seperti biasa Hendrik menurunkan Nurul di pinggir jalan menuju gang rumah Nurul. Karena tidak mungkin Hendrik menurunkan Nurul di depan rumahnya karena jika hal itu terjadi maka hubungan keduanya pasti akan diketahui banyak orang dan tentu saja Ibu Sumi akan menentang habis-habisan. Maka dari itu Hendrik memilih jalan aman karena dia sangat menyayangi Nurul dan tidak ingin pisah dengannya. Padahal tidak tahu juga apakah perasaan Nurul begitu dalam kepada Hendrik seperti perasaan Hendrik yang sangat dalam untuk Nurul.
"Nanti malam jalan yuk Beb." ucap Hendrik sebelum pergi setelah menurunkan Nurul.
"Gak bisa Beb, nanti ada kumpulan karang taruna di RT ku di rumah Sari." jawab Nurul menjelaskan alasannya tidak mau diajak jalan oleh Hendrik.
Hendrik dan Nurul memang satu desa dan tetangga tetapi mereka beda RT. Dan biasanya kumpulan karang taruna pemuda pemudi seperti itu akan dibedakan sesuai dengan RT masing-masing. Baru nanti jika di desa tersebut ada event besar maka perkumpulan karang taruna akan bergabung untuk menjadi panitia di acara tersebut.
"Gitu ya. Ya uda deh." ucap Hendrik.
Akhirnya mereka pun berpamitan, Hendrik meninggalkan Nurul dan Nurul pun berjalan kaki pulang ke rumahnya. Dan hal itu sudah biasa bagi anak sekolah di desa tersebut karena mereka bersekolah dengan naik angkutan umum.
...----------------...
Malam hari pun tiba, sesuai dengan undangan yang sudah dibagikan rapat karang taruna RT tersebut pun dimulai. Semuanya mendengarkan rapat dengan baik yang disampaikan oleh ketua karang taruna. Begitupun Judika dan Nurul. Meskipun terkadang keduanya saling memandang saat rapat sedang berlangsung.
Kebetulan Nurul di karang taruna menjadi pengurus inti begitupun dengan Judika. Sehingga keduanya berperan aktif dalam karang taruna. Dan mereka akan membahas acara untuk merayakan hari ulang tahun karang taruna RT tersebut.
"Baiklah untuk lebih jelasnya nanti pengurus inti jangan pulang dulu kita akan membahas lebih detail lagi." ucap ketua karang taruna mengakhiri rapat malam itu.
Akhirnya setelah menikmati makanan dan minuman yang disediakan oleh tuan rumah, sebagian pemuda-pemudi yang bukan pengurus inti pun satu persatu berpamitan pulang. Setelah itu pengurus inti kembali mengadakan rapat. Saat itu malam minggu jadi mereka bisa lebih lama untuk rapat karena besok sekolah akan libur jadi tidak masalah bagi mereka.
Selesai rapat beberapa pengurus masih berada di rumah Sari tetapi ada juga yang sudah berpamitan pulang. Biasanya mereka yang tidak suka nongkrong bersama sehingga lebih memilih untuk pulang lebih dulu. Dan masih ada juga beberapa pengurus yang masih disana, tetapi mereka tidak membahas masalah rapat lagi mereka hanya mengobrol sambil menikmati makanan yang masih tersisa. Salah satunya adalah Judika dan Nurul.
Judika sengaja berpindah duduk dekat Nurul yang saat itu sedang mengobrol dengan beberapa orang temannya. Nurul pun tersenyum kepada Judika yang sudah duduk di sampingnya kemudian mereka berbasa basi membahas tentang rapat yang baru saja mereka lakukan.
"Besok jalan yuk?" ajak Judika dengan berbisik karena dia tidak ingin teman-temannya mendengar apa yang mereka bicarakan.
"Kemana?" tanya Nurul.
Sebenarnya Nurul pun sudah menaruh hati dengan Judika sejak dulu. Tetapi dia tidak mungkin menunjukkannya lebih dulu apalagi rumahnya satu RT dengannya, bisa-bisa Ibu nya akan semakin menentangnya. Akhirnya Nurul hanya bisa memendamnya dalam hati.
"Ke Tawangmangu." jawab Judika.
Tawangmangu adalah salah satu tempat wisata yang banyak dikunjungi sebagian besar anak muda dengan membawa pasangan mereka masing-masing. Suasana tempatnya yang sejuk dan dingin apalagi jalannya yang berkelok-kelok membuat pasangan anak muda khususnya lelaki merasa tertantang ketika mereka melewati jalan tersebut.
"Emm...." Nurul tidak segera menjawab tetapi dia terlihat sedang berpikir.
Bukan berpikir mau tidaknya jalan dengan Judika, kalau hal itu dia jelas sangat mau. Tetapi Nurul sedang berpikir bagaimana mencari alasan untuk ijin dengan Ibu nya dan juga Hendrik yang berstatus sebagai pacarnya.
"Mau ya?" pinta Judika dengan memohon.
"Ya uda deh. Kita ketemu di jalan aja ya, besok aku kabari." jawab Nurul memberi kepastian kepada Judika. Dan hal itu bagaikan gayung bersambut bagi Judika.
Bagaimana tidak, Judika naksir Nurul sejak lama dan baru kali ini dia berani mengajak Nurul jalan ternyata diluar ekspektasinya pun Nurul mau.
Nurul akan memikirkan alasannya besok saja yang penting untuk saat ini dia mengiyakan ajakan dari Judika.
Mendengar jawaban tersebut membuat hati dan wajah Judika bahagia. Bagaimana tidak, dia akan mengajak jalan seseorang yang dia taksir.
"Oke, besok aku tunggu ya kabarnya." ucap Judika.
Dan bersamaan dengan itu salah satu teman Judika yang bernama Hari mengajaknya untuk pulang dan melanjutkan nongkrong di depan rumah Judika. Karena sudah larut mereka akan membuat tuan rumah merasa tidak nyaman jika tidak segera pulang.
"Judika, ayo di depan aja." ajak Hari, maksudnya di depan adalah di depan rumah Judika.
"Iya." jawab Judika.
Sebelum dia menghampiri Hari, Judika lebih dulu berpamitan kepada Nurul.
"Aku duluan ya, besok jangan lupa." lanjutnya kepada Nurul. Kemudian segera menghampiri Hari yang sudah berpamitan kepada Sari selaku tuan rumah dan meminta maaf karena terlalu malam mengadakan rapat karang taruna di rumahnya.
Nurul hanya menganggukkan kepalanya sambil tersenyum. Karena sebentar lagi dia juga akan berpamitan pulang bersama dengan teman-teman cewek lainnya.
"Nurul mau gak?" tanya Hari ketika mereka sedang berjalan menuju rumah Judika.
Rumah Sari tidak begitu jauh sehingga sebagian orang lebih memilih berjalan kaki. Dan Hari adalah salah satu sahabat Judika, Hari tahu semua tentang Judika begitupun sebaliknya Judika tahu semua tentang Hari. Dan keduanya pun tidak ragu untuk saling bercerita satu sama lain karena mereka saling percaya keduanya bisa menjaga rahasia dengan baik.
"Mau lah, tapi ya gitu kita ketemuan di jalan." jawab Judika.
"Ya udah lah gak apa-apa yang penting dia mau kan. Daripada nanti kalau kamu jemput dia di rumahnya trus Ibu nya tahu bisa-bisa kalian sudah gak bisa dekat lagi kan." ucap Hari menjelaskannya.
"Iya sih." jawab Judika membenarkan apa yang dikatakan oleh Hari.
Keduanya pun sudah sampai di rumah Judika dan Hari pun berhenti di sana karena mereka akan menghabiskan malam minggu bersama dengan main gitar dan bernyanyi-nyanyi bersama.
Nurul dan teman-temannya pun juga berpamitan kepada keluarga Sari dan tidak lupa mengucapkan terima kasih karena sudah menyiapkan tempat untuk mereka rapat.
Nurul dan teman-temannya pun berjalan kaki bersama hingga sampai di rumah masing-masing. Karena rumah mereka memang saling berdekatan hanya berjarak beberapa meter saja. Dan sambil berjalan ternyata Hendrik mengirim pesan kepada Nurul untuk sekedar bertanya apakah rapatnya sudah selesai dan juga Hendrik mengajak Nurul untuk jalan-jalan besok hari minggu.
Tentu saja Nurul menolaknya karena dia sudah ada janji dengan Judika. Nurul membuat alasan yang cukup masuk akal agar Hendrik mempercayainya. Tentu saja Nurul selalu memakai Ibu nya untuk membuat alasan. Karena Nurul tahu jika menyangkut tentang Ibu nya Hendrik akan mengalah dan tidak bisa berbuat apa-apa.
...****************...
Tetap semangat 💪
Like, komen dan hadiahnya jangan lupa 🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments