MAKAN MALAM BERSAMA

Hari telah berganti, jam empat sore Zayn datang ke rumah Revia.

Ting Tong..

Zayn memencet tombol bel yang ada di samping pintu. Tak lama seorang wanita paruh baya membukanya.

" Den Zayn ya, pak gurunya den Arvi?" Tanyanya.

" Iya Bu, apa Arvinya ada di rumah?" Tanya Zayn sopan.

" Ada Den, silahkan masuk!" Ucap bi Asih, art yang di pekerjakan oleh Revia beberapa hari lalu.

Zayn masuk ke dalam, ia mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru rumah. Rumah mewah, ruang tamu yang luas dan tiang penyangga yang besar besar berwarna gold membuat rumah ini semakin mewah.

" Silahkan duduk dulu Den! Bibi akan membuatkan Aden minuman." Ujar bi Asih.

" Terima kasih Bi." Sahut Zayn duduk di sofa ruang tamu.

Tak lama bi Asih membawa secangkir kopi dengan satu toples kue di tangannya.

" Silahkan Den di nikmati dulu, saya akan panggilkan Den Arvi."

Bi Asih meninggalkan Zayn sendirian, ia memanggil Arvi di kamarnya. Arvi nampak senang mendengar Zayn datang. Ia berlari menuruni anak tangga menghampiri Zayn yang sedang menyeruput kopinya.

" Sore Pak guru." Sapa Arvi duduk di sofa sebrang.

" Sore sayang, sudah siap untuk belajar?" Tanya Zayn menatap Arvi.

" Sudah donk Pak." Sahut Arvi penuh semangat.

" Mau belajar apa hari ini?" Zayn bertanya lagi.

" Mau belajar kesenian Pak, ayo kita ke ruang belajar!" Ajak Arvi menggandeng tangan Zayn menuju ruang belajarnya.

Ceklek...

Arvi masuk ke dalam di ikuti Zayn dari belakang. Nampak ruangan belajar yang sangat rapi, buku buku tertara rapi di tempatnya dan meja belajar yang lumayan besar serta dekorasi dinding yang nampak seperti alam terbuka membuat suasana nampak tenang. Siapapun akan betah belajar di sini.

" Sayang ini ruang belajarmu atau mommymu? Kelihatannya semalam kamu belajar di dalam kamar." Ujar Zayn.

" Ini ruang belajar Arvi Pak, semalam mommy meminta Arvi belajar di kamar jadi kalau Arvi mengantuk biar bisa langsung tidur." Sahut Arvi.

" Oh." Gumam Zayn.

" Ya sudah, ayo kita mulai belajarnya." Ucap Zayn.

Zayn mulai mengajar Arvian sama seperti saat di sekolah, bedanya jika di sini Zayn mengajarnya di selingi candaan. Arvi nampak sangat senang karena ada yang menemani belajar seseru ini.

" Arvi, dimana mommy kamu?" Tanya Zayn menatap Arvi.

" Mommy belum pulang kerja Pak, paling sebentar lagi." Sahut Arvi.

" Memangnya setiap hari begini? Arvi tinggal bersama art saja di rumah?" Entah kenapa Zayn semakin penasaran dengan kehidupan Revia.

" Tidak Pak, bi Asih baru kemarin kerja di sini. Biasanya sepulang sekolah Arvi ikut mommy ke kantor, terus nanti pulangnya sore atau malam hari." Ujar Arvi.

" Kasihan sekali anak sekecil ini di bawa bekerja di kantoran. Tidak kebayang betapa bosannya Arvi di sana." Batin Zayn.

" Ya sudah sekarang ayo lanjut belajar lagi." Ujar Zayn.

" Siap Pak guru." Sahut Arvi.

Hampir jam setengah enam, Revia belum juga pulang. Arvi tidak mau di tinggal oleh Zayn membuat Zayn bingung.

" Pak guru jangan pulang dulu! Tunggu mommy pulang baru Pak guru pulang." Ucap Arvi memegangi lengan Zayn.

" Tapi ini sudah sore Arvi, Pak guru harus pulang sekarang. Kalau pak guru tidak pulang, nanti mommy kamu akan marah." Ujar Zayn.

" Tidak mau, pokoknya Pak guru harus menemani Arvi sampai mommy pulang." Ucap Arvi kukuh.

Zayn menatap bi Asih di balas anggukkan kepala olehnya.

" Baiklah Pak guru akan menemani Arvi sampai mommy kamu pulang." Ucap Zayn duduk di sofa ruang tamu sambil menunggu Revia.

Di dalam ruangan Revia di kantornya, ia nampak terkejut saat mendengar adzan maghrib.

" Ya Tuhan ternyata sudah maghrib. Arvi pasti takut kalau di kamar sendirian. Oh ya, Pak Zayn sudah pulang belum ya? Mending aku telepon deh. Begini nih kalau tidak Sonia, semua pekerjaan harus aku yang menghandle sendiri sampai tidak ada yang mengingatkan waktu." Gerutu Revia menutup laptopnya.

Revia mengambil ponselnya, ia segera menelepon Zayn. Telepon tersambung, tinggal menunggu Zayn mengangkatnya. Tak lama terdengar suara Zayn dari ponselnya.

" Halo Bu."

" Halo Pak, apa Bapak masih di rumah saya?" Tanya Revia.

" Iya Bu masih, Arvi tidak mau saya tinggal. Dia meminta saya menunggu ibu pulang." Ujar Zayn.

" Iya Pak nggak apa apa, tolong jaga Arvi! Saya akan segera pulang." Ujar Revia.

" Baik Bu." Sahut Zayn mematikan sambungan teleponnya.

Detak jantung Zayn berdebar kencang, itu sebabnya ia segera mematikan teleponnya.

" Ya Tuhan jantung ini... Apa aku benar benar terpesona dengan mommynya Arvi? Apa perasaan ini sudah tepat? Apakah perasaan ini tidak salah? Ya Tuhan... Jika memang dia jodohku, maka dekatkanlah. Tapi jika bukan jodohku, maka hilangkanlah perasaan ini! Aku tidak mau tersiksa karena menyimpan perasaan yang tidak seharusnya aku miliki." Batin Zayn.

" Pak guru, apa itu mommy?" Tanya Arvi menatap Zayn.

" Iya sayang, mommymu bilang dia akan segera pulang. Kita di minta untuk menunggu sebentar." Sahut Zayn di balas anggukkan kepala oleh Arvi.

" Mending kita sholat maghrib dulu, tunjukkan pada pak guru dimana pak guru bisa sholat?" Ujar Zayn.

" Arvi tidak tahu, selama ini Arvi tidak pernah melihat mommy sholat." Jawaban Arvi membuat Zayn terkejut.

" Kenapa mommy tidak sholat?" Tanya Zayn.

" Mommy tidak ada waktu, waktu mommy habis untuk bekerja Pak guru." Sahut Arvi.

" Astaghfirullahal'adzim."

" Kalau begitu ayo kita sholat di ruang belajarmu saja! Pak guru akan jadi imam dan kamu jadi makmum. Kita praktekkan pelajaran yang kita ajari di sekolah." Ujar Zayn.

" Baik Pak." Sahut Arvi.

Keduanya menuju ruang belajar Arvi, mereka mengambil air wudhu di kamar mandi yang ada di sana. Setelah itu mereka sholat maghrib berjama'ah.

Revia yang baru saja pulang langsung menuju ruang belajar Arvi setelah menanyakan keberadaan Arvi kepada bi Asih.

Ceklek...

Revia termangu melihat Arvi dan Zayn yang sedang sholat. Arvi mengikuti setiap gerakan Zayn dengan benar. Hati Revia merasa tersentuh melihat semua itu.

" Tanpa aku sadari, aku terlalu jauh darimu ya Tuhan. Selama ini aku lupa menyembahmu karena terlalu sibuk dengan pekerjaanku." Gumam Revia.

Tanpa Revia sadari, Zayn dan Arvi sudah selesai melaksanakan sholatnya. Keduanya menghampiri Revia yang nampak termenung.

" Mommy sudah pulang." Ucap Arvi mengguncang lengan Revia membuatnya tersadar dari lamunannya.

" Ah iya sayang." Sahut Revia.

Zayn menatap Revia begitupun sebaliknya.

" Apa ibu sudah sholat?" Tanya Zayn sengaja ingin tahu.

" Ah saya sedang tidak sholat Pak." Sahut Revia.

" Sesibuk apapun ibu dalam pekerjaan, ibu tetap tidak boleh meninggalkan sholat, karena sholat itu kewajiban. Dosa hukumnya jika ibu tinggalkan begitu saja. Harta tidak akan di bawa mati tapi iman, bisa menyelamatkan kita di akhirat nanti." Ucap Zayn menohok hati Revia.

" Terima kasih sudah mengingatkan saya, tapi saya harap jangan melebihi batasan anda Pak Zayn." Ucap Revia.

" Baiklah maafkan saya, sebagai sesama saya hanya mencoba mengingatkan saja. Karena di sini yang rugi anda sendiri bukan saya." Ucap Zayn.

" Sudah sudah, mommy sama Pak guru jangan bertengkar lagi. Arvi lapar mau makan, ayo kita makan malam bersama." Ajak Arvi menarik tangan Revia dan Zayn membuat keduanya mengikuti Arvi.

Sampai di meja makan, lagi lagi Arvi nampak bermanja manja dengan Zayn. Ia meminta Zayn untuk menyuapinya, walaupun Revia sudah berusaha melarangnya namun ia tetap kalah dari putra tercintanya.

Revia menatap Arvi yang nampak senang di suapin oleh Zayn. Ia jadi merasa bersalah karena telah memisahkan Arvi dari ayah kandungnya.

" Mommy, Arvi punya satu permintaan pada Mommy." Ucap Arvi sambil mengunyah makanan di mulutnya.

" Telan dulu makanannya baru bicara sayang." Ucap Zayn.

" Katakan apa keinginanmu sayang!" Ucap Revia menatap Arvi.

" Tapi Mommy janji harus mengabulkan permintaan Arvi yang satu ini." Ucap Arvi.

"  Mommy janji tapi tidak untuk yang satu itu." Ucap Revia yang sangat di pahami oleh Arvi.

" Bukan itu Mommy, tapi Arvi ingin.."

Ingin apa ya? Jangan lupa tekan like koment vote dan hadiahnya yang banyak. Karena di akhir bab nanti author pilih tiga pendukung terbanyak yang akan memenangkan pulsa sebesar dua puluh ribu rupiah.

Terima kasih...

Miss U All...

TBC....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!