bab 4

"Alhamdulillah, enak banget. Ternyata kamu pinter masak juga ya.

Tadi buburnya juga sangat lezat makanya langsung habis. Nanti kalau kamu gak capek, masakin buat mas lagi ya." balas mas Hamzah dengan senyuman lebar, dan hatiku rasanya senang luar biasa.

"Mas!

Mas Hamzah!

Keluar kamu, mas. Keluar!"

Deg, suara teriakan itu, sebentar lagi pasti akan ada masalah yang diciptakan lagi.

Aku dan mas Hamzah saling melempar pandang, dan terlihat ia menarik nafasnya dengan kasar.

"Biar aku saja yang buka pintunya, kamu lanjutin makan saja." mas Hamzah berdiri dan berjalan menuju pintu, perlahan tapi pasti, pintu kamar terbuka, wajah mbak Bella nampak memerah, matanya melotot dengan kedua tangan berada di pinggang.

"Begini ya, mas.

Aku tidak dirumah sebentar saja kamu sudah kegatelan masuk ke dalam kamar perempuan miskin itu. Bukankah tugasmu sudah selesai, dia sudah hamil anakmu, tak perlu lagi kamu mendatangi dia. Aku tidak suka, paham?" teriak mbak Bella dengan suara nyaring, dadanya nampak naik turun, jelas sekali kalau dia sangat marah. Hati ini rasanya seperti diremas, hinaan yang dilontarkan semakin menusuk hatiku.

Dan mas Hamzah hanya bergeming, sedikitpun tak mau membelaku, aaah aku juga siapa.

"Sudah!

Cukup sayang, tadi aku pulang dari kantor kepala rasanya pusing dan aku demam, nyari kamu gak ada, aku putuskan ke kamar Anniyah, dia sudah merawatku." sahut mas Hamzah yang berusaha menjelaskan pada istrinya, dan...aku seperti wanita asing yang tak dipedulikan perasaannya, meskipun air mata tak kuasa di tahan, namun sebisa mungkin aku tak mau menunjukkan rapuhku ini pada mereka.

"Ayo, kamu harus menemaniku makan.

Aku sudah beli pizza. Bukan masakan kampung seperti itu, dasar orang kampung ya hanya taunya cuma masakan kampung." sungut mbak Bella dengan wajah sinisnya. Lalu menarik tangan mas Hamzah, sedangkan laki laki yang berstatus suamiku itu hanya bisa pasrah tanpa mau melawan sikap istrinya yang sudah keterlaluan.

Dengan hati bergemuruh, aku membereskan bekas makan mas Hamzah, dan tak berniat lagi untuk meneruskan makan yang masih sisa separo di piringku, aku harus banyak bersabar karena memang aku dinikahi untuk dipinjam rahimku saja, tanpa dicintai oleh mas Hamzah.

"Mbak, mbak Anniyah, ini bibi." terdengar bi Titin mengetuk pintu kamar, pasti beliau akan mengambil piring bekas makan kami.

"Masuk saja, bi.

Tidak dikunci kok." teriakku sambil berusaha menguatkan hati agar tidak menangis di hadapan siapapun.

"Bibi mau ambil bekas piring kotornya, mbak.

Sudah selesai makannya?"

"Sudah, bi.

Ambil saja, maaf ya, jadi buat bi Titin repot." balasku sambil membantu bibi membereskan bekas makan ku dengan mas Hamzah.

"Sudah jadi tugasnya bibi, mbak.

Mbak Anniyah baik baik saja kan?" Bi Titin menatapku dengan tatapan menyelidik.

"Ada apa, bi?

Aku baik baik saja kok." sahutku dengan senyum dipaksakan.

"Yang sabar ya, mbak.

Insyaallah, suatu saat nanti, mbak Anniyah akan mendapatkan keadilan. Dan kebenaran itu akan terkuak atas ijin Alloh." jawab Bi Titin dengan senyuman tipis dan tatapan iba padaku. Tapi apa maksud dari semua ucapan itu, terkuat, apa yang dimaksud bibi ya.

"Maksud bibi?" aku menatap bibi dengan rasa penasaran oleh ucapannya barusan.

"Nanti, mbak Anniyah juga akan tau sendiri.

Yang sabar saja, dan jaga kandungan mbak Anniyah." sahut bibi, dan langsung pergi membawa nampan berisi wadah kotor untuk dibawa turun ke bawah.

Aku terdiam dan jadi kepikiran dengan maksud ucapan Bu Titin. Apa yang dia sembunyikan, apakah ada hubungannya dengan mbak Bella?

Aah sudahlah, kenapa aku harus pusing memikirkan hal yang sama sekali tidak aku tau maksudnya. Lebih baik fokus untuk untuk mengetik, agar bisa mendapatkan hasil yang lebih baik bulan ini. Aku harus bisa menabung untuk biaya kuliah adikku. Karena, setahun lagi dia akan lulus SMU dan harus kuliah, aku ingin adikku bisa bernasib lebih baik dariku. Dan aku akan berjuang untuk itu.

☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️

jangan lupa mampir juga di karya aku yang lain.

Novel baru :

#Ayah Aku Juga Anakmu

#Tentang Luka istri kedua

Novel on going :

#Wanita sebatang kara

#Ganti Istri

#Ternyata aku yang kedua

Novel Tamat :

#Tekanan Dari Mantan Suami (Tamat)

#Cinta dalam ikatan Takdir (Tamat)

#Coretan pena Hawa (Tamat)

#Cinta suamiku untuk wanita lain (Tamat)

#Sekar Arumi (Tamat)

#Wanita kedua (Tamat)

#Kasih sayang yang salah (Tamat)

#Cinta berbalut Nafsu ( Tamat )

#Karena warisan Anakku mati di tanganku (Tamat)

#Ayahku lebih memilih wanita Lain (Tamat)

#Saat Cinta Harus Memilih ( Tamat)

#Menjadi Gundik Suami Sendiri [ tamat ]

#Bidadari Salju [ tamat ]

Peluk sayang dari jauh, semoga kita senantiasa diberikan kesehatan dan keberkahan dalam setiap langkah yang kita jalani.

Haturnuhun sudah baca karya karya Hawa dan jangan lupa tinggalkan jejak dengan like, komentar dan love nya ya say ❤️

Terpopuler

Comments

say

say

🥺🥺🥺🥺

2023-06-14

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!