Apakah Ini Malam Pertama?
“Selamat yah Tuan dan Nyonya Gibson!”
“Selamat atas pernikahannya!”
Kepalsuan, itulah yang Clara lakukan saat ini. Bersembunyi di balik senyuman lebar di depan semua orang. Senyuman yang menutupi luka di hatinya. Semua orang satu persatu mengucapkan selamat pada mereka atas pernikahan yang dilaksanakan.
Mungkin semua berpikir jika baik Clara ataupun pria di sampingnya itu bahagia dengan pernikahan ini karena senyuman yang mereka tunjukkan. Tapi nyatanya itu hanya sebuah keformalan.
Keenan Clovis Gibson, itulah nama pria yang kini menyandang status sebagai suaminya saat ini. Suami yang seharusnya menjadi kakak iparnya. Ia sangat tahu jika pria itu tak menginginkan pernikahan ini. Ia sangat tahu senyuman di wajah pria itu hanya sebuah kepalsuan saja.
Setelah acara saling salaman untuk memberikan selamat, keluarga Gibson dan keluarga Lyman memutuskan untuk makan malam bersama.
Di acara makan malam itu, Clara benar-benar tak tahu harus berbuat apa. Jujur saja, ia adalah tipe yang introvert, terutama dengan orang baru. Jadinya, ia hanya diam saja menatap ke arah piringnya yang masih tak tersentuh.
“Menantu, ada apa? Kenapa kamu tak makan? Enggak enak yah? Mau diganti?” tanya seorang wanita paruh baya yang ada di depan Clara.
Maya Gibson, itulah nama wanita paruh baya itu. Atau bisa dibilang sebagai mertuanya saat ini.
Dengan cepat Clara menggelengkan kepalanya. “Tidak apa-apa, Ma. Aku suka kok. Aku akan memakannya,” jawab Clara yang mulai memakan makanannya itu.
“Hmm, Menantuku ini sangat lucu ya. Kamu ini sangat cantik,” puji Maya dengan senyuman lebar.
Mendengar pujian itu membuat Clara cukup malu. Sedangkan terlihat sang Mama yang ada di seberang sana menatap tak suka padanya.
“Besan, maaf yah atas kekacauan ini. Maafkan kami yang malah mengganti pengantinnya. Kami benar-benar tak tau jika Sheina akan lari seperti ini,” celetuk Bayu
Andy Gibson, Papa dari Keenan langsung menggelengkan kepalanya. “Tidak apa-apa, Besan. Aku bisa memaklumi hal ini. Ini pasti berat untuk Sheina bukan. Makanya dia langsung kabur seperti ini,” ujar Andy
“Yahh, tapi dia tak seharusnya melakukan hal ini. Jika memang tak ingin, pernikahan ini tak seharusnya terlaksana. Tapi, untung ada Clara yang menyelamatkan kita dari rasa malu itu. Clara udah cantik, baik lagi,” timpal Maya
Clara hanya bisa tersenyum tipis. Ia bukan penyelamat. Ini sebuah keterpaksaan.
“Maaf yah Clara. Papa sama Mama tak pernah melihatmu di keluarga Gibson. Jadi kami belum terlalu mengenalmu. Papamu selalu mengatakan jika kamu sangat sibuk sehingga tak ada waktu di rumah,” sahut Andy menatap menantunya itu.
Clara menggelengkan kepalanya pelan. “Tidak apa-apa. Saya memang sibuk. Maaf tak pernah muncul ke hadapan kalian,” ujar Clara
“Jangan merasa bersalah gitu dong, Menantu. Kamu tak salah apa-apa kok. Oh ya, umur kamu berapa sekarang?” tanya Maya
“Umurku 19 tahun,” jawab Clara
“Wahh, sesuai dengan wajahmu. Kamu memang masih muda yah. Berarti kamu beda tujuh tahun dong dengan Keenan. Nak, kamu harus banyak perawatan agar tak dikira sebagai pamannya istrimu sendiri,” kelakar Maya membuat yang lain tertawa dengan guyonannya.
“Apaan sih, Ma? Aku tak perlu perawatan, tetap saja aku ini akan tampak muda selalu,” timpal Keenan yang akhirnya berbicara setelah dari tadi hanya diam saja.
Entah kenapa tiba-tiba jantung Clara berdegup kencang kala mendengar suara berat pria itu. Apalagi wajahnya yang terlihat kesal dengan perkataan Mamanya itu menurut Clara cukup menggemaskan.
Dia cukup menggemaskan. Eh?! Apa yang kupikirkan?! Jangan Clara! Jangan! Jangan menaruh harapan padanya. Kau harus ingat kalau ini semua hanya sebuah kepalsuan. Kau hanya istri pengganti saja ~ batin Clara
“Apa kamu tak kuliah?” tanya Andy tiba-tiba.
“Aku....”
“Clara tidak kuliah karena Clara punya kemampuan otak yang kurang bagus. Jadi, dia sendiri yang mengatakan untuk tak kuliah dan lebih memilih untuk langsung mencari pekerjaan,” potong Jina
Clara cukup terkejut dengan apa yang dikatakan oleh Mamanya itu. Bagaimana bisa Mamanya mengatakan alasan yang sama sekali tak benar itu? Ia melihat tatapan Mamanya yang menyiratkan kalau dirinya tak boleh mengatakan yang sebenarnya.
Untuk itu ia hanya pasrah saja. Toh, dia memang pada akhirnya akan mengubur impiannya itu.
“Iyah, apa yang Mama bilang itu benar,” balas Clara
“Tidak apa-apa. Menantu, jangan terlalu terbebani yah. Mama juga bukan wanita yang pintar tau. Tapi Mama pintar membuat Papanya Keenan jadi luluh dengan Mama. Jadi, Mama tak perlu bekerja. Hanya suami saja yang bekerja. Karena ibu rumah tangga itu juga profesi tau. Bahkan profesi yang sangat sulit,” papar Maya
Clara menganggukkan kepalanya pelan. Iyah, apa yang dikatakan Mertuanya itu benar. Tapi....
“Oh ya, Clara. Nanti kamu akan langsung pulang bersama Keenan yah. Dia sudah punya rumah sendiri dari sejak masuk kuliah. Kamu akan tinggal dengannya di rumah itu,” jelas Andy
Sontak Clara cukup terkejut dengan apa yang dikatakan oleh Mertuanya itu. Ia sempat berpikir mungkin ia akan tinggal dengan Mertuanya untuk sesaat. Karena jujur saja, ia akan sangat gugup jika berdua dengan Keenan saja.
“Keenan, kamu harus menjaga istri kamu dengan baik yah. Awas saja kalau kamu sampai menyakiti Clara. Mama yang akan turun tangan langsung,” tutur Maya sambil memandang tegas pada Mamanya itu.
Keenan menghela napas kasar. “Iyah, Ma. Aku tau itu. Aku pasti akan menyayangi istriku ini,” jawab Keenan sambil merangkul pundak Clara sambil menatap ke arah Clara.
Clara hanya menunduk saja. Ia jadi bertambah gugup sekarang. Entah kenapa ia merasakan jika suaminya itu hanya mengatakan sebuah omong kosong saja.
Sebuah mobil berhenti tepat di depan sebuah rumah yang cukup besar. Ia melihat rumah itu cukup takjub. Clara melihat Keenan yang sudah berjalan lebih dulu meninggalkan dirinya untuk masuk ke dalam rumah.
Saat ia masuk ke dalam, ia bisa melihat desain interior rumah yang sangat bagus.
Keenan yang sedang menaiki tangga terhenti kala suara Clara terdengar.
“Ke-Keenan!”
Keenan menolehkan wajahnya pada Clara yang menundukkan wajahnya.
“Ada apa?” tanya Keenan
“Ka-Kamarku di mana?” tanya Clara dengan nada yang gugup.
Sebuah senyum miring terlihat di wajah Keenan. Ia berjalan mendekati Clara.
“Kamarmu? Kenapa bukan kamar kita?” tanya Keenan
Sontak Clara mengangkat kepalanya karena hal itu. Detik kemudian ia langsung melebarkan matanya kala jarak wajahnya dengan Keenan yang begitu dekat. Seketika ia langsung memundurkan langkahnya.
“A-Aku yakin jika kau tak ingin sekamar denganku. Untuk itu aku bertanya,” jawab Clara yang masih gugup.
“Ternyata kau cukup sadar diri yah. Bagus sih. Kamarmu ada di samping kamarku. Kamar yang paling ujung. Tapi....”
Wajah Keenan yang mendekat padanya membuat Clara langsung menundukkan wajahnya itu.
“Bukankah kita harus melewati malam pertama kita dulu?” tanya Keenan dengan nada berat berbisik di telinga Clara.
Sontak Clara melebarkan matanya mendengar pertanyaan itu. Degup jantungnya pun berdegup dengan sangat kencang saat ini. Saat ia mengangkat wajahnya kembali, ia bisa melihat Keenan yang telah menaiki tangga.
Clara langsung mengipaskan wajahnya yang terasa panas. Wajahnya sudah terlihat memerah karena pertanyaan Keenan tadi.
“Dia pasti hanya ingin menggodaku saja. Tak mungkin dia akan melakukannya denganku. Sudahlah, lebih baik aku pergi ke kamar saja,” gumam Clara seraya menaiki tangga.
Ia cukup susah untuk menginjak satu persatu anak tangga karena gaunnya yang cukup besar itu. Padahal dalam mimpinya ingin sekali saat menikah nanti, ia ingin sang suami menggendongnya sampai masuk ke dalam kamar. Tapi semua mimpi itu harus ia kubur baik-baik. Karena hal seperti itu tak akan pernah terjadi padanya. Itu hanyalah kejadian yang ada di novel saja.
“Uhh, segarnya!”
Selepas mengeringkan rambutnya dengan hari dryer, Clara segera keluar dari kamar mandi dengan bathrobe putihnya.
“Ahh!” Clara menjerit dengan keras kala melihat sosok Keenan yang sedang berada di dekat ranjangnya. Sontak ia menutup matanya itu.
“Kenapa kau berteriak sih?” protes Keenan
“K-Kau ngapain ada di situ?” tanya Clara dengan tangan yang masih menutup wajahnya.
Keenan berjalan mendekati Clara. “Bukankah aku sudah bilang yang tadi? Apa kau tak mengingatnya?” tanya Keenan
Sontak Clara mengangkat wajahnya dengan tatapan terkejut. “A-Aku pikir....”
“Kau pikir aku main-main dengan ucapanku yah? Hmm, sayangnya saat ini aku tak sedang berakting seperti tadi,” potong Keenan
“Ma-Maksudmu....”
“Hmphhh!”
Ucapan Clara langsung terhenti kala bibirnya dibungkam dengan bibir Keenan. Pria itu mencium bibirnya. Bukan hanya mencium, Keenan bahkan ******* dengan dengan cepat dan terkesan kasar. Membuat Clara jadi kewalahan.
Karena sejujurnya, ia memang belum pernah melakukan hal ini. Bahkan, ia saja tak pernah pacaran sekalipun. Semua hal ini baru baginya.
Clara memukul bahu Keenan dengan pelan kala pasok udaranya yang sudah hampir habis. Keenan pun melepaskan pagutan bibir itu.
Napas Clara langsung terengah-engah saat bibir itu lepas. Clara yang seperti itu, entah kenapa malah membuat Keenan jadi semakin terangsang. Dengan cepat ia menggendong tubuh Clara dan langsung membuang tubuh gadis itu ke atas ranjang.
“Ah!”
Clara menatap gugup pada Keenan yang menatapnya begitu dalam. “A-Keenan?”
“Hm”
“Apa kita harus melakukan hal ini?” tanya Clara dengan wajah yang ia tundukkan.
Terdengar suara Keenan yang berdecih. Ia mengangkat wajah Clara hingga bisa menatapnya. “Apa kau tak mau menjalankan kewajibanmu sebagai istri?” tanya Keenan
Clara menggelengkan kepalanya pelan. “A-Aku....”
“Kalau begitu, kau tinggal menikmatinya saja. Kau tenang saja, aku akan membuatmu akan terus minta tambah padaku,” potong Keenan
Clara jadi tambah gugup dengan perkataan suaminya itu. Apa malam ini ia benar-benar akan melepas kesuciannya pada orang yang tak ia cintai? Tapi Keenan adalah suaminya. Tentunya Keenan lebih berhak.
Bibirnya kembali dicium oleh Keenan. Sama seperti tadi. Keenan menciumnya begitu menggebu. Bahkan pria itu menggigit bibirnya. Saat ia membuka mulutnya, tiba-tiba saja ia bisa merasakan lidah Keenan yang masuk ke dalam mulutnya.
Tangan Keenan sudah mulai meraba tubuhnya. Meremas tubuhnya sana-sini. Bahkan pria itu sudah memberikan tanda di banyak bagian tubuhnya.
Hingga....
“Akhh! Sakit!” teriak Clara saat ia merasa bagian bawah sana dirobek dengan paksa. Air mata keluar dari ujung matanya.
Detik berikutnya, ia bisa merasakan tubuhnya naik turun dengan cepat. Ia menutup matanya karena malu melihat Keenan yang bertelanjang dada di hadapannya.
Keenan terus mendorong tubuh Clara dengan cepat, sejalan dengan hasratnya yang semakin besar. Ia tak menyangka jika tubuh Clara akan sangat nikmat.
Tubuh sintal Clara cukup membuatnya langsung terangsang. Bahkan ia tak pernah menyangka jika Clara akan memiliki dada sebesar itu. Hal yang cukup membuat nafsu birahinya naik seketika.
Sekitar beberapa saat berlalu, hingga ia merasakan sebuah cairan masuk ke dalam tubuhnya. Clara terengah-engah karena ia merasakan tubuhnya cukup letih. Sebelum matanya tertutup karena rasa lelah itu, ia masih bisa mendengar ucapan Keenan yang cukup membuat hatinya dihujam ribuan jarum.
“Ternyata kau cukup nikmat dibandingkan para wanita yang pernah aku sewa,” ucapnya dengan nada sarkas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments