UNGKAPAN HATI PAK GURU

Malam ini Zayn mengajak Revia dan Arvian makan malam di resto xx. Revia meminta Zayn untuk menjemputnya di rumah. Setelah menjemput Revia, ia melajukan mobilnya menuju resto xx dengan kecepatan sedang. Di dalam perjalanan nampak Revia seperti sedang memikirkan sesuatu.

" Pak memangnya ada acara apa kok tumben Bapak mengajak kami makan malam di luar?" Tanya Revia menatap Zayn yang sedang fokus menyetir.

" Sebenarnya tidak ada acara apa apa sih, cuma hari ini kebetulan bertepatan dengan hari aniversary kedua orang tua saya." Sahut Zayn.

" Jadi maksud Bapak, kita akan bertemu dengan kedua orang tua Bapak begitu?" Tanya Revia memastikan.

" Iya." Sahut Zayn menganggukkan kepala.

" Kenapa Bapak tidak bilang dari tadi Pak? Kalau saya tahu kan akan saya bawakan sesuatu untuk mereka. Sekarang saya tidak membawa apa apa gimana donk? Atau mending kita mampir dulu ke toko kue Pak." Ujar Revia terlihat panik.

" Tidak usah repot repot Bu, cukup doakan saja untuk kebaikan kedua orang tua saya." Ujar Zayn.

" Tapi nggak enak lah Pak kalau tidak bawa apa apa, apalagi ini pertemuan pertama kami. Kalau doa pasti saya memberikan doa terbaik untuk mereka berdua." Ucap Revia.

" Tidak apa apa, itu sebabnya saya tidak memberitahu anda sebelumnya. Kalau saya beri tahu pasti anda akan repot repot membawa apa apa. Bisa bisa kue beserta tokonya anda bawa kalau bisa." Ucap Zayn.

" Ya tidak begitu juga Pak. Tapi sudah lah kalau begitu, saya pasang muka tembok aja kalau gitu." Ujar Revia membuat Zayn terkekeh.

Sampai di resto xx, Zayn menggandeng tangan Arvian masuk ke dalam di ikuti Revia yang berjalan sejajar dengannya. Revia nampak heran pasalnya resto mendadak sepi. Dari depan pintu terbentang karpet merah yang di hiasi nyala lilin di pinggir sampai taman belakang resto.

Mereka bertiga berjalan melewati kolam renang menuju meja yang di hias dengan indah. Nampak seorang pria dan wanita paruh baya yang Revia yakini sebagai orang tua Zayn.

" Bu Revia, kenalkan! Mereka kedua orang tua saya." Ucap Zayn.

Revia menyalami keduanya dengan takzim.

" Revia, Tante, Om." Ucap Revia.

" Saya Ramlan dan ini istri saya, Mona." Ucap pak Ramlan.

" Malam Tante, senang bertemu dengan kalian berdua. Saya ucapkan happy anniversary semoga semakin langgeng dan segera di pertemukan dengan calon menantu kalian." Ucap Revia.

Pak Ramlan dan bu Mona saling melempar tatapan.

" Kami sudah bertemu dengan calon menantu kami Revia." Ucap bu Mona.

" Dan dia adalah kamu." Lanjut bu Mona dalam hati.

" Oh maaf saya tidak tahu." Ucap Revia.

" Dan maaf juga karena saya tidak membawa apa apa untuk kalian berdua, pak Zayn tidak memberitahu tujuan datang kemari sebelumnya." Sambung Revia mengelus tengkuknya sendiri.

" Kata siapa kamu tidak membawa hadiah untuk kami?" Ucap bu Mona melirik Arvian.

Revia mengerutkan keningnya.

" Sepertinya anak tampan ini adalah hadiah terindah untuk kami berdua." Ucap bu Mona.

" Hai tampan, siapa namamu?" Tanya bu Mona membungkukkan badannya sambil mengelus pipi Arvian.

" Ah iya maaf, perkenalkan ini Arvian anak saya. Muridnya pak Zayn yang selalu merepotkan." Ucap Revia.

" Sayang salim sama mereka." Ucap Revia menatap Arvian.

Arvian mencium punggung tangan bu Mona dan pak Ramlan bergantian.

" Arvi." Ucap Arvi bingung mau menyebut mereka berdua dengan sebutan apa.

" Pintar sekali." Ucap pak Ramlan mengelus kepala Arvian.

" Pak guru, bolehkah saya memanggil mereka dengan sebutan Oma dan Opa?" Tanya Arvian mendongak menatap Zayn.

" Kenapa tidak? Memang seharusnya kamu memanggil mereka dengan sebutan itu kan." Sahut Zayn.

" Yeiiii.. Akhirnya Arvi punya oma dan opa juga. Terima kasih pak guru, pak guru telah memberikan Arvi keluarga yang lengkap." Sorak Arvi.

" Arvi kau tidak boleh begitu sayang." Ucap Revia.

" Tidak apa apa, biarkan saja! Dia anak kecil, jadi dia tidak tahu masalah orang dewasa. Lebih baik sekarang kita makan. Keburu dingin nanti makanannya." Ucap pak Ramlan.

"Ah iya Om, maafkan putra saya." Ucap Revia di balas anggukkan kepala oleh pak Ramlan.

" Sayang sini duduk sama Oma." Ucap bu Mona.

" Siap Oma." Sahut Arvian duduk di kursi tengah tengah antara bu Mona dan pak Ramlan.

Revia duduk di samping Zayn berhadapan dengan kedua orang tua Zayn.

" Silahkan di makan Bu, maaf jika menunya seadanya. Kalau tidak sesuai selera, anda bisa memesan yang lain." Ucap Zayn.

" Tidak perlu Pak, ini lebih dari cukup." Sahut Revia.

Bagaimana tidak? Semua hidangan mewah ada di atas meja. Steak beef dan yang lainya sudah tersedia di depan Revia hanya tinggal memakannya saja.

Mereka memulai makan dengan khidmat. Sesekali Arvian tertawa karena bercanda dengan bu Mona dan pak Ramlan. Revia terharu melihat semua itu.

" Seandainya papa sama mama masih ada, pasti Arvian sebahagia ini bersama mereka. Sayang mereka telah pergi meninggalkan aku." Batin Revia.

Kedua orang tua Revia meninggal dunia akibat kecelakaan setelah beberapa bulan pernikahan Revia dengan suaminya.

" Oh ya Revia, om dengar kamu memimpin perusahaan RA Group, om salut dengan kegigihanmu menjalankan perusahaan itu. Padahal beberapa tahun lalu perusahaan itu hampir bangkrut." Ucap pak Ramlan.

" Iya Om, alhamdulillah sekarang sudah lebih maju dari sebelumnya." Sahut Revia.

" Kalau Om kerja dimana?" Revia balik bertanya.

" Om Dekan di Universitas xx." Sahut pak Ramlan.

" Wah Om juga hebat donk bisa jadi Dekan di sana. Nggak sembarangan orang lhoh Om bisa menduduki jabatan itu." Ujar Revia. Revia tahu karena ia salah satu donatur di yayasan tempat pak Ramlan bekerja.

" Ya alhamdulillah, rejeki dari Tuhan." Sahut pak Ramlan.

Mereka melanjutkan mengobrol sampai makan malam mereka selesai.

Selesai makan mereka melanjutkan mengobrol sambil sesekali melempar candaan. Revia sangat terkejut saat Zayn menggenggam tangannya.

" Revia." Ucap Zayn menambah keterkejutan Revia, pasalnya Zayn menanggalkan sikap formalnya.

" Hari ini di depan putramu dan kedua orang tuaku. Aku ingin mengungkapkan perasaanku padamu." Ucap Zayn menatap Revia yang hanya diam saja.

" Perasaan yang aku pendam selama ini. Tapi kali ini aku tidak bisa memendamnya lagi."

" Dari awal aku melihatmu, hati ini bergetar Revia. Jiwa ini memilihmu untuk menjadi penghuni hatiku. Apalagi setelah kedekatan kita selama beberapa bulan ini, membuatku semakin menggila. Setiap malam aku selalu terbayang wajahmu, setiap waktu aku selalu terngiang suara indahmu. Aku tidak bisa melupakanmu barang sedetik pun. Aku mencintaimu Revia, aku menginginkanmu untuk menjadi pendamping hidup ini."

Revia diam membisu, ia tidak menyangka jika Zayn memiliki perasaan seperti itu padanya.

" Di depan kedua orang tuaku dan putramu, aku ingin melamarmu. Aku ingin menjadikanmu dan Arvi sebagian dari hidupku. Aku ingin melindungi dan menjaga kalian di sisa hidupku ini. Aku tidak ingin bertanya tentang perasaanmu, dan aku tidak akan mempermasalahkan perasaanmu padaku tapi aku ingin kamu menerimaku dan perasaan ini, karena jika masalah cinta, cintaku cukup untuk kita bertiga." Ucap Zayn mengelus punggung tangan Revia.

Zayn mengeluarkan sekotak cincin dari kantong kemejanya. Ia membukanya lalu menyodorkannya ke depan Revia.

" Revia, apa kau mau menerima lamaranku? Apa kau mau menjadi pendamping hidupku dan menua bersamaku selamanya?" Tanya Zayn menatap Revia.

Revia menatap pak Ramlan dan bu Mona yang nampak menganggukkan kepala. Lalu ia kembali menatap Zayn.

" Bagaiaman Revia? Apa kau mau menerimaku dan segala kekuranganku?" Tanya Zayn lagi.

" Aku... Aku.... "

Aku apa ya???

Jangan lupa tekan like, koment vote dan mawar yang banyak bair author makin semangat.

Terima kasih...

Miss U All...

TBC.....

Terpopuler

Comments

sella surya amanda

sella surya amanda

lanjut

2023-06-13

2

Erchapram

Erchapram

Revia malu2 meong

2023-06-12

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!