# Pov Reino #
Aku tidak tau kapan rasa itu mulai datang di hatiku. Yang pasti aku sangat sayang pada Qiana. Gadis sederhana yang cantik alami tanpa banyaknya polesan seperti teman - teman cewek di sekolahku.
Aku rasa aku mulai jatuh cinta pada Qiana , dan aku yakin dia juga ada rasa padaku , meski belum memastikannya tapi aku bisa merasakan dari perhatiannya padaku.
Tapi akhir - akhir ini sepertinya Qiana mulai menghindariku , dan aku tidak suka akan hal itu. Aku mulai takut jika sampai aku kehilangan Qiana.
Karena tak aku pungkiri , banyak cowok yang mengejarnya , seperti pagi ini. Raga , teman sekelas Qiana , dia menyatakan cintanya pada Qiana , beruntung aku bisa menggagalkannya. Dan aku yakin Raga tidak akan mengulangi perbuatannya itu , karena pasti Qiana akan menolaknya tanpa sepengetahuan orang lain.
Dan aku melihatnya , siangnya Qiana berbicara pada Raga . Aku sudah sering melihatnya, Qiana masih mau menjaga para perasaan para pria yang di tolaknya itu.
Aku semakin tidak tenang , apalagi sahabat ku , Rasyid ...terang - terangan ingin menjadikan Qiana sebagai pacarnya.
Berulang kali Rasyid meminta ijin padaku , dan berulang kali pula aku mencegahnya dengan berbagai alasan.
" Rei , aku sudah tidak tahan , pokoknya aku mau menembak Qiana hari ini. seijin maupaun tanpa ijin kamu , nanti aku keduluan orang lain lagi , tadi juga si Raga sudah nyolong start duluan , aku juga tidak mau kalah ".
" Eh jangan !! maksud aku jangan sekarang , siapa tau si Qiana hatinya sedang tidak baik karena habis nolak Raga ".
" Kok kamu yakin kalo Raga di tolak Rei ?" celetuk Sami.
" Iya , kamu tau aja kalo Raga di tolak Qia ?". sambung Rasyid.
" Taulah , secara aku ini dekat dengan Qia , jadi apapun yang ada di pikiran Qia aku juga tau dan merasakannya " .
" Perasan...sok tau deh kamu Rei ". ucap Sami.
" Tapi aku heran setiap Rasyid mau nembak Qia ,kayaknya kamu halangi terus deh , jangan - jangan kamu sendiri yang mau jadiin Qia sebagai pacar kamu ". tebak Sami.
" Bener juga ucapan kamu Sam , kok aku baru sadar ya ....jujur aja lah Rei , kalo kamu juga memang cinta sama Qia , aku rela melepas cintaku untuk sahabatku ". ucap Rasyid nampak sendu.
" Emmm itu , eng...enggak lah ".
" Jujur aja Rei, kita dukung kamu kok , iya kan Syid ". Rasyid mengangguk meski hatinya belum sepenuhnya rela untuk melepas Qia dari hatinya.
" Mengangguknya yang ikhlas dong Syid , belum tentu juga Qia mau menerima cinta kamu ". ledek Sami.
" Sialan kamu Sam , belum berjuang sudah kamu patahin hatiku ".
" Maafkan aku Syid, aku mau jujur , aku memang sayang pada Qia , mungkin juga sudah tumbuh cinta di sini ". Reino menunjuk dadanya.
" Sejak kapan ";tanya Sami.
" Aku juga tidak tau , hatiku sakit ketika ada pria yang menyatakan cinta pada Qia , aku benci jika ingat akan hal itu".
" Berarti kamu juga benci sama aku dong Rei ".
" Kalo kamu sih enggak Syid , aku tau Qiana bakal menolak kamu ". Sami tertawa lepas mendengar ucapan Reino.
" Sialan kalian berdua, sahabat engga ada akhlak memang ". Rasyid tersenyum kecut.
" Kamu harus cepat menyatakan cinta kamu Rei sebelum keduluan para buaya buntung, contohnya yang di sebelah aku ini ". Reino dan Sami kembali tertawa ngakak.
" Sialan memang kalian berdua ". Rasyid kembali mendengus kesal.
Benar juga kata ucapan Sami , malam ini aku harus menembak Qiana , apapun yang akan terjadi , aku harus siap menghadapinya.
# Pov Reino end ".
Reino sedang menunggu Qiana di dekat kolam renang.
" Ada apa Rei , tumben sekali ngajak ketemuan , ada yang penting ya ?". Qia datang sambil membawa minuman dan makanan.
" Duduklah Qi !".
" Em , aku mulai dari mana ya ".
" Apaan sih Rei , kok kayak bingung gitu , mau ngomong apa sih kamu , aku jadi deg - deg kan nih ".
" Sama Qi , jantung aku juga berdetak dengan cepat, coba rasakan !". Reino meletakkan tangan Qiana di dadanya.
Benar saja , Qiana juga merasakan debaran jantung Reino. Dengan cepat Qiana menarik tangannya, karena sepertinya gejala yang di rasakan Reino menular padanya.
" Kamu merasakannya kan Qi , begitulah jantungku berdetak sangat kencang kalo sedang berdekatan dengan kamu ".
" Aku suka kamu Qi , I love you...aku tresno karo kowe ". ucap Reino , tapi sedetik kemudian Qianan terkekeh.
" Kamu tau dari mana kata aku tresno karo kowe ?".
" Ck... jangan di bahas tapi di jawab dulu ungkapan cinta aku Qi ".sudah susah payah mengungkapan perasaan, eh malah ditertawakan .
" Maaf ..maaf...habis kamu lucu sih pake ngomong bahasa jawa lagi , emm gimana ya Rei , aku juga ada rasa sama kamu, tapi aku tau diri Rei , kamu enggak akan bisa aku miliki , terlalu tinggi untuk aku gapai ". Qiana menjawab dengan tenang.
Ia memang sudah menyiapkan hatinya jika sewaktu - waktu ini terjadi.
" Kamu hanya cukup percaya dengan cintaku Qi , tidak usah mikirin yang lain ".
" Tapi Rei...".
" Aku engga mau alasan apapun dari mulut kamu , mulai malam ini kamu milik aku , dan jangan lagi kamu terima siapapun pria yang menyatakan cinta sama kamu !".
" Kapan juga aku pernah terima cinta mereka sih Rei , lagi pula kamu tau , aku fokus dengan sekolahku agar tidak mengecewakan Ayah dan Ibu, aku tidak seperti kalian semua yang berasal dari keluarga yang berada, mana ada waktu aku untuk memikirkan begituan ".
" Baiklah ,tapi mulai sekarang kamu hanya boleh memikirkan aku , cinta kita ".
" Reiiii ...".
" Keputusan ku tidak dapat di ganggu gugat Qi ".
" Ishhh dengerin dulu apa , aku tuh tidak mau pacaran Rei , aku tidak mau di pusingkan dengan hal - hal seperti itu , biasanya orang pacaran itu ribet harus saling memberi kabar dan apalah itu ".
" Oke , kalo kamu tidak mau pacaran , berarti kita nikah saja !".
" Kamu makin ngaco Rei , sebaiknya kamu tidur, kamu lelah kayaknya Rei ". Qia lebih baik meninggalkan Rei sendirian untuk bisa berfikir lagi , ia tidak mau terjebak dengan ucapan manis Reino.
" Rupanya kamu tidak mempercayai keseriusanku , baik Qi...akan aku buktikan ucapanku , sebelum lulus sekolah , aku pastikan kamu akan jadi istriku....tunggulah sebentar lagi...". Reino tersenyum tipis.
Bersambung...
Jangan lupa dukungannya ya....👍🏻😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments