Di rumah Hendrik merasa sangat bosan. Karena biasanya di hari Minggu dia akan pergi bersama dengan Nurul atau kalau tidak dia akan berkumpul dengan teman-temannya. Tetapi untuk hari ini, Nurul tidak mau pergi dengannya dengan alasan akan ketahuan Ibu nya jika setiap hari Minggu dia keluar rumah. Dan teman-temannya sibuk sendiri-sendiri sehingga tinggallah Hendrik dengan kesendiriannya.
"Ahh ngapain ini enaknya? Masa iya cuma lihat televisi aja." gumam Hendrik yang sedang bersantai di ruang keluarga sambil mengganti-ganti acara televisi yang menurutnya menarik dengan menggunakan remot tv.
Setelah merasa tidak ada yang menarik, Hendrik segera duduk dan mengambil ponselnya yang dia letakkan di atas meja.
"Gak ada pesan juga dari Nurul. Biasanya dia uda kirim pesan siang-siang gini." gumam Hendrik begitu melihat ponselnya yang tidak ada pesan sama sekali.
"Aku telepon aja lah. Paling lagi tidur siang di kamar kan jadi Ibu nya gak tahu." lanjut Hendrik lagi sambil mencari kontak Nurul yang berada paling atas dari semua pesan di ponselnya.
Setelah menemukannya, Hendrik segera memencet tombol video call. Dan untuk beberapa saat hanya nada dering dan juga tulisan memanggil saja yang memenuhi layar ponselnya.
Hendrik mencoba kembali setelah beberapa saat tidak ada respon dari Nurul.
"Kog tumben cuma memanggil terus. Masa iya ponselnya dimatikan? Perasaan Nurul gak pernah matiin ponsel deh." gumam Hendrik merasa aneh.
Hendrik pun pantang menyerah dia terus mencoba tetapi hasilnya tetap sama saja.
Sedangkan di Tawangmangu, bukannya Nurul sengaja mematikan ponselnya tetapi memang ketika berada di sana maka sinyal akan sangat sulit ditemukan sehingga ponsel Nurul pun mati dengan sendirinya. Dan tentu saja Nurul tidak memperhatikan bahkan mengkhawatirkan soal ponselnya karena dia merasa sedang menikmati hari Minggu di Tawangmangu bersama Judika.
1 jam berlalu, Hendrik sudah berusaha terus menghubungi Nurul tetapi tetap tidak bisa.
Karena merasa tidak bisa terus Hendrik pun menyerah. Dia pun melihat story-story di ponselnya. Dan Hendrik pun melihat story keponakannya yang bernama Johan.
"Wah lagi dimana ni si Johan. Pacar baru ni kayaknya." ucap Hendrik sambil melihat foto Johan dan seorang wanita yang di pasang di story Whatsapp Johan.
"Di Tawangmangu ni kayaknya, rame juga ya hari Minggu banyak yang pacaran." lanjut Hendrik sambil memperhatikan foto pasangan yang berada di belakang Johan karena tidak sengaja ketika Johan foto mereka ikut terfoto ketika sedang bermesraan.
Setelah beberapa detik melihat dan memperhatikan, Hendrik pun merasa mengenal pasangan yang berada di belakang keponakannya tersebut.
"Lho yang dibelakang ini kan...." Hendrik menggantungkan kalimatnya.
Tiba-tiba saja dada Hendrik merasa sakit, bukan sakit karena suatu penyakit tetapi sakit karena suatu pengkhiantan yang dilakukan oleh Nurul. Padahal Hendrik begitu sangat meratukan Nurul tetapi tidak dengan Nurul, dia seolah tidak menghargai kehadiran Hendrik sebagai kekasihnya. Dan Hendrik juga tahu siapa lelaki yang sedang bersama Nurul tersebut.
"Oke kalau itu mau kamu!" geram Hendrik dengan kesal.
Sebelumnya Hendrik sudah menghubungi Johan, Hendrik berbasa-basi kepada Johan dengan bertanya-tanya tentang foto selfinya. Dan memuji Johan bahwa pemandangan di foto tersebut bagus. Johan pun tidak merasa curiga sama sekali karena memang dia tidak tahu siapa yang berada di belakangnya ketika dia melakukan selfi dengan pacarnya. Karena hubungan Hendrik dan Nurul yang backstreet sehingga hampir semua orang tidak tahu.
...----------------...
Keesokan harinya ketika berangkat sekolah Hendrik sengaja menunggu Nurul di tempat biasa dia menjemput Nurul. Tidak lama kemudian Nurul datang dengan wajah yang sumringah seperti biasa karena dia merasa senang melihat Hendrik yang sengaja menunggu dirinya. Padahal tanpa sepengetahuan Nurul, Hendrik sedang merasa kesal kepadanya. Apalagi ketika melihat Nurul yang begitu ceria pagi ini semakin membuat Hendrik merasa kesal.
"Bagus ya, uda selingkuh masih bisa senyum-senyum." gumam Hendrik sambil menatap tajam ke arah Nurul yang berjalan menghampirinya.
"Hai Beb, sorry lama ya nunggunya? Aku tadi bangun kesiangan jadi telat deh." sapa Nurul sambil menjelaskan kenapa dirinya datang terlambat.
Nurul pun meminta helm yang biasa dia pakai untuk naik ke motor Hendrik, tetapi Hendrik tidak segera memberikannya dia hanya diam saja sambil terus menatap Nurul yang merasa tidak ada apa-apa setelah kejadian kemarin. Nurul pun merasa heran kenapa Hendrik tiba-tiba diam saja.
Tanpa keduanya ketahui, ternyata dari kejauhan ada Judika yang terus memperhatikannya. Awalnya Judika hanya lewat saja tetapi ketika melihat tatapan Hendrik yang tidak biasa kepada Nurul membuat Judika mengurungkan niatnya. Judika kemudian sengaja memperhatikan mereka dari kejauhan tanpa mereka sadari.
"Beb..." panggil Nurul karena merasa tidak ada respon dari Hendrik.
"Kita..... Putus!" hanya kalimat itu yang keluar dari mulut Hendrik.
Merasa diputuskan secara sepihak membuat Nurul tidak terima. Karena dia tidak ingin diputuskan yang dia inginkan adalah dia yang memutuskan.
"Maksud kamu apa?" tanya Nurul tidak terima dengan menarik tangan Hendrik ketika Hendrik ingin menyalakan motornya.
"Yakin kamu mau tahu kenapa?" tanya Hendrik dan ini adalah kesempatannya untuk menunjukkan pengkhianatan yang dilakukan Nurul.
"Iyalah, memangnya kamu siapa? Mutusin aku gitu aja. Yang ada aku yang harus mutusin kamu." jawab Nurul dengan berani.
Bukannya merasa bersalah karena sudah berselingkuh tetapi justru merasa di atas awan karena banyak yang akan mau dengannya lagi setelah putus dengan Hendrik.
Hendrik hanya tersenyum miris mendengar jawaban dari Nurul. Karena bisa-bisanya Nurul menjawab seperti itu. Tetapi Hendrik tidak mempedulikannya. Dia segera mengambil ponselnya kemudian terlihat mengirim pesan kepada seseorang. Dan setelah itu ponsel Nurul berbunyi tanda ada pesan masuk dari seseorang.
"Lihat itu baik-baik." ucap Hendrik kepada Nurul dan setelah itu dia segera melajukan motornya menuju jalan raya. Hendrik tidak ingin sekolah pagi ini, dia akan bolos sekolah karena ingin menenangkan hatinya.
Nurul pun segera membuka ponselnya dan hanya melihat sekilas kepergian Hendrik. Ketika membuka pesan dari Hendrik, cukup membuat Nurul kaget. Karena Hendrik mengirim foto pasangan kekasih yang sedang selfi tetapi sengaja diperbesar Hendrik di bagian belakang pasangan yang sedang bermesraan.
"Mampus! Kog bisa dia dapat foto ini? Haduh ini kan waktu mau ciuman sama Judika kemarin. Kenapa bisa pas gini." gumam Nurul yang baru merasakan kesalahannya.
"Kog ditinggal pergi sama Hendrik? Memangnya Hendrik gak suka sama Nurul?" gumam Judika yang terus memperhatikan apa yang dilakukan Hendrik dari kejauhan.
Karena Judika tidak tahu jika sebenarnya Hendrik dan Nurul berpacaran. Karena memang mereka backstreet dan Nurul pun tidak mengatakan apapun ketika pergi dengan Judika kemarin. Judika sudah bersiap akan menghampiri Nurul dan mengajaknya berangkat sekolah bersama karena Judika melihat Hendrik yang meninggalkannya.
Tetapi begitu Judika akan menyalakan motornya tiba-tiba saja ada seorang laki-laki yang menghampiri Nurul dan terlihat mengobrol sebentar setelah itu Nurul terlihat naik ke atas motornya dan mereka pun pergi bersama menuju ke sekolah Nurul. Judika pun mengurungkan niatnya.
...****************...
Wahh siapa lagi tu cowoknya ya? 🤔
Tetap semangat 💪
Like, komen dan hadiahnya jangan lupa 🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments