkan perlahan ke arah luka yang ku derita.
Setelahnya, dia memberikan salep pada luka di bibirku. Aku sedikit meringis menahan perih saat dia mengoleskan salep.
" Maaf, aku sudah membuatmu seperti ini. Seharusnya aku tidak mengajakmu tadi " ucap Zoey merasa bersalah.
" Dasar brengsek si Jackson itu ! " gerutu Zoey sambil memasukkan kembali salep ke dalam kotak P3K.
" Kau menyesali perbuatanmu tadi ? " tanyaku lagi.
Zoey melirik ke arahku lalu tertawa kecil.
" Menyesal ? Kau gila ? Aku bahkan menantikannya sejak lama " jawabnya.
" Lalu apa yang mengganggu pikiranmu ? "
Zoey menatapku lamat-lamat.
" Dave, jika aku mengatakan yang sebenarnya apa kau akan selalu disisiku ? " tanya Zoey, aku bisa merasakan kekhawatiran yang besar dari tatapannya.
" Aku tahu Jackson tidak akan melepaskanku begitu saja. Selalu ada cara baginya untuk menjeratku kembali " Zoey kembali mengatakan apa yang ada dalam pikirannya.
" Lalu apa yang akan kau lalukan ? " aku menatap Zoey yang juga tengah menatapku.
" Dave, bawa aku pergi ! " seru Zoey.
Mendengar ucapan Zoey, membuatku membelalakkan mata.
" Kau gila, Zoey ! Siapalah aku ini, sampai berani membawamu pergi " ucapku menolak, padahal jauh di dalam hatiku aku memang ingin pergi bersamanya.
" Kau tidak ingin membawaku pergi ? Dave apa kau tidak mencintaiku ? " tanya Zoey lagi menatapku dalam-dalam.
Aku sangat mencintaimu, Zoey ! Sangat...
" Dave... " suara Zoey membuyarkan lamunanku.
" Zoey, mana mungkin aku berani mencintaimu " ucapku lirih.
Zoey tersenyum miris, bahkan kini ia tertawa kecil.
" Hah, ternyata aku salah. Aku pikir kamu mencintaiku. Sepertinya selama ini, aku salah mengartikan perlakuanmu padaku. Padahal aku mencintaimu Dave " ucap Zoey mengakui perasaannya lalu berjalan menjauhi mobil, menyusuri pasir pantai.
Apa ? Aku tidak salah dengar kan ? Zoey mencintaiku ?
Aku bertanya pada diriku sendiri, tak percaya dengan apa yang Zoey ucapkan. Hingga dengan langkah tertatih aku berusaha menggapai tangannya lalu menyamakan langkahku dengannya.
" Zoey, kau serius dengan ucapanmu tadi ? " aku mempertanyakan kembali hal yang tadi diucapkannya dengan meraih dan menggenggam tangannya.
" Tentu saja tidak " jawab Zoey menatapku.
Hah, seharusnya aku tahu jika wanita sepertinya tidak akan pernah tertarik kepadaku. Lagipula apa yang bisa kubanggakan.
Aku menghela nafas, lalu melepas perlahan genggamanku.
Bodoh ! Seharusnya kau bercermin Dave !
Aku merutuki diriku sendiri.
" Kau mencintaiku kan Dave ? " tanya Zoey yang kini berdiri tepat di hadapanku.
" Aku cukup tahu diri, Zoey. Aku tidak pantas mencintaimu meskipun aku sangat menginginkannya " jawabku lirih.
Tiba-tiba Zoey memelukku dengan erat.
" Aku tidak mencintaimu, Dave ! Tapi aku sangat mencintaimu ! " ucap Zoey yang langsung membuatku tertegun mendengar penjelasannya.
Aku melepaskan pelukannya lalu menatapnya lekat.
" Kau serius ? " Aku menatap ke dalam matanya yang berwarna hazel. Dan aku tidak melihat kebohongan disana.
Zoey mengangguk dan balas menatapku.
" Aku sangat mencintaimu Dave ! " ucapnya lalu mendekatkan wajahnya dan mencium bibirku
Aku sedikit terkejut dengan sikapnya, namun aku pun membalas ciumannya, memagutnya dengan lembut. Ciuman pertamaku !
Tautan bibir kami terlepas saat Zoey mendongak, menatap mataku.
" Dave... Ayo kita menikah ! " ajak Zoey yang membuatku terbelalak untuk kedua kalinya.
" Apa ? Menikah ? Zoey, kau menyadari ucapanmu ini ? "
" Ya, aku sadar dan aku sangat yakin untuk menikah denganmu " tegas Zoey. Tak ada sedikitpun keraguan di matanya.
" Zoey... Orang tuamu tidak akan setuju " ucapku seperti orang yang putus asa.
" Aku tidak peduli. Ini adalah hidupku dan mereka tidak bisa mengatur kebahagiaanku " ucap Zoey.
" Tapi, aku ini tidak memiliki apapun untuk kubanggakan kepada orang tuamu. Tidak ada harta, tidak punya kuasa, bahkan keluargaku sendiripun aku tidak tahu. Jadi mana mungkin orang tuamu akan merestui hubungan kita... "
" Tapi kau punya ini " ucap Zoey sambil memegang dadaku.
" Kau punya kebaikan hati, kau cerdas dan yang paling penting kau memiliki cintaku " tambah Zoey.
" Dave... Aku tidak ingin bersama dengan pria lain, apalagi Jackson si pria brengsek itu. Aku ingin menyerahkan diriku seutuhnya kepada pria yang aku cintai dan mencintaiku. Dan itu dirimu " tegas Zoey menangkup wajahku hingga aku bisa melihat kejujuran dan ketulusan dari ucapannya itu.
Aku menarik tangan Zoey dari wajahku lalu mengecup jemari tangannya. Aku tak ingin kehilangan wanita di hadapanku ini.
" Baiklah... Ayo kita menikah ! Aku akan membuktikan jika diriku pantas untuk bersanding denganmu " ucapku dengan yakin.
Kemudian aku berlutut di hadapannya dan menggenggam jemarinya.
" Zoey Calista Taylor, bersediakah kau menjadi istriku ? Bersamaku mengarungi kehidupan ini bersama dalam suka dan duka ? "
Aku menatapnya dengan penuh harap.
Zoey menganggukkan kepalanya, bisa kulihat matanya berbinar saat mendengar lamaranku.
" Aku bersedia "
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments