Bab 1. Welcome

..."Takdir kita adalah rahasia Tuhan, kita hanya bisa merencanakan yang terbaik, meskipun apa yang terjadi tidak seperti yang diinginkan."...

..._Hai Mantan!_...

4 Tahun Kemudian...

Yogyakarta Internasional Airport

Waktu menunjukkan pukul 19.30 WIB, Seorang gadis baru saja keluar dari ruang selamat datang bandara dengan menyeret koper berwarna hitam miliknya. Gadis dengan penampilan sederhana namun terlihat elegan itu melepas kacamata hitam yang ia kenakan. Ia berjalan pelan, menoleh ke kanan dan ke kiri mencari-cari sesuatu.

"SEREN!"

Gadis itu membulatkan matanya, lalu tersenyum dan berjalan cepat kearah orang yang memanggil namanya tadi.

"Giantra, gue kangen banget sama lo... Adek gue." Seren memeluk erat laki-laki bernama Giantra itu.

Giantra tersenyum, ia membalas pelukan Seren, meskipun ia tidak menyukai kalimat terakhir yang Seren ucapkan.

Seren melepas pelukannya dari Giantra, seketika senyum gadis itu menghilang. Giantra yang melihatnya menjadi bingung.

"Seren, lo kenapa tiba-tiba sedih?"

Seren menggelengkan kepalanya, lalu menatap Giantra dan tersenyum. "Gue nggak kenapa-kenapa. Cuma sedikit ingat mantan." Gadis itu terkekeh pelan.

Giantra memasang wajah datarnya melihat kekehan dari Seren. Ia tau jika seren memasang wajah seperti itu berarti ia sedang sangat sedih. Seren gadis yang kuat, ia berbeda, untuk itu Giantra menyukainya. Sudah menjadi rahasia umum dikalangan teman-teman Seren dan Giantra jika Giantra menaruh hati kepada Seren. Hanya saja Seren tidak pernah siap untuk jatuh cinta lagi, ia masih stuck dengan kisah masa lalunya.

"Ayo sekarang pulang aja. Lo pasti capek perjalanan selama 16 jam dari Belanda ke Indonesia." Giantra mengambil alih koper milik Seren dengan tangan kanannya, kemudian menggenggam pelan tangan Seren dengan tangan kirinya.

Seren hanya pasrah saja, gadis itu memang sangat lelah. "Kita naik apa?"

"Mobil."

"Mobil siapa?"

Giantra menghentikan langkahnya, kemudian ia menarik nafasnya pelan. "Mobil gue."

"Oh."

Giantra berusaha sabar menghadapi sifat Seren yang unfaedah itu.

Giantra melepaskan genggaman tangannya, kemudian ia membuka pintu bagasi belakang mobil dan memasukkan koper milik Seren. Lalu ia juga membukakan pintu mobil bagian depan sebelah kanan untuk Seren. Seren masuk kedalam mobil dan disusul oleh Giantra yang duduk di kursi pengemudi. Giantra menatap Serem sebentar, gadis itu menyenderkan kepalanya sambil memejamkan mata. Giantra langsung menurunkan posisi kursi penumpang agar Seren nyaman ketika tidur. Lalu laki-laki itu menjalankan mobilnya pelan.

Perjalanan dari Kulon Progo, tempat dimana Bandara terletak menuju ke Yogyakarta membutuhkan waktu kurang lebih 2 jam. Jadi Giantra membiarkan Seren tertidur.

Giantra hanya ditemani dengan suara musik yang sengaja ia putar dengan volume kecil agar tidak mengganggu tidur dari Seren.

Sesekali mata lelaki itu menoleh kearah Seren yang tertidur. Sepertinya gadis itu sangat kelelahan. Giantra tersenyum, ia menyingkirkan anak rambut yang menutupi wajah cantik Seren.

"Cantik," gumamnya pelan, lalu kembali fokus mengendarai mobilnya.

Malam itu, langit terlihat mendung, kilat mulai bersahutan. Tiba-tiba saja hujan rintik-rintik jatuh diatas mobil Giantra.

"Hujan," gumam Giantra, wajah laki-laki itu tampak khawatir. Ia mengingat sesuatu jika Seren sangat takut dengan guntur. Ketika hujan mulai turun Guntur mulai terdengar dengan suara besar. Ia takut jika Seren terbangun dan panik.

Giantra menambah kecepatan mobilnya. Beberapa saat kemudian, mobil yang di kendarai Giantra sampai disebuah komplek perumahan elit. Giantra menghentikan mobilnya disalah satu rumah minimalis Namun terkesan mewah. Seorang satpam yang menjaga rumah itu membuka pagar, dan mempersilahkan Giantra masuk.

Giantra menghentikan mobilnya di depan pintu garasi rumah itu. Lalu keluar dari mobilnya, laki-laki itu perlahan membuka pintu samping sebelah kanan. Ia dengan pelan menggendong Seren ala bridal style.

"Nak Gian." Seorang wanita paruh baya membukakan pintu rumah. Wanita yang berumur sekitar 45 tahun itu masih terlihat cantik dan awet muda.

"Tante Vera, Gian mau nganterin Seren ke kamarnya. Kasian, kayaknya Seren butuh istirahat."

Vera mempersilahkan Giantra masuk. Giantra langsung membawa Seren ke kamar gadis itu dengan diikuti oleh Vera yang menunjukkan kamar putri semata wayangnya itu.

"Terimakasih nak Gian sudah mau menjemput Serena. Maaf merepotkan."

"Tidak apa-apa Tante. Saya juga sedang tidak ada pekerjaan, jadi tidak masalah."

"Oh iya, saya mau langsung pamit pulang saja. Kebetulan besok pagi saya harus meeting dengan klien."

"Loh cepat sekali, tidak mau minum dulu? Atau Tante bangunkan Serena-nya."

"Tidak apa-apa Tante, jangan bangunkan Seren, kasian dia kelelahan." Giantra tersenyum, lelaki itu kemudian bersalaman dengan Vera untuk berpamitan pulang.

"Bang Gian, ngapain disini?"

Giantra yang tadi akan masuk kedalam mobilnya mengurungkan niat ketika seorang laki-laki muda baru saja keluar dari mobilnya.

"Gevano, lo kok disini?" Heran Giantra melihat sosok Gevano, salah satu rekan bisnis sekaligus teman tongkrongannya.

"Gue yang seharusnya nanya Bang, lo ngapain dirumah gue?"

Giantra mengerutkan keningnya bingung, "Rumah lo?"

Dengan ragu Gevano menganggukkan kepalanya,dia sedikit heran dengan Giantra. "I--iya, rumah kakak gue lebih tepatnya."

"Kakak lo siapa? Tante Vera?"

"Gobl*k banget lo bang! Itu nyokap gue," balas Gevano dengan wajah datarnya.

"Ja--jangan bilang ka--kalau Seren--"

"Iya, Kak Serena Neve Zelmira. Itu nama Kakak gue."

Giantra membulatkan matanya lebar, memandang Gevano tidak percaya. "Serius?"

"Iya bang, ngapain gue bohong. Tanya aja sama mama gue atau kak Seren, pasti entar bener kalau gue bagian keluarga ini."

"Kok loe nggak pernah cerita sih Gev?" Geram Giantra mendengar ucapan Gevano.

"Lo nggak nanya."

"Pantesan gue kayak nggak asing sama muka lo. Ternyata Adeknya Seren, makanya mirip banget."

"Selalu dikatain mirip, disangka abangnya Kak Seren padahal gue Adeknya," ujar Gevano panjang lebar sambil bersenandung tidak terima.

"Dramanya mulai, gue balik aja deh. Besok gue kesini lagi ya?"

"Ngapain?"

"Mau nyamperin Kakak loe."

"Kakak?" Gevano bingung dengan ucapan Giantra. Laki-laki itu ingin bertanya tapi mobil Giantra lebih dulu sudah berjalan.

Daripada memusingkannya Gevano memilih untuk masuk kedalam rumah. Ia langsung menghampiri sang mama dan ingin menanyakan mengapa Giantra datang kerumah mereka.

"Ma, Bang Giantra ngapain kesini?"

"Dia nganterin Kakak kamu."

"Kakak? Kakak siapa ma?"

"Kamu punya berapa kakak Gevano? Kok pakek nanya." Vera kesal dengan Pertanyaan anak bungsunya itu. Ia memilih untuk masuk ke kamar meninggalkan Gevano sendiri.

"Lah gue salah apa coba nanya begitu. Tapi bener juga, gue kan cuma punya satu kakak dan satu Abang. Kalau kakak berarti kak Seren donk." Gevano membulatkan matanya, lalu ia berlari kelantai dua dan menuju kamar sang kakak.

Mata laki-laki itu terkejut dan langsung lompat keatas kasur untuk memeluk sang kakak.

"Huaa, kenapa tega balik ke Indo nggak ngabarin," ujar Gevano, Serena yang terkejut pun terbangun.

"Lepasin nggak, eh anak tuyul meluknya kekencengan, gue nggak bisa nafas," ujar Seren sambil memukul pelan lengan Gevano.

"Eh maaf Kak." Gevano melepaskan pelukannya, lalu mengangkat dua jarinya membentuk tanda V.

"Kok Kakak balik nggak ngabarin Gevan?"

Seren memutar bola matanya malas. "Nggak ngabarin matamu, kamu aja yang nggak balas chat kakak."

"Eh emang iya? Masa sih?" Gevano mengeluarkan ponselnya dari saku celana.

"Hape Gevan mati ternyata, maafin Gevan ya kak. Untung ada Bang Gian."

Seren melipat tangannya didepan dada, kesal dengan ulah adiknya itu.

"Kakak pulang ke Indonesia tujuannya apa? Kok tiba-tiba?"

Seren menghembuskan napasnya pelan, "Rindu kalian, terutama mama dan nenek."

"Bang Farez?"

Seren terdiam, ia berusaha mencerna ucapan Gevano. Gadis itu kemudian menggelengkan kepalanya.

"Nggak."

Bersambung. . .

Terpopuler

Comments

mang tri

mang tri

Nggak ada kata putus yahh , jd belum jd mantan 🤭

2023-10-09

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!