Bab 2

"Owh, awas ya, jangan minta yang aneh aneh.

Jangan gunakan kehamilan kamu untuk memeras uang suamiku." mbak Bella menatapku sinis, lalu pergi begitu saja setelah meminum air dingin dari kulkas. Pakaiannya rapi dan wangi, sepertinya dia akan pergi bertemu teman teman sosialitanya yang konon adalah para istri pejabat. Itu yang sempat aku dengar dari pembicaraan antara mas Hamzah dan mbak Bella sewaktu mas Hamzah protes dengan kelakuan istrinya, dia tidak suka mbak Bella sering keluar rumah dengan hal hal yang tidak jelas.

Tak lama terdengar suara mobil keluar, entahlah aku merasa lega jika dirumah tak ada mbak Bella.

Bukan aku ingin menguasai rumah dan menjadi ratunya sendiri, tapi lebih pada ketenangan jiwa ini.

"Kok ngelamun, mbak?" tiba tiba Rena sudah ada di hadapanku dengan wajah mengernyit.

"Loh, Rena. Kapan datang?

Mbak kok gak tau." sahutku kaget, karena dia tiba tiba sudah ada di hadapanku. Rena adalah adik bungsu mas Hamzah, dia masih kuliah semester akhir. Sedangkan adik kedua mas Hamzah namanya Hyan, dia terlihat pendiam dan dingin, bicara pun sangat irit. Jarang datang kerumah ini, dia memegang jabatan wakil direktur di kantor milik keluarga mereka.

"Barusan, mbak.

Tadi juga papasan dengan mbak Bella.

Mbak Anniyah gimana, gak lemes atau ngidam apa gitu?" sahut Rena yang sudah duduk di kursi yang ada dihadapan ku.

"Ngidamnya wajar wajar saja, paling paling pingin makan yang asem tapi pedes. Ini lagi nungguin bibi, mau bikin rujak buah." sahutku sambil nunjuk bumbu sambel rujak buah yang baru selesai aku bikin.

"Mbak Anniyah betah seatap dengan mbak Bella?

Aku saja, ogah mbk.

Orangnya selain cerewet, nyebelin banget. Gak tau, kok mas Hamzah bisa betah dan cinta sama perempuan kayak dia." Cebik Rena yang membuatku tertawa geli.

"Jangan begitu ah, gak baik.

Bagaimanapun mbak Bella istrinya mas Hamzah." sahutku yang tak mau terlalu membicarakan apa yang menurutku tak harus dibicarakan, meskipun dalam hati juga membenarkan ucapan adik iparku ini.

"Habisnya nyebelin banget tau gak sih, bisanya cuma marah marah dan habisin duit." sungut Rena, dan aku tak mau menanggapi, takut jika bibir ini akan kebablasan membicarakan keburukan orang lain, sedangkan diri sendiri masih begitu banyak keburukan yang melekat.

"Mbak, gimana keadaan adik mbak?

Sudah keluar dari rumah sakit?" sambung Rena dengan mengubah bahan obrolan.

"Alhamdulillah sudah.

Semoga setelah operasi keadaannya kembali baik baik saja. Aamiin." sahutku menerawang mengingat wajah lemah adikku. Dia harus aku tinggalkan dirumah peninggalan orang tua kami, dan aku titipkan pada Bu Wati tetangga sebelah, Alhamdulillah, Bu Wati orang yang baik dan menyayangi kami dari kami sejak ditinggal oleh ayah dan ibu.

Anak anak Bu Wati semua ada diluar kota, suaminya juga sudah meninggal beberapa bulan yang lalu. Sehingga dengan senang hati Bu Wati mau menjaga Ayu dan menemaninya tidur dirumah.

"Terus, dirumah sama siapa?

Kenapa gak mbak ajak tinggal disini saja, kan masih banyak tuh kamar kosong." sahut Rena yang menatapku dalam-dalam.

"Tidak, Ren.

Aku masih tau batasan ku, aku tidak mau membuat penghuni rumah ini gak nyaman, Ayu ada yang menemani kok, ada tetangga sebelah yang mau menjaganya." aku menjawab jujur dan mengulas senyum tipis di bibir ini.

"Loh ada non Rena toh?

Maaf ya mbak Anniyah, kalau bibi lama, soalnya ketemu teman barusan dan diajak ngobrol sebentar, ini buahnya biar bibi bersihkan dulu." Bi Titin barusan pulang dari membeli buah, lumayan lama sih.

"Iya, bik. Gak papa kok." Bibi terlihat mencuci semua buah yang tadi dibelinya, lalu menyerahkan padaku beberapa biji saja dan sisanya dimasukkan ke dalam kulkas.

Aku menikmati rujak buah dengan perasaan senang, rasanya enak sekali meskipun hanya dengan bumbu sederhana, Rena memandangku dengan gemas, namun menolak saat ku tawari, katanya asem. Padahal seger dan enak banget.

Rumah kembali sepi, Rena mampir hanya sebentar dan dia pergi lagi. Katanya gak betah jika berlama lama dirumah kakaknya. Kesini hanya ingin menemuiku dan menanyakan keadaan kehamilan ini. Sepertinya, keluarga mas Hamzah memang benar benar begitu menunggu kehadiran bayi di dalam perut ini.

Aku kembali duduk di dalam kamar yang luas ini, isinya yang begitu lengkap membuat betah berdiam diri di sini, termenung menghadap arah keluar dari jendela kamar, kadang suka mendatangkan inspirasi untuk bahan menulis cerita di aplikasi berbayar berlogo biru.

Yah, aku memang suka menulis, dengan menulis bisa menumpahkan segala beban yang ada di hati ini. Dulu menulis hanyalah sekedar hobi, tapi lambat laun, menulis adalah caraku mencari nafkah untuk mencukupi kebutuhan hidupku dan adikku.

Kali ini, aku menulis cerita tentang luka istri kedua, yang aku ambil dari pengalaman pribadiku sendiri, menjadi istri kedua tak selalu bahagia karena diutamakan oleh suami. Tapi jika kasusnya sepertiku akan sangat berbeda, aku menjadi istri kedua karena ada perjanjian kontrak diantara kami, mas Hamzah hanya menitipkan benihnya saja untuk mendapatkan seorang anak dariku, tanpa cinta sehingga sikapnya dingin dan biasa saja terhadap diri ini. Meskipun akhir akhir ini aku merasakan ada perubahan dari caranya menatapku, bagaimana dia perduli dan mulai mengkhawatirkan diri ini. Mungkin karena aku tengah hamil anak yang sudah dia inginkan sejak dulu.

Aku mulai mengetik dengan laptop usang yang aku dapat dari salah satu temanku, kalimat demi kalimat mengalir begitu saja, sampai ada tangan yang menyentuh pundakku lembut.

Saat aku mendongakkan kepala, ternyata mas Hamzah sudah berdiri di belakangku dengan senyuman tipis di bibirnya. Dan sialnya kenapa hatiku berdesir tiap kali melihat wajah putih nan tampannya itu.

☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️

jangan lupa mampir juga di karya aku yang lain.

Novel baru :

#Ayah Aku Juga Anakmu

#Tentang Luka istri kedua

Novel on going :

#Wanita sebatang kara

#Ganti Istri

#Ternyata aku yang kedua

Novel Tamat :

#Tekanan Dari Mantan Suami (Tamat)

#Cinta dalam ikatan Takdir (Tamat)

#Coretan pena Hawa (Tamat)

#Cinta suamiku untuk wanita lain (Tamat)

#Sekar Arumi (Tamat)

#Wanita kedua (Tamat)

#Kasih sayang yang salah (Tamat)

#Cinta berbalut Nafsu ( Tamat )

#Karena warisan Anakku mati di tanganku (Tamat)

#Ayahku lebih memilih wanita Lain (Tamat)

#Saat Cinta Harus Memilih ( Tamat)

#Menjadi Gundik Suami Sendiri [ tamat ]

#Bidadari Salju [ tamat ]

Peluk sayang dari jauh, semoga kita senantiasa diberikan kesehatan dan keberkahan dalam setiap langkah yang kita jalani.

Haturnuhun sudah baca karya karya Hawa dan jangan lupa tinggalkan jejak dengan like, komentar dan love nya ya say ❤️

Terpopuler

Comments

say

say

semoga mas Hamzah jadi cinta beneran ya😍 apalagi sudah ada anak yg sedang dikandung

2023-06-12

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!