"Maafin Citra, Bu..." Citra bergumam dalam hati.
Dia sendiri tidak mengerti kenapa dia tidak bisa menolak setiap sentuhan dari laki-laki di hadapan nya ini.
Padahal selama ini dia benar-benar menjaga kesuciannya walaupun dia bekerja sebagai wanita malam.
Namun sekarang semua hancur bersama penyesalan. Entah Tuhan ingin memberikan takdir seperti apa kepadanya, Citra hanya bisa mengikuti permainan kehidupan yang sudah di atur Tuhan untuknya.
Aksa benar-benar tidak bisa berhenti. Empat kali Aksa mengeluarkan cairan super miliknya di dalam rahim Citra. Entah apa yang ada dalam pikiran nya, saat ini dia ingin membuat Citra hamil anaknya. Karena saat mengetahui Citra masih perawan, seketika itu juga Aksa langsung merubah rencananya. Dia berpikir untuk mengikuti saran dari Roy untuk menikah lagi dan mempunyai anak.
Setelah kelelahan mereka pun tertidur di dalam mobil. Dua jam sebelumnya, Roy keluar dari Club dan melihat mobil Aksa yang sedang bergoyang tentu saja hal itu membuat Roy tersenyum karena rencana nya berhasil.
"Eehhm..." Citra menggeliat saat matanya terkena sinar matahari.
Citra melirik Aksa yang juga sudah mulai membuka matanya hingga pandangan mereka bertemu.
Sesaat hening tanpa suara, hingga dering ponsel Aksa membuyarkan pandangan mereka.
Aksa meraih ponselnya dan menerima panggilan tersebut. Sedangkan Citra mulai mengenakan pakaiannya.
"Halo ?"
"Dok, kira-kira jam berapa Dokter akan tiba ? Saya hanya mau mengingatkan jam delapan poliklinik akan di buka." Tanya asisten Aksa di balik telepon.
"30 menit lagi saya sampai." Jawab Aksa.
"Baik Dok."
Aksa menaruh ponselnya dan melirik ke arah Citra yang sudah memakai kembali pakaiannya.
Aksa pun turut mengenakan baju nya sambil memperhatikan Citra.
Dengan ujung mata Aksa, Aksa bisa melihat jelas Citra sedang menahan tangisnya. Ingin bergerak tapi bagian inti miliknya masih terasa sangat sakit akibat ulah Aksa semalam. Citra bingung harus melakukan apa sekarang. Berjalan pun susah, bagaimana dia bisa pergi dari situ.
Padahal dia sudah sangat ingin cepat-cepat pergi meninggalkan mobil itu.
"Aku akan bertanggung jawab, menikahi mu !!" ucap Aksa tanpa menoleh ke arah Citra.
Citra membeliakkan matanya tidak percaya dengan apa yang baru saja di dengarnya.
"Menikah ? Hal yang gak pernah aku bayangkan sebelumnya." Dalam benak Citra.
"Tidak perlu !! Anda tidak perlu bertanggung jawab ! Anggap saja ini sebuah kecelakaan." Jawab Citra kembali membuang pandangannya.
"Tidak bisa !!! Aku sudah mengambil keperawanan mu, dan bagaimana jika nanti kamu hamil ?" Tukas Aksa.
"Itu urusanku !!"
"Dan akan menjadi urusan ku jika kamu hamil !!" Sahut Aksa dengan tatapan tajam.
Citra diam tidak menjawab. Citra hendak membuka pintu mobil, tapi dengan cepat Aksa menguncinya dengan tombol otomatis.
"Apa mau mu ?" Ketus Citra.
"Aku akan mengantarmu pulang. Tunjukkan rumahmu !!" Ucap Aksa sambil menyalakan mesin mobilnya.
"Tidak perlu !! Aku bisa pulang sendiri." Tolak Citra.
"Aku tidak yakin kamu bisa bejalan dengan baik setelah kegiatan panas kita semalam." Balas Aksa tetap fokus ke arah jalan.
"Jangan ungkit hal itu !!" Sentak Citra.
"Ini semua ulah teman mu. Aku akan meminta tanggung jawab atas ulahnya !!" Kesal Citra.
"Hahaha ..." Aksa tertawa membuat Citra memandang tidak suka ke arah Aksa.
"Harusnya kamu meminta pertanggung jawaban padaku, karena aku yang sudah merusak mu, bukan Roy !!" Lanjut Aksa.
"Tapi karena dia kita berdua jadi seperti ini !"
"Sudahlah jangan diributkan ! Dimana rumah mu? Aku akan mengantarmu !" ucap Aksa.
"Antarkan aku ke jalan Flamboyan saja !" Jawab Citra ketus.
"Baiklah !!!" Sahut Aksa.
.
.
"Di sebelah mana rumahmu ?" Tanya Aksa membuyarkan lamunan Citra.
"Turunkan aku di depan gang itu saja !" tunjuk Citra.
Aksa pun berhenti tepat di depan gang tersebut, namun Aksa belum membuka kunci otomatis mobil tersebut.
"Serahkan ponsel mu !"
Ucapan Aksa membuat Citra mengerutkan dahinya.
"Kamu mau merampok ku ?" Tanya Citra.
"Buat apa merampok seorang wanita malam seperti mu !" Cibir Aksa.
Degh !
Ucapan Aksa membuat Citra sakit hati.
"Wanita malam... Citra, buat apa kamu sakit hati ? Bukankah kamu memang seorang wanita malam ? Pekerjaan mu adalah seorang Lady Escort. Kamu bukan wanita baik-baik jadi kenapa kamu marah dengan ucapan laki-laki ini ?!" Citra berperang dengan pikirannya sendiri.
"Bukankah kamu sudah merampok kesucian ku ?" Sahut Citra ketus.
"Itu bukan merampok, tapi kita saling menolong. Ingat, kita sama-sama dalam pengaruh obat !!" Jawab Aksa.
"Terserah ! Cepat buka pintu nya !" Pinta Citra.
"Berikan dulu ponselmu !" kekeh Aksa.
"Hei Pak Dokter, apa kamu melihat saat ini aku membawa tas atau sedang memegang ponsel ?" Tanya Citra.
Kedua bola mata Aksa menyisir Citra. Benar ! Bisa jadi tas dan ponsel nya tertinggal di Club.
"Baiklah, akan menemui mu di Club nanti malam." Ucap Aksa.
"Aku tidak akan bekerja malam ini." balas Citra.
"Oh iya aku lupa. Kamu pasti akan sulit bekerja karena ulahku semalam." Ledek Aksa sambil tersenyum nakal.
"Terserah !!! Buka pintunya sekarang !!" Hardik Citra berusaha meredam emosinya pada laki-laki di hadapannya ini.
Aksa terkekeh. Entah apa yang bisa membuat dia tersenyum. Padahal selama ini jika dia berdebat dengan Amanda tidak pernah mudah lunak hatinya.
Setelah Aksa membuka kunci pintu mobilnya, Citra pun langsung keluar tanpa menoleh ke arah Aksa.
Aksa yang melihat sikap sombong Citra hanya bisa tersenyum sambil menatap cara dia berjalan memasuki gang kecil.
"Semalam dia murahan sekali padaku, tapi sekarang malah jual mahal." gumam Aksa tersenyum.
~Bersambung.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments