Farah meletakan kedua telapak tangannya untuk menutupi setengah bagian wajah. Kala dadanya terasa semakin berdebar kencang, saat pengumuman mulai terdengar. Satu-persatu nama peserta yang lolos disebutkan, tapi entah kenapa tiba-tiba saja dia ragu jika namanya akan tercantum di list peserta yang lolos, sementara ratusan kontestan mengikuti audisi hari ini, dan Farah tahu betul jika kuota yang mereka berikan sangatlah terbatas.
"Setidaknya kau sudah mencoba Farah. Berhasil atau tidak kita lihat nanti. Jika gagal season sekarang, kita berjuang lagi di season selanjutnya." Hatinya berbicara.
Namun, Farah terperanjat, ketika namanya disebutkan dengan jelas oleh salah satu pembawa acara. Membuat perempuan itu menjerit kencang sambil melompat-lompat kegirangan.
"Ya Tuhan aku berhasil! Yeay aku lolos. Aku bisa lanjut dan membuktikan jika aku layak masuk galeri." Farah tertawa kencang, tapi cairan bening terlihat jelas mengalir di kedua sudut matanya.
Ya, dia menangis bahagia. Rasanya tidak menyangka, apa yang dia cita-citakan dari sejak lama, akan segera Farah wujudkan.
Membuat beberapa orang yang berdiri tidak jauh darinya ikut bertepuk tangan.
"Selamat, Farah. Kamu sudah selangkah lebih maju." Batinnya kembali berbicara.
Setelah selesai memberitahukan daftar nama-nama peserta yang lolos untuk mengikuti audisi selanjutnya. Alia tampak menggenggam mic, dan mendekatkan benda itu pada mulutnya. Lalu berbicara, dengan raut wajah berbinar dan senyuman tipis yang wanita itu perlihatkan.
"Selamat kepada para peserta yang lolos. Kalian boleh datang ke galeri Minggu depan. Siapkan masakan andalan kalian, dan buat Juri terpukau, … untuk yang tidak lolos, kalian bisa mencobanya di kontes selanjutnya, jangan menyerah, dan terus semangat, masih ada kesempatan di tahun-tahun berikutnya." Ujar Alia, seraya mengedarkan pandangan ke segala arah, dimana tempat yang dia datangi saat ini terlihat di di penuhi oleh ratusan orang yang antusias dengan acara memasak bergengsi itu.
***
Tepat pukul 18.30 sore hari.
Loka keluar dari dalam mobil taksi online yang dia pesan beberapa waktu lalu. Untuk mengantarkannya dari apartemen menuju salah satu tempat, memenuhi undangan makan malam, di salah satu hotel ternama di Jakarta .
Suasana ballroom hotel terlihat begitu ramai dengan hiasan yang sangat meriah, dimana terdapat tamu-tamu undangan lain. Beberapa diantaranya adalah orang yang Loka kenali. Siapa lagi kalau bukan rekan kerjanya, Alia dan Andrew. Dan mereka benar-benar mempunyai hubungan yang sangat dekat, setelah Loka bergabung bersama mereka untuk menjadi juri di salah satu acara yang mempunyai reting tertinggi.
"Loka!" Alia menyambut kedatangan rekannya.
Wanita itu mengulurkan tangan, yang langsung Loka terima sampai keduanya saling berjabat tangan. Kemudian saling memeluk satu sama lain, setelah mencium pipi kanan dan kiri terlebih dahulu.
"Bagaimana kabar? Baik?" Tanya Alia, dia menatap wajah tampan pria di hadapannya lekat-lekat.
Loka mengulum senyum, kemudian mengangguk.
"Seperti yang kau lihat. Aku bahkan terlihat begitu baik bukan?" Loka terkekeh.
Setelah itu Loka beralih kepada Andrew yang juga mengulurkan tangannya, lalu kedua pria itu saling merangkul, dan menepuk-nepuk pundak satu sama lain.
"Kenapa kau tidak pernah berubah? Keadaanmu tetap seperti ini? Apa kamu tidak pernah mengalami penurunan atau kenaikan berat badan?" Ucap Andrew sambil tertawa.
"Ya. Mama sangat menjaga pola makanku! Selain tidak boleh sembarangan, semuanya dia teliti dan baru boleh aku makan jika menurutnya semua yang sudah diperiksakan dalam keadaan baik, dan mempunyai gizi yang lengkap." Jelas Loka.
Dan penjelasan itu membuat Alia dan Andrew tertawa kencang. Bagaimana tidak, dengan usia Loka yang menginjak 34 tahun, dia masih mendapatkan banyak perhatian dari ibunya.
"Bagaimana dengan hubunganmu bersama Manda? Ada kelanjutannya? Sepertinya media sangat tertarik dengan kisah asmara kalian." Pria itu tertawa pelan.
Andrew menatap Loka dengan seksama.
Mengingat kedekatan antara Loka dan Manda, menjadi salah satu berita yang sering di tayangkan. Entah tanteng kontroversi yang wanita itu buat, atau hal lain. Sampai gosip itu menjadi salah satu berita terpanas satu tahun belakangan.
Loka hanya mengedikkan bahu, dengan senyuman yang menyembunyikan banyak arti.
"Halah. Tidak usah bahas itu, atau Loka akan marah kepadamu dalam waktu yang cukup lama!" Sergah Alia. "Ayo duduk, mungkin sebentar lagi Direktur
utama akan segera datang, dan acara makan malam pasti akan segera dimulai." Ajak wanita itu.
Loka menurut, dia segera mengikuti Alia dan menempati salah satu kursi yang memang sudah tersedia, dimana terdapat namanya tertera di atas meja sana. Hal yang sama Andrew dan Alia lakukan, mereka duduk menghimpit Loka karena susunan nama yang terletak di atas meja memang begitu.
Tidak lama setelah itu. Seorang pria paruh baya dengan setelan pakaian rapi memasuki ballroom hotel. Terus berjalan sampai sosok itu berdiri di atas podium, dan segera menyapa seluruh orang yang ada di sana.
"Pertama-tama, saya ucapkan terimakasih sebanyak-banyaknya kepada para tamu undangan yang sudah berkenan menghadiri acara pada malam hari ini. Tak lupa kepada para tim kreatif, produser, dan para host setiap acara yang menjadi program di stasiun televisi kita. Terutama kepada Chef Andrew, Loka, dan Alia, yang Minggu depan acara paling bergengsi akan segera dimulai." Pria yang akrab di sapa Felix itu tersenyum bahagia.
Riuh suara tepuk tangan terdengar dari seluruh tamu undangan. Dan sambutan itu berlangsung selama beberapa menit, sampai akhirnya beberapa pelayan dengan pakaian seragam dan rapi berdatangan, membawa hidangan pembuka pada masing-masing meja setelah Direktur utama menyelesaikan acara sambutannya.
Satu gelas berbentuk mengerucut kecil. Dimana terdapat beberapa ekor udang yang sudah direbus dan di pisahkan dari kulitnya, dihias sedemikian rupa, lengkap beserta saus dan potongan sayur di dalamnya (Cocktail).
"Selamat menikmati." Seorang pelayan yang mengantarkan hidangan pembuka tadi berbicara.
Yang langsung dijawab anggukan oleh Alia. Bahkan wanita itu tampak tersenyum ramah seperti biasa. Sementara Loka dan Andrew hanya diam dan mulai mencoba hidangan yang tampak menggugah selera yang berada tepat di hadapannya.
"Bagaimana? Kau siap untuk Minggu depan? Dan menerima makian dari beberapa orang karena pembawaanmu yang selalu terlihat ketus dan garang?" Alia berbisik.
Loka melirik sekilas, kemudian terkekeh.
"Ah sebenarnya ini pekerjaan yang cukup berat. Tapi bagaimana lagi? Posisiku banyak di inginkan oleh orang lain, dan tidak mungkin aku melepaskan pekerjaan ini begitu saja."
Loka menusuk salah satu udang di dalam gelas sana, membalutnya dengan saus terlebih dulu, kemudian menjejalkannya kedalam mulut.
"Ya, dan galeri akan sepi tanpa dirimu." Andrew menyahut.
Loka mengangguk-anggukan kepalanya kembali, sembari mengunyah udang yang ada di dalam mulutnya dengan perlahan, agar dapat menikmati hidangan pembuka, sebelum akhirnya hidangan utama datang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 21 Episodes
Comments
Tri Sulistyowati
aku usahakan selalu kasih komen
2023-07-05
2