Havana masih menjaga harga dirinya. Ia mendorong lembut dekapan Hart. Ia tidak ingin terbujuk rayuan pria tampan ini karena begitu takut untuk mengenal lagi apa itu cinta. Karena terlalu percaya tentang cinta, ia harus menjauhi keluarganya dan memilih menempuh pendidikan kedokteran di negara London. Walaupun sudah menyelesaikannya, namun Havana masih enggan untuk kembali ke Singapura.
"Aku mau pulang. Tolong antarkan aku ke apartemenku!" pinta Havana terlihat datar dan membuat Hart tidak ingin lagi buat drama didepan gadis cantik ini.
"Baiklah. Di mana apartemenmu?" tanya Hart dan Havana memberitahukan alamat apartemennya.
Rupanya apartemen Havana tidak jauh dari posisi mereka saat ini. Setibanya di apartemen miliknya Havana, gadis ini membuka pintu mobil dan turun tanpa mengucapkan terimakasih. Ia langsung masuk ke lobi dan tidak ingin menengok melihat wajah Hart.
"Ada apa dengan gadis itu?" batin Hart lalu melanjutkan perjalanannya ke perusahaan miliknya.
Havana adalah seorang gadis keturunan Melayu Singapura. Ayahnya berkebangsaan Inggris dan ibunya Singapura. Kini dia sudah menjadi seorang dokter bagian spesialis penyakit dalam. Sejak masih duduk duduk di bangku SMA, ia menjalin kasih dengan seorang pemuda saat usianya genap 17 tahun.
Saat merayakan kelulusannya, Havana diajak sang kekasih mengunjungi tempat wisata lokal yaitu Botanical Garden. Di tempat itulah Havana dilamar oleh sang pujaan hati yaitu David.
Flash back
"Havana...! Maukah kamu menikah denganku?" ucap David sambil memperlihatkan sebentuk cincin berlian pada Havana yang saat ini genap berusia 18 tahun.
Havana begitu terharu hingga akhirnya ia menganggukkan kepalanya sambil membekap mulutnya dengan satu tangannya sementara tangan yang lainnya ia sodorkan kepada kekasih untuk disematkan cincin berlian itu.
"Saat ini aku hanya bisa melamarmu secara personal. Minggu depan aku akan membawa kedua orangtuaku untuk melamarmu dan kita akan menikah secepatnya. Kamu bisa melanjutkan kuliahmu. Aku tidak akan melarangmu karena impian besarmu menjadi seorang dokter," ucap David.
Flash back off
"David. Jangan lakukan itu padaku! aku tidak ingin kita melakukan ini sebelum menikah...!" pinta Havana saat David hendak memasuki tubuhnya.
"Aku akan menikahi kamu secepatnya Havana. Kenapa kamu harus takut sayang, hmm?" bujuk David lalu menekan benda pusakanya membuat Havana menjerit kesakitan.
Akhhhhkkk.....
"David ..! Ini sakit David...! tolonglah aku tidak kuat menahan sakitnya!" rengek Havana.
Tanpa menghiraukan tangis kesakitan Havana, David benar-benar meneruskan aksinya untuk mendapatkan kesucian Havana membuat Havana pasrah karena ia yakin David akan menikahinya.
"David .... David.... David....! jangan pergi..! Bukankah kamu berjanji akan menikahi aku, sayang?" pinta Havana saat David hendak ke bandara.
"Aku harus memberitahukan kepada kedua orangtuaku untuk melamar kamu Havana. Percayalah padaku sayang! aku akan kembali secepatnya bersama kedua orangtuaku," ucap David penuh ketulusan dan tidak ada kebohongan sama sekali di matanya membuat Havana percaya pada pangerannya.
"Davidddd......!"
Havana tersentak lalu mengerjapkan matanya melihat ke luar jendela unit apartemennya ternyata sudah malam.
"Astaga...! Ternyata sudah malam. Havana melihat jendela yang terbuka hingga menyebabkan air hujan masuk membasahi gorden tipis itu melambai-lambai karena tertiup angin kencang.
Ia beringsut lalu segera turun menghampiri jendela kamarnya dan menutupi jendelanya serta menguncinya dengan rapat. Ia melirik jam sudah pukul delapan malam. Havana menyalakan lampu kamarnya yang lebih terang dan masuk ke kamar mandi.
Ia mencuci wajahnya sebentar dan menatap wajahnya didepan kaca wastafel sambil memikirkan apa yang terjadi dengannya hari ini.
"Apakah aku bertemu dengan seorang pria bernama Hart siang ini adalah bagian dari mimpi? apakah semua yang terjadi dalam kehidupanku adalah sebuah mimpi? jika ini hanya mimpi mana mungkin aku merasakan sesakit ini? kesucianku telah hilang direnggut bajingan itu berarti itu bukan mimpi," Havana kembali terisak lalu duduk di lantai kamar mandi sambil memeluk tubuhnya.
Perasaannya kembali terasa kacau mengingat dirinya yang lagi-lagi terjerat perasaan suka pada Hart yang sangat berani menyatakan cintanya pada dirinya padahal mereka baru saja bertemu dan belum ada dalam satu jam.
"Tidak....dia tidak mengatakan cinta kepadaku. Dia hanya bilang ingin menikahi aku. Itu yang aku dengar darinya," lirih Havana.
Ting ....tong ...ting...tong ..
Bunyi bel unit kamar apartemen milik Havana mengangetkan Havana yang terlihat agak malas untuk melihat siapa yang datang menemuinya. Ia sengaja mendiamkannya lalu bangkit berdiri untuk melangkah keluar dari kamar mandi. Namun bunyi bel itu terus menganggunya. Ia menghampiri pintu utama dan melihat layar CCTV dan ternyata.
"Astaga...! kenapa dia datang lagi...? apa yang harus aku lakukan?" tanya Havana terlihat gugup campur panik saat melihat wajah Hart yang ada di layar itu.
Jika tidak dibuka, pasti laki-laki itu tidak akan menyerah begitu saja padanya. Terlihat sekali sifat keras kepala Hart yang selalu memaksakan kehendak. Akhirnya Havana memilih untuk membuka pintu itu dan melihat wajah tampan Hart yang tersenyum padanya sambil menatap Havana dari ujung kepala hingga ujung kaki dengan penampilan yang sama saat mereka bertemu tadi siang.
Wajah bantal Havana yang terlihat baru bangun tidur namun bercampur sembab dengan hidung terlihat merah membuat Hart mencurigai jika Havana baru saja habis menangis. Entah kesedihan apa yang sedang dialami gadis itu yang ingin sekali Hart mengetahuinya.
"Selamat malam Havana ...! apakah kamu tidak mengijinkan aku masuk?" tanya Hart yang sedang membawa kotak makanan ditangannya dan juga buket bunga mawar dan anyelir.
"Silahkan masuk tuan...!" ujar Havana lalu melebarkan daun pintu itu untuk Hart. Hart memberikan bunga itu pada Havana yang menerimanya dengan baik.
"Terimakasih Havana! apakah kamu baru bangun tidur?" tanya Hart yang langsung duduk tanpa menunggu Havana memintanya duduk.
"Iya. Tadi aku ketiduran dan baru bangun setelah mendengar hujan lebat di luar sana karena jendela kamarku masih terbuka," ujar Havana memberikan alasan yang cukup logis walaupun sebenarnya ia bangun tidur karena mimpi buruk.
"Kebetulan sekali aku bawa makanan untuk kita berdua. Aku tahu pasti kamu belum makan malamkan?" tanya Hart.
Havana hanya mengangguk. Wajah Havana yang terlihat tetap datar dengan tatapan sendu yang menyimpan banyak kesedihan di dalamnya dan itu mampu membuat hati Hart ikut terkoyak.
"Mau makan di sini? atau di meja makan?" tawar Havana.
"Di sini saja. Kita bisa makan sambil nonton film. Ruangan ini sangat nyaman untukku," ujar Hart terlihat syok akrab namun hati Havana terlihat tetap beku saat ini.
"Baiklah. Aku akan ambil piring untuk kita." Havana mengambil piring di dalam kitchen set dan juga sendok. Ia juga mengeluarkan air dingin dari kulkas.
Havana meletakkan empat piring dan membuka kemasan makanan itu dan dipindahkan di piring. Havana memberikan piring yang sudah diisi makanan itu pada Hart. Keduanya menikmati makan malam itu tanpa ingin memulai obrolan.
Wajah datar Havana yang membuat Hart harus memutarkan otaknya untuk mencairkan suasana tapi entah harus mau mulainya dari mana. Mungkin luka yang dirasakan Havana terlalu sakit membuatnya enggan untuk memberi cela pada Hart untuk menyelami penderitaan batinnya lebih dalam.
"Apa yang terjadi padamu Havana? apakah cinta yang telah membuat kamu membantu seperti ini?" batin Hart sambil melirik Havana yang asyik mengunyah makanannya sambil menonton film tapi pikirannya entah ke mana.
"Havana. Apakah kamu tinggal sendirian di apartemen ini?" tanya Hart.
"Hmm!" singkat, padat, jelas. Hanya itu jawaban Havana.
"Apakah ada pria lain selain keluargamu yang datang ke sini. Maksudku kekasihmu, mungkin?" tanya Hart membuat Havana langsung tersedak.
Uhuk ...uhuk ...uhuk ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
suti markonah
ayo hart bantu havana~ hancurkan david yg telah bikin hati havana beku~
2023-06-12
1
Warijah Warijah
Hayo Havana bicara jujur pd Hart..siapa tahu Hart bisa membantu mencari David yg telah melecehkn mu..
2023-06-12
2