Setelah berbicara dengan Reino , Mami Rieta menemui Bu Minah dan Pak Agus di kamar mereka.
" Maafkan saya Bi Minah, Pak Agus...saya hanya ingin yang terbaik untuk putra saya, kalian juga pasti tau apa yang akan suamiku lakukan jika tidak sesuai dengan keinginannya ".Mami Rieta merasa tidak enak hati , apalagi dia tau , kedua orang itu sudah membesarkan putranya dengan baik dan juga sudah menjaga Reino layaknya seperti anak mereka sendiri.
Karena itu dengan berat hati Mami Rieta memohon pada Bu Minah dan Pak Agus untuk pergi dari rumahnya , serta membawa sang putri dan memutuskan pernikahan yang telah berlangsung antara Qiana dan Reino.
" Iya Nya , kami mengerti ". ucap Pak Agus lirih.
Bagaimana tidak , putrinya yang sangat ia sayangi akan menjadi janda dalam usia muda , tapi ia bisa apa ...dia hanya orang kecil ,tidak akan mampu melawan orang tua Reino yang berkuasa.
" Saya juga mengucapakan banyak - banyak terima kasih , kalian sudah merawat Reino dengan baik ".
" Ini dari saya dan suami , pergunakanlah dengan baik untuk menyambung hidup kalian ".
" Tidak perlu Nyonya ". tolak Pak Agus.
" Hanya ini yang bisa kami berikan pada kalian Pak Agus , jadi terimalah, dengan uang ini kalian juga bisa menguliahkan Qiana ".
" Baiklah Nya ". Sedari tadi Bu Minah hanya diam , matanya tak berhenti mengeluarkan air mata.
" Sekali lagi maafkan saya , dan ingat ...kalian pergilah setelah saya dan Reino berangkat ke bandara , saya tidak mau Reino mengurungkan niatnya ".
Dua orang itu hanya mengangguk pasrah.
Di depan mata Bu Minah dan Pak Agus, dan Mami Rieta ...ketiganya menyaksikan Reino mengucapkan talak pada Qiana.
Qiana langsung luruh ke lantai....Reino yang ingin maju untuk merengkuh mantan istrinya di tahan oleh Mami Rieta.
" Kita harus segera berangkat Rei...nanti terlambat ". di bantu oleh bodyguardnya , Mami Rieta berhasil membawa paksa Reino.
" Tunggu aku Qi...aku akan kembali , aku masih menganggapmu sebagai istriku , karena ini bukan keinginanku...sampai kapanpun kamu adalah milikku Qia .... sampai kapanpun...".
" Qia...putri ibu ". Bu Minah ikut bersimpuh memeluk putrinya.
" Ibuuuu ".
" Ayo , kita segera berkemas , alhamdulillah Bapak sudah dapat rumah , kita akan pindah hari ini juga ". ucap Pak Agus memecah keharuan ibu dan anak itu .
Sampai di depan rumah sederhana itu ketiganya masih sama - sama terdiam.
Ketika akan melangkahkan kakinya untuk masuk ke rumah yang telah di beli oleh Ayahnya , tiba - tiba saja Qiana jatuh pingsan.
Bu Minah dan Pak Agus pun panik , mereka segera membawa Qiana ke klinik terdekat.
Satu kata dari dokter di sana yang membuat kedua orang tua itu menangis , antara bahagia karena akan mempunyai seorang cucu dan juga rasa takut , bagaimana nasib anak dan cucunya kelak , karena Qiana sudah di ceraikan oleh Reino.
" Yah , Bu....". panggil Qiana lirih , ia baru saja siuman.
" Aku kenapa Bu , kenapa kalian menangis, apa aku sakit parah ? ada ketakutan di mata Qiana.
" Tidak sayang , tapi kamu sedang mengandung, kamu yang kuat ya , Ibu dan Ayah akan selalu ada di samping kamu ".
" Ak...Aku hamil Bu ? Bu Minah mengangguk, ia takut Qiana tidak mau menerima kehamilannya.
" Alhamdulillah...". ucap Qiana kemudian, membuat Bu Minah bisa bernafas lega.
" Kamu bahagia nak ?". tanyab Bu Minah.
" Tentu saja Bu , setidaknya ini adalah hadiah terakhir yang Reino berikan untuk aku , aku akan menjaganya dengan baik Bu ".
" Harus itu , karena ini cucu Ibu dan Ayah yang pertama ".
Meski hati Qiana sakit , tapi ia harus tetap kuat mengingat ada calon buah hatinya , apalagi kedua orang tuanya terlihat sangat antusias akan kehadiran cucu mereka.
Qiana akhirnya menunda untuk berkuliah , ia akan fokus dulu pada kehamilannya...meski ia harus merelakan beasiswa yang ia dapat.
Otak Qiana memang di atas rata - rata ...Reino sendiri pun kalah. Tahun ini pun ia mendapat juara umum.
Untuk menyambung hidup , Ibu Minah dan Pak Agus membuka warung makan. Halaman rumah yang di beli Pak Agus cukup luas , jadi mereka membangun warung makan sederhana di depan rumah mereka.
Karena masakan Bu Minah yang enak dan juga mereka memjualnya cukup murah , tak membutuhkan waktu lama , warung mereka sekarang tidak pernah sepi pengunjung.
Apalagi mereka yang mempunyai uang pas - pasan , jadi cukup ke warung Bu Minah mereka akan bisa kenyang perutnya.
Karena lingkungan mereka banyak tempat kos anak kuliahan , pelanggan mereka banyak para anak rantau yang kadang pula sering mengutang di sana.
Setahun berlalu dengan cepat , putra Qiana kini sudah berumur tiga bulan. Ya...Qiana melahirkan putranya dengan normal , seperti tau sang Bunda tidak punya pendamping hidup , putranya itu lahir dengan cepat.
Saat hamil pun Qiana tidak mengalami mual yang berlebihan, apalagi mengidam. Tanpa Qiana dan kedua orang tuanya tau...nun jauh di sana Reino mengalami couvade syndrome yang sangat parah.
Bahkan ia sampai di rawat di rumah sakit. Mami Rieta sepertinya tau akan penyakit sang putra yang ada hubungannya dengan Qiana.
Tapi , dia memilih diam . Mami Rieta tentu saja takut , jika Rei tau Qiana sedang mengandung anaknya , pasti Rei akan kembali pulang ke negaranya.
Jangan lupa dukungannya ya
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments