Hanya Istri Pengganti

Hanya Istri Pengganti

1. Bukan Keinginanku

Bukan Keinginanku

“Apa?! Bagaimana bisa itu terjadi?!”

“Ka-Kami tahu Tuan Lyman. Tiba-tiba saja Nona Sheina tak ada di ruang ganti. Kami tak tahu Nona ke mana”

Bayu Lyman langsung saja melebarkan matanya atas apa yang dikatakan oleh bawahannya itu. Terlihat wajahnya yang sudah emosi karena mendengar sang anak yang kabur di hari pernikahannya.

“Kalian ini tak becus yah! Bagaimana bisa anakku jadi kabur begitu?! Cari! Cari di manapun dia berada. Aku enggak mau tau kalian harus bisa menemukan Sheina,” perintah Bayu dengan tegas.

Sebelum para bawahannya itu beranjak pergi, pintu ruangan tiba-tiba terbuka dan menampilkan sosok wanita paruh baya yang berlari dengan panik ke arah Bayu.

“Ada apa, Ma? Kenapa Mama berlari dengan panik gitu?” tanya Bayu

Sang istri, Jina Lyman, mendekati suaminya dengan sebuah kertas di tangannya.

“Pa, lihat ini! Mama menemukannya di ruang rias tadi. Sheina yang menulisnya sendiri,” ucap Jina seraya menyerahkan surat itu pada suaminya.

Bayu langsung membaca surat itu. Ia langsung mereka kertas itu dengan kuat dan membuangnya ke bawah.

“Bagaimana bisa dia melakukan itu pada keluarganya sendiri?! Apa dia tak memikirkan orang tuanya yang akan kehilangan reputasi di mata orang lain?!” murka Bayu

“Pa, Papa tenang dulu. Sekarang yang terpenting adalah membuat pernikahan ini tetap berjalan. Apa yang akan kita katakan pada keluarga Gibson nanti jika sampai pernikahan ini batal? Yang ada rencana untuk menyuntikkan dana akan gagal terjadi. Lebih parahnya lagi kita akan dihina oleh semua orang nanti,” papar Jina dengan wajah yang sangat khawatir.

Bayu menyetujui apa yang dikatakan oleh istrinya itu. “Mama benar. Kita harus pikirkan cara agar pernikahan ini tetap berjalan. Kita tak boleh membuat keluarga Gibson marah nantinya dengan apa yang kita lakukan,” timpal Bayu dengan wajah yang berpikir keras.

“Bagaimana kalau kita suruh Clara saja yang menggantikan Sheina?” tawar Jina

Bayu langsung memandang terkejut pada istrinya itu. “Bagaimana bisa kita menyuruh Clara yang menggantikan Sheina? Tak bisa! Aku enggak mau Clara masuk ke keluarga Gibson,” tolak Bayu

Jina jadi emosi mendengar penolakan itu. “Terus kota harus bagaimana lagi?! Apa kita ada waktu untuk mencari penggantinya saat ini?! Beberapa jam lagi pernikahan akan dilaksanakan. Apa Papa ada cara yang lebih baik?!” protes Jina seraya berkacak pinggang.

Bayu menghela napas kasar. “Terserah Mama saja. Yang penting pernikahan ini akan terlaksana,” timpal Bayu yang akhirnya pasrah.

“Nah, begitu dong daritadi. Hei, kau! Bawa Clara ke sini,” perintah Jina pada salah satu bawahan.

“Baik Nyonya!”

Tak lama kemudian, pintu ruangan itu terbuka dan menampilkan sosok wanita cantik yang dibalut dengan dress warna merah muda.

“Papa memanggilku?” tanyanya

Bayu menghampiri anaknya itu. “Clara, Papa mau mengatakan sesuatu padamu. Kamu dengarkan baik-baik yah,” ucap Bayu

Clara Lyman, menatap wajah Papanya itu dengan tatapan penasaran.

Bayu menarik napas yang dalam sebelum mengatakan yang sebenarnya pada anaknya itu.

“Kakakmu, pergi kabur dari acara pernikahan ini,” ujar Bayu

Sontak Clara melebarkan matanya atas apa yang dikatakan oleh Papanya itu. “Apa?! Bagaimana bisa kakak pergi?! Hari ini kan pernikahannya. Terus, bagaimana dengan pernikahan ini?” tanya Clara yang terlihat terkejut.

Bayu menghela napas kasar. “Papa juga tak mengerti dengan apa yang dipikirkan oleh kakakmu itu. Jadi, kamu harus membantu Papa kali ini,” timpal Bayu

Clara mengeryitkan dahinya. “Maksud Papa?” tanya Clara dengan tatapan bingung.

Jina yang sudah jengah dari tadi karena suaminya itu tak kunjung mengatakan tujuan sebenarnya.

“Maksudnya, kamu itu harus menggantikan posisi Sheina untuk menikah dengan Tuan Muda Gibson,” sahut Jina

Sontak Clara melebarkan matanya atas apa yang dikatakan oleh Mamanya itu. “A-Apa?! Itu enggak mungkin kan? Papa, apa itu benar? Apa aku yang harus menggantikan posisi kakak?!” tanya Clara dengan tatapan tak percaya.

“Clara, Papa enggak ada pilihan lain selain ini. Papa juga terpaksa melakukannya. Kalian tidak, perusahaan Papa akan diambil oleh mereka. Papa punya hutang yang banyak dengan keluarga Gibson,” jelas Bayu

Clara menggelengkan kepalanya tak percaya. “Maksud Papa ingin menjualku gitu?! Bagaimana bisa Papa melakukan hal itu padaku?! Aku juga akan kuliah, Pa! Apa aku harus tak kuliah” jerit Clara dengan wajahnya yang emosi.

“Clara! Bagaimana bisa kamu menggunakan nada tinggi pada Papamu sendiri?! Kami melakukan ini semua agar keluarga kita tidak hancur. Apa kamu mau Papa kamu masuk ke penjara?! Mau?!” protes Jina dengan wajah yang juga emosi.

Clara jadi terdiam mendengar hal itu. Tentu saja ia tak mau Papanya itu masuk ke penjara.

“Baiklah! Aku mau melakukannya,” jawab Clara final.

“Baguslah! Ayo, kamu ikut Mama. Kita harus mengganti pakaianmu,” balas Jina seraya menarik tangan anaknya untuk segera berganti pakaian.

Gugup, satu kata itu yang mewakili Clara saat ini. Ia menatap dirinya di cermin. Di mana ia sudah terlihat cantik dengan gaun pernikahan yang tak seharusnya ia pakai saat ini. Ini semua bukan keinginannya untuk menikah dengan Tuan Muda dari keluarga Gibson itu. Ia saja tak pernah bertemu dengan pria itu.

Helaan napas kasar terus ia keluarkan untuk meratapi nasibnya saat ini. Baru saja ia akan menempuh pendidikannya ke jenjang bangku perkuliahan. Tapi ia harus mengubur keinginannya itu. Tak mungkin ia melanjutkan pendidikannya itu.

Ia jadi kesal dengan kakaknya itu. Bagaimana bisa kakaknya itu main kabur begitu saja? Kalau mau menolak pun harusnya dari awal saja. Kenapa harus disaat seperti ini?

Pintu ruangan terbuka dan menampilkan sang Papa.

“Clara. Ayo, kita harus pergi ke depan,” ucap Bayu

Clara menganggukkan kepalanya. Ia bangkit dari duduknya dan berjalan mendekati Papanya itu. Mengaitkan tangannya pada Papanya dan berjalan keluar dari ruangan.

Selama perjalanan ke tempat pernikahan, jantung Clara terus berdetak dengan kencang. Ia sangat gugup dengan semua orang yang akan menatap padanya. Usianya baru menginjak 19 tahun, tapi ia sudah menikah saat ini. Walaupun banyak wanita yang menikah muda, tapi ia bukan salah satu yang menginginkan hal itu.

Ramai, itulah yang ia lihat saat sudah memasuki area pernikahan. Semua orang menatap ke arahnya. Banyak dari mereka yang berbisik. Tentu saja ia tahu apa yang tengah dibisikkan oleh orang-orang itu. Pastinya mereka akan terkejut karena melihat bukan kakaknya yang saat ini berjalan bersama Papanya. Sekali lagi, ini bukanlah keinginannya. Dia terpaksa melakukan semua ini.

Hingga Clara sampai di depan seorang pria tinggi dengan wajah datarnya. Bayu membantu Clara untuk duduk di kursi tempat pengucapan akad nikah nanti.

Clara cukup gugup kala pria itu menatap ke arahnya. Entah apa yang dipikirkan pria itu. Tapi yang pasti ia yakin jika pria itu pastinya juga terkejut karena yang muncul bukanlah kakaknya.

“Permainan yang menarik,” gumamnya yang membuat Clara langsung menatap bingung padanya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!