seminggu setelah pengajuan perceraian di pengadilan telah disetujui, kini status Dania benar-benar resmi menjadi seorang Janda.
Dania yang merasa bosan terus berada dirumah pun memilih kembali mengurus butiknya yang beberapa hari ini ia tinggalkan dan di handle oleh sahabatnya, Hanna.
"nak, kamu mau kemana?", tanya mommy Caroline yang melihat putri semata wayangnya itu sudah rapi dengan kemeja panjang dan juga rok mengembang selutut.
"mom, aku mau ke butik. kasian Hanna sendiri menghandle butik yang lagi ramai pengunjung. aku pamit mom". Dania menyalami mommynya takzim.
....
Hanna Pratiwi merupakan sahabat baik Dania sejak SMA. Dania dan Hanna juga kuliah dengan jurusan yang sama yakni design fashion. Dania yang lulus dengan predikat cumlaude itupun mendirikan sebuah butik mewah dikawasan mall X di kota C. ia mendirikan butik itu dari hasil kerjanya yang semasa kuliah ia membuka jasa jahitan dirumah.
Hanna yang memang berteman baik pun ia gandeng untuk menjadi partner kerjanya dibutik itu. Dania menggaji Hanna dengan jumlah yang tak sedikit. meskipun seharusnya ia mampu membuka toko sendiri, ia malah memilih untuk setia bekerja dengan sahabatnya itu.
Hanna sendiri anak yatim piatu. orangtuanya meninggal saat terjadinya longsor. ia berhasil diselamatkan dengan adik nya yang bernama Bagas Sandi yang sekarang duduk di kelas XII SMA.
"assalamualaikum, Hanna". Hanna menoleh ke sumber suara yang begitu lembut.
"waalaikumsalam, eh Nia. kau kembali bekerja? kau baik-baik saja kan?" tanya Hanna dengan membrondong pertanyaan.
"haha, aku baik-baik saja. apa kau ingin aku terlihat murung dan tidak baik-baik saja?" Dania memanyunkan bibirnya seolah sedang ngambek kepada Hanna.
"Big no. biarkan pria itu menyesali perbuatannya kelak. ayo sini. aku tunjukkan sesuatu untukmu". ajak Hanna menggandeng tangan Dania.
"taraaaaaaa. ini dia hadiah untukmu. Semoga kau menyukainya. aku mendesign ini spesial untukmu". ucap Hanna antusias.
"aku kan sedang tidak berulang tahun, Hanna. hadiah apa ini? bukannya Hadiah pernikahan telah kau berikan padaku sepasang sepatu buatan luar negeri itu". tanya Dania bingung.
"heh, pikun. kau masih muda kan? apa kau lupa kau nikah tepat dihari ulangtahun mu. ckk, kau ini". decak Hanna kesal karena Dania melupakan hari ulangtahunnya sendiri.
"oh, haha. jujur aku tak mengingatnya. baiklah, terimakasih banyak sahabatku. aku sangat menyukai gaun ini Dann... dan, apa ini? siapa yang akan menggunakan toxedo ini? apa Daddy ku? tapi mengapa ukurannya terlihat kecil?".
Dania yang awalnya senang menjadi bingung karena ternyata gaun itu memiliki toxedo sebagai pasangannya.
"hmmm, ntahlah siapa yang akan menggunakannya. berjanjilah untuk menggunakan pakaian ini disaat terpenting mu suatu hari nanti. berikan toxedo itu untuk pasanganmu kelak, semoga ukurannya tak kekecilan.". Hanna berkaca-kaca mengingat bahwa sekarang sahabatnya itu janda dimalam pernikahannya.
"oke, aku setuju dan aku berjanji. aku akan menyimpan ini baik-baik. tapi, apakah ada yang mau dengan janda sepertiku?" Dania terlihat sedih dengan sudut matanya yang mulai berair.
"oh my God, Dania pemilik D' Butik yang terkenal akan kualitas dan harganya, seorang fashion designer ternama. siapa yang tak menginginkanmu? meski kau janda, tapi kau masih Ting-ting jika kau lupa." Hanna menguatkan Dania supaya tidak merendah diri akibat status jandanya kini.
.......
Pukul 9 malam, Dania dan Hanna bersiap menutup butik dan pulang. tapi sebelum itu, Dania setia menunggu sahabatnya dijemput adiknya. Hanna menolak untuk diantar Dania karena arah rumah mereka yang berbeda.
"duh ni bocil kemana sih, gak angkat telpon. katanya udah dijalan tapi gak sampai-sampai". gerutu Hanna menunggu Bagas.
"mungkin kejebak macet dipertigaan, Han. sabar sebentar lagi. aku akan menunggumu." Dania mengajak Dinda membeli cemilan sambil menunggu Bagas datang.
dari kejauhan Hanna memicingkan matanya guna melihat pria muda di sebrang sana apakah benar dugaannya atau tidak. semakin pria muda itu mendekat semakin yakin pula Hanna dengan perkiraannya.
"crishtian, hei". Hanna melambaikan tangan ke arah crish.
"kak, Hanna. sedang apa? kenapa sudah larut masih disini?" tanya Crish yang melihat kawasan mall memang sudah sepi.
"hmm, ah ya. sebelum aku menjawab pertanyaanmu. kenalkan, ini sahabat kakak sekaligus pemilik D' Butik di tempat kakak kerja. dan ya kakak disini karena menunggu sahabatmu yang jalannya seperti siput sejak sejam yang lalu". Hanna semakin kesal karena Bagas tak kunjung tiba.
"oh, kalau kakak mau bisa pulang denganku. tapi..." crish memotong ucapannya.
"kau kenapa? ada apa?" tanya Hanna.
"hmm, Kak Dania. kakak yang cantik jelita, baik hati, tidak sombong, rajin menabung, orang sukses, rezekinya banyak, buka butiknya sebentar dong. aku mau cari training untuk lomba basket besok pagi disekolah. masalahnya darurat kak, training ku udah pada gak muat. tiba-tiba aja semua jadi cingkrang". rayu Crish kepada Dania dengan puppy eyes nya itu.
"haha, kau imut sekali. baiklah tuan muda. silahkan. khusus untuk anda malam ini saya membuka kembali butik saya. eh, tapi aku tidak janji ada yang muat dengan mu. suruh siapa jadi bocil kok tinggi banget. gak cocok kamu masih SMA gini". ucap Dania yang membuat crish tersenyum dengan menampilkan deretan giginya.
.....
"kak, aku mau yang ini, ini, dan sepatu ini ya." crish menunjuk pilihan ya g akan dibelinya.
" ini, crish. ambil saja. tidak perlu kau bayar." jawab Dania.
"tapi kak, aku punya uang kok. bahkan meskipun aku masih SMA aku punya restoran sendiri dari hasil aku menjuarai lomba basket 2 tahun lalu. ini terima ya kak". crish menyodorkan segepok lembaran merah yang langsung didorong kembali oleh Dania.
"tidak perlu. begini saja, cukup bayarkan dengan kemenangan dari lombamu besok. setelahnya traktir aku makan eskrim di restoran sebrang jalan sana." crish yang tau arah restoran yang ditunjuk Dania pun tersenyum dan menyetujuinya.
"oke lah, bye kakak Peri. ayo kak Hanna. jangan bengong Nanti lalat masuk dalam lubang hidungmu yang besar itu". ajak Hanna sembari keluar toko setelah selesai mengunci butik.
"namanya Dania Winarti, bocil. bukan peri. kau masih kecil pun sudah pelupa." Hanna mengingatkan crish. yang disambut dengan tawa crish yang menampilkan lesung pipi dikedua pipinya.
"aku memang menyebutnya kakak peri. sebab memang sifatnya sebaik peri. tidak seperti kak Hanna yang seperti ibu tiri. hahahah". Hanna berlari mengejar crish yang mengejeknya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments