Galau

Sepanjang perjalanan menuju sekolahan, Judika terus berfikir kira-kira siapa lelaki yang pergi bersama Nurul tadi. Karena memang Judika melihatnya dari belakang jadi tidak terlalu jelas siapa orangnya. Hingga sampai di parkiran sekolahannya Judika tidak juga menemukan jawaban tersebut.

"Siapa sih tu orang. Bikin penasaran aja." gumam Judika sambil berjalan menuju kelasnya.

...----------------...

Hendrik sengaja tidak masuk sekolah, dia pergi ke rental game yang memang selalu menyediakan game untuk anak-anak yang bolos sekolah. Di sana Hendrik hanya seorang diri yang membolos dan dia hanya di temani oleh penjaga game saja. Mereka sudah saling mengenal karena Hendrik sering bolos di tempat itu.

"Kenapa lusuh gitu mukanya?" tanya Somat sang pemilik game menyapa Hendrik karena melihat kedatangan Hendrik yang tidak seperti biasanya.

"Dasar cewek baji****!" kesal Hendrik.

"Wahh... Sabar bro! Gak semua cewek kayak gitu, cewek kamu aja tu." jawab Somat karena sama saja Hendrik menyamaratakan semua cewek seperti cewek yang dimaksud oleh Hendrik.

Hendrik hanya diam saja, kemudian dia memesan minuman yang selalu tersedia di tempat itu tetapi secara ilegal. Karena memang tidak dijual secara terbuka. Hendrik menghabiskan waktu di game online tersebut dengan mabuk dan ditemani oleh Somat yang menjadi saksi bagaimana galau dan terlukanya Hendrik saat itu.

Sedang galau-galaunya Hendrik seperti itu, tidak membuat Nurul juga merasakan hal yang sama. Justru dia menikmati kesendiriannya. Dia jadi bebas melakukan apapun yang dia inginkan tanpa adanya kekangan dari Hendrik. Karena jika Nurul pergi ke rumah temannya dan Hendrik tahu, maka Hendrik akan memberi banyak peraturan kepada Nurul dan sebenarnya itu membuat Nurul tidak suka ingin pisah dengan Hendrik. Tetapi tidak perlu Nurul meminta pisah sekarang Hendrik sudah minta pisah sendiri kepada Nurul.

...----------------...

Ternyata lelaki yang pergi bersama Nurul adalah Bagus. Dia merupakan tetangga Nurul dan Judika karena mereka satu RT tetapi Judika tidak mengenalnya karena terlihat dari belakang. Dan Bagus sebenarnya awalnya merasa biasa saja dengan Nurul tidak ada rasa tertarik sama sekali tetapi karena pertemuannya pagi itu membuat Bagus diam-diam menaruh hati kepada Nurul karena ternyata menurut Bagus, Nurul sangat enak jika diajak ngobrol bersama.

Sepanjang perjalanan menuju sekolahan Nurul, Bagus banyak mencari tahu tentang Nurul. Apa kesukaannya hingga sampai bertanya masalah pribadi. Karena sejak saat itu Bagus meyakinkan dirinya sendiri bahwa dia harus menjadikan Nurul sebagai miliknya.

Nurul pun mengatakan bahwa dia belum memiliki pasangan karena memang pada saat itu dia baru saja putus dengan Hendrik. Jadi Nurul tidak salah mengatakan bahwa dirinya jomblo. Tentang hubungannya dengan Judika, memang hanya sebatas teman dan Judika belum menembaknya secara resmi jika ingin menjadikan Nurul sebagai kekasih. Sehingga Bagus pun semakin yakin mendekatinya maka dari itu setiap hari Bagus memberanikan diri mengantar jemput Nurul sekolah.

Beberapa hari berlalu, pagi ini Nurul sudah menunggu Bagus menjemputnya di tempat biasa.

Tidak berapa lama Bagus pun datang dengan menggunakan motor adeknya yang merupakan motor baru. Bagus memang termasuk anak orang yang cukup kaya di desa mereka. Orang tua Bagus memiliki satu-satunya usaha ayam yang ramai di desa tersebut sehingga tidak heran jika mereka memiliki motor yang bagus dan mahal.

Bagus segera berhenti di depan Nurul yang sudah menunggunya sedari tadi.

"Maaf ya terlambat, motor ku mogok ini aku pakai motor adik ku." ucap Bagus begitu berhadapan dengan Nurul.

"Iya gak apa-apa. Trus adik mu pakai motor apa kalau kamu pakai motornya?" tanya Nurul pura-pura perhatian.

Karena sebelumnya Nurul merasa kesal menunggu Bagus yang tidak segera datang. Dan hampir saja dia pergi sekolah dengan naik kendaraan umum tetapi tiba-tiba saja Bagus terlihat dari kejauhan.

"Pakai punya Ibu." jawab Bagus.

"Ya uda ayo nanti terlambat." ajak Bagus menyuruh Nurul untuk segera naik.

"Kamu yang bikin terlambat." batin Nurul kesal tetapi tidak dia tunjukkan di hadapan Bagus.

Nurul segera naik ke motor Bagus dan keduanya segera pergi menuju sekolah Nurul.

Tidak membutuhkan waktu lama mereka untuk sampai ke sekolah Nurul, karena Bagus mengendarai motornya dengan kecepatan sedikit cepat dari biasanya. Nurul segera turun begitu sampai di depan sekolahannya, tetapi bel sekolah belum berbunyi sehingga tidak membuat Nurul terlambat.

"Makasih ya." ucap Nurul seperti biasa ketika Bagus selesai mengantarnya.

"Iya sama-sama." jawab Bagus yang masih belum beranjak pergi dari sana.

"Oh ya, kamu keberatan tidak kalau aku jemputnya di rumahmu aja?" tanya Bagus tiba-tiba.

Dan pertanyaan itu sukses membuat Nurul kaget. Karena tidak biasanya ada cowok yang berani menjemput atau mengajak jalan Nurul dan menjemputnya di rumah. Karena hampir semua orang tahu jika Ibu Sumi tidak akan menyetujui hubungan mereka jika mereka masih dalam satu desa ataupun justru tetangga.

"Maksud kamu?" tanya Nurul heran.

"Iya, aku gak mau kalau kita sering bertemu di luar rumah aku pengennya langsung ke rumah kamu biar Ibu kamu tahu kalau kamu perginya sama aku. Jadi tidak membuat Ibu kamu khawatir." jawab Bagus dengan tegas.

Dan jujur saja jawaban Bagus membuat Nurul terharu. Karena baru kali ini cowok yang mendekatinya berani berkata seperti itu bahkan sampai memikirkan perasaan Ibu nya yang berada di rumah. Jelas beda sekali dengan Hendrik, justru dia tidak berani jika hanya datang ke rumah Nurul sekedar untuk main saja.

Tetapi Bagus, dia bahkan berani menunjukkan sikap dewasanya dan terlihat sekali bahwa Bagus bertanggung jawab terhadap pasangannya.

"Gimana?" tanya Bagus lagi karena Nurul tidak segera memberinya jawaban padahal bel sekolah akan segera berbunyi.

Dan bersamaan dengan itu ketika Nurul akan menjawab bel sekolah berbunyi. Hampir semua siswa yang masih berada di luar sekolahan segera berhamburan masuk ke dalam karena satpam sudah bersiap akan menutup pintu gerbang. Dan jika pintu gerbang sudah tertutup maka sudah dipastikan bahwa siswa yang terlambat akan menerima hukuman karena satpam tidak mau bekerja sama dengan membantu membuka pintu gerbang.

"Jawabannya nanti pulang sekolah aja ya." jawab Nurul sambil tersenyum kepada Bagus bahkan melambaikan tangan kepadanya dan berjalan mundur dengan perlahan.

Bagus yang melihat tingkah Nurul pun hanya bisa ikut tersenyum karena merasa gemas dengan Nurul. Sampai Nurul berada di dalam sekolah dan pintu gerbang segera ditutup oleh satpam yang bertugas pagi itu. Akhirnya Bagus hanya bisa menganggukkan kepala sambil melambaikan tangan juga kepada Nurul dan bersiap pergi ke sekolahnya meskipun sudah terlambat beberapa menit.

...****************...

Tetap semangat 💪

Like, komen dan hadiahnya jangan lupa 🙏

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!