HAI MANTAN! Kisah Kita Belum Selesai

HAI MANTAN! Kisah Kita Belum Selesai

Prolog

..."Merelakan adalah titik tertinggi mencintai seseorang, meskipun harus terluka tapi perlahan luka itu akan sembuh, hanya butuh waktu meskipun mungkin lama."...

..._Hai Mantan!_...

Seren memasuki Kosnya dengan badan yang basah kuyup. Gadis itu mengemas barang-barangnya di koper sambil menangis. Setelahnya Seren memesan taksi online, ia bergegas menuju bandara untuk pulang ke kampung halamannya. 

Sepanjang perjalanan, Seren menonaktifkan aplikasi whatsapp miliknya. Tapi berulang kali panggilan seluler masuk dari ponselnya, namun tidak ia indahkan. Seren menatap keluar jendela mobil yang ia tumpangi. Gadis itu berulang kali menghembuskan nafasnya pelan, sampai bunyi notifikasi dari instagramnya berbunyi. Ia melihat dengan jelas pesan masuk dari Farez, lelaki yang masih menjadi kekasihnya itu mengkhawatirkan Seren. Bukan hanya Farez, bahkan beberapa teman juga sahabatnya menanyakan keberadaan Serena dan mengkhawatirkan gadis itu.

Ia tersenyum, "Maafkan aku teman-teman, maafkan aku Farez, terimakasih untuk 3 Tahun kita bersama, maaf untuk tidak menjadi pacar yang baik. Aku pamit, aku tahu mungkin kamu akan lebih bahagia bersamanya. Sampai jumpa Farez," Batin gadis itu.

Airmata Seren terus jatuh tanpa bisa dihentikan. Ia menangis sambil memegangi dadanya, rasanya begitu sesak. Mencintai seseorang yang memang dari awal ingin pindah dan kamu memaksanya untuk menetap adalah hal yang menyakitkan. Maka dari itu, Seren memilih untuk mengalah, ia tidak sanggup melihatnya. Meskipun bukan dengan kata-kata, melihat Farez berpelukan dengan perempuan lain adalah salah satu pertanda jika Farez menyuruhnya untuk pergi, dan Seren mengerti itu meskipun tanpa dijelaskan.

"Dulu kamu sendiri yang mengatakan tidak akan pernah menyia-nyiakan aku. Dulu kamu sendiri yang mengatakan untuk ingin selalu bersamaku. Dulu kamu sendiri yang mengatakan tidak akan pernah bosan dengan hubungan kita. Dulu kamu sendiri yang berjanji untuk tetap ada ketika aku terluka, tapi nyatanya kamu mengingkari, karena justru kamu sendiri yang menyia-nyiakan aku, kamu yang memaksa aku menjauh, kamu yang bosan namun tak mengatakannya, kamu yang bersenang-senang dengan duniamu tanpa mempedulikan aku. Kamu nggak pernah sadar ada aku yang sering menahan lukaku,  kamu selalu beranggapan aku baik-baik saja padahal tidak. Aku membutuhkanmu, tapi kamu tidak membutuhkanku." 

Beberapa saat kemudian Seren turun dari taksi online yang ia pesan. Gadis itu menurunkan kopernya dan berjalan memasuki bandara. Semua orang yang ada di sana mungkin memandangnya aneh, karena penampilan Seren yang sangat jauh dari kata rapi, gadis itu sangat acak-acakan dengan baju basah, rambut kusut, beruntung wajahnya tertutup oleh masker.

Seren melakukan Check-in, beruntung ia tidak terlambat memesan tiket pesawat malam itu juga. 2 jam berlalu, panggilan bagi penumpang pesawat sudah berbunyi. Serena bergegas, gadis itu langsung memasuki pesawat dan duduk di kursi penumpang. Kebetulan Seren duduk di dekat jendela. Ketika pesawat mulai Take Off, Seren memandang keluar jendela, fikirannya melayang jauh, mengingat kenangan-kenangan yang ia lalui.

Dear Yogyakarta

Kisahku di kota yang kata orang istimewa ini mungkin hanya sampai hari ini. Meninggalkan kenangan merupakan sesuatu yang sulit, tapi aku tidak keberatan. Setelah hari ini aku berjanji akan hidup dengan diriku sendiri seperti apa yang pernah aku ucapkan dulu. Biarkan semua yang kita lalui tersimpan, mungkin aku salah tidak pamit, namun lebih baik seperti itu, aku tidak akan mudah untuk pergi jika harus pamit. Terimakasih untuk 3 tahunnya, aku mencintaimu dulu, sekarang mungkin hingga nanti.

Tertanda

Serena Neve Zelmira

Perjalanan dari Yogyakarta ke Bandara Internasional Supadio kota Pontianak Kalimantan Barat membutuhkan waktu sekitar 2 jam lebih 30 menit. selama di perjalanan itu, Seren tidak bisa memejamkan matanya, rasa sakit yang begitu menusuk bak belati yang mencabik-cabik dadanya, rasa sakit yang didapatkan dari orang yang kita cintai adalah sesuatu yang dapat membunuh secara perlahan.

Serena melihat ke arah luar jendela pesawat, kilatan cahaya dari petir yang menyambar di awan terlihat jelas, suasana langit malam yang mencekam tampak menemani perjalanan udara Seren kali ini. Bahkan, tidak sepatah katapun keluar dari bibirnya, hanya diam dan sesekali menghela napasnya dan sepasang earphone yang tersemat di telinganya.

Waktu berjalan dengan begitu cepat, suasana di atas awan yang kebetulan sedang turun hujan sangat mendukung menemani hati yang tidak karuan. Suara monitor pemberitahuan dari pramugari yang mengatakan jika pesawat sebentar lagi akan mendarat membuat para penumpang sibuk untuk siap-siap, begitu juga dengan Seren. Gadis itu memasang dan mengencangkan sabuk pengamannya sesuai arahan dari pramugari, lalu melihat ke arah depan.

sesaat kemudian, pesawat itu mendarat di atas lapangan udara internasional Supadio Pontianak, Kalimantan Barat. Sekali lagi, napas berat milik Seren ia hembuskan, setelah lama tidak pulang dan melanjutkan pendidikan S1-nya di Yogyakarta, akhirnya hari ini ia bisa kembali menapakkan dirinya kembali di provinsi tempat ia dilahirkan.

Seren terlihat cukup santai, ia membiarkan orang-orang untuk turun terlebih dahulu, kemudian setelah pesawat cukup kosong, akhirnya gadis itu juga turun, tidak lupa ia membawa koper kecil yang tadi ia bawa.

Sebenarnya, ingin sekali ia tersenyum, namun sayang, hati dan otaknya sedang tidak sejalan. Justru saat ini, airmatanya kembali menetes, mengingat kenangan bersama Farez sang kekasih yang sampai detik ini masih ia cintai dengan sepenuh hatinya.

Seren menyeret kopernya keluar bandara, namun sebelumnya, ia membuka ponselnya terlebih dahulu. baru saja ia membuka data internet miliknya, terlihat sudah lebih dari dua ratus pesan yang masuk, juga hampir seribu panggilan tak terjawab.

"Dek, mau pulang kemana? Mau pakai taksi aja?" tanya seorang bapak-bapak yang kebetulan salah satu pemilik taksi yang ada di bandara.

Serena tampak berpikir, gadis itu menimang-nimang apakah ia akan naik taksi bandara atau taksi online saja, setelah beberapa saat, akhrinya Serem memutuskan untuk naik taksi bandara.

"Iya Pak, tolong bawain barang saya ya Pak," ujarnya meminta tolong pada si supir taksi.

Setelahnya, Seren akhirnya berada di dalam taksi, gadis itu hanya termenung saja, pikirannya yang sedang kacau membuatnya tidak memiliki semangat untuk berbicara, padahal Serem termasuk gadis ramah dan humble pada siapa saja.

Ting!

suara notifikasi dari ponselnya berbunyi, Seren hanya melihat dari pop up layar tanpa ingin membukanya, karena pesan itu dari Farez yang bertanya saat ini Seren ada di mana.

tidak la kemudian, sebuah panggilan telepon dari Farez juga muncul, lagi dan lagi Seren memilih untuk mengabaikannya.

Ting!

[Ternyata hal yang selama ini aku takutkan benar-benar terjadi, kamu ninggalin aku, kenapa Serena?]

Seren hanya melihatnya saja tanpa berniat membalas, kemudian tanpa terduga, gadis itu langsung mengambil kartu yang ada di dalam ponselnya, lalu membuangnya ke luar jendela taksi yang ia tumpangi.

"Selamat tinggal kenangan, selamat tinggal Farez, sepertinya kisah kita memang benar-benar berakhir. semoga kamu selalu bahagia."

Terpopuler

Comments

ijal sadboy

ijal sadboy

bagus ceritanya

2023-10-09

0

mang tri

mang tri

Nyesek ya serena ,🥺

2023-10-09

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!