.
.
Sudah sepekan Aneeta dirawat dirumah sakit Dan juga belum sadarkan diri. Akmal dan buk Nike bergantian menjaga setiap harinya. Akmal bahkan hanya pulang saat ganti baju dan kekantor untuk hal-hal penting saja, setelahnya Akmal akan menghabiskan semua waktunya menunggui Aneeta.
Siang itu saat Akmal baru datang, Buk Niken berpamitan untuk ketoko kuenya. Ada beberapa urusan mendesak yang mengharusnya buk Niken kesana.
Tanpa diketahui Akmal, Mata Aneeta terbuka perlahan. Akmal sejak tadi hanya memegangi tangan Aneeta dan saat ia menatap kewajah Aneeta. Betapa bahagianya Akmal.
"Sayang.. Sayang.. Kau bangun ??" Akmal begitu bahagia.
Aneeta belum menjawab. Ia hanya membuka tutup matanya hingga beberapa kali. Lalu meneguk ludahnya dengan susah payah.
"A..air.."Ucap Aneeta lirih dan terbata.
"Apa ?? A..air ?? Iya..iya.."Akmal buru-buru mengambil gelas air putih dan membantu Aneeta minum menggunakan sedotan.
Aneeta terlihat seperti merasakan kelegaan dengan sesekali memejamkan kedua matanya.
"Sayang.. Kau sadar.. Aku panggil dokter.."Akmal menekan tombol disisi atas ranjang Aneeta guna memanggil perawat atau dokter.
Aneeta mengembangkan senyum tipis diwajahnya yang masih pucat dan begitu lemah.
.
.
Dokter sudah selesai memeriksa Aneeta, Akmal terus setia disisi Aneeta. "Bagaimana dok ??"
"keadaan Nona sudah mulai membaik. Dan ini sangat bagus sekali. Semoga semakin hari semakin baik ya Nona, Biar bisa segera pulang."Balas sang dokter.
Akmal tersenyum bahagia dikecupnya kening Aneeta beberapa kali.
"Tapi harus ingat ya Nona, Luka Nona belum sembuh seutuhnya Nona tidak boleh berfikir keras atau terlalu berat."Pesan sang dokter.
Akmal.mengangguk cepat. "Baik dok.. Terima kasih.."
Saking bahagianya Akmal langsung menghubungi Ibu Niken guna memberitaunya jika Aneeta sudah bangun dari tidurnya.
Akmal tak henti-hentinya berucap syukur seraya mengecup kening Aneeta. "Allhamdulillah sayang.. Akhirnya kau sadar juga.. Aku bahagia sekali.."
"Berapa lama aku disini ??" Tanya Aneeta masih dengan suara lemahnya.
"Sepekan sayang.. Aku saja sampai kawatir dan berkata pada Ibu untuk membawamu keluar negeri, agar kau bisa segera membuka mata.."Balas Akmal.
"Kau terlalu berlebihan.."Timpal Aneeta lagi.
"Kau mau.makan sesuatu ?? Atau menginginkan sesuatu..??" tawar Akmal.
"Aneet..."Suara Ibu Niken membuat keduanya menatap kearah pintu.
Ibu Niken berlari kecil mendekati Aneeta yang benar-benar sudah membuka kedua matanya.
Ibu Niken langsung memeluk Aneeta dengan air mata yang turut menetes saking bahagianya.
"Sayangku.. Kau bangun Nak..Syukurlah Nak.. Ibu sangat kawatir sekali.."
"Ibu.. Jangan menangis.. Maaf ya, Aneet sudah membuat kalian jadi seperti ini.."Balas Aneeta
Melihat bagaimana Ibu Niken yang sangat menyayangi Aneeta membuat hati Akmal terenyuh. Ia sama sekali tak mendapatkan itu dalam keluarganya, Bahkan dulu saat Akmal baru datang keIndonesia dan tak sengaja diserempet orang, Papa dan Mamanya Akmal tidak seantusias seperti ini.
"Apa kata dokter Nak Akmal ?? Apa keadaan aneeta mulai membaik ??" ibu Niken memberondong Akmal dengan pertanyaan.
"Iya Buk. Aneeta mulai membaik. Tapi kita harus menjaga dia agar tidak terlalu berfikir keras dulu, Luka dikepalanya belum sepenuh ya sembuh."Terang Akmal.
"Ahh.. Ya Allah.. Terima kasih.. Masih memberi keselamatan untuk putriku.."Ucap Ibu Niken dengan mengecup kening Aneeta.
"Ibu.. Malu dilihatin Akmal.."Protes Aneeta.
"Jadi kau hanya mau dicium Akmal saja ?? Tidak dengan ibu ??" Protes Ibu Niken balik.
"Bukan begitu.. Tapi aku kan sudah besar.."Timpal Aneeta.
"Sebesar apapun kau, kau tetap putru kecil ibu Aneeta.."Balas Ibu Niken.
Semuanya nampak tersenyum bahagia dengan Kesadaraan Aneeta yang tanpa keluhan dan kendala.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments