5. Mencoba untuk Menerima keAdaan.

Rania membereskan bekas sarapan sebelum si Mbok datang lalu Khansa mendekat sambil duduk di kursi menghadap ke Rania.

"Kamu pantasnya jadi pembantu di rumah ini," ujar Khansa sambil menatap Rania yang sibuk membersihkan meja.

"Heran juga sama mas Adit kenapa suka banget sama kamu," lanjut Khansa membuat Rania menghentikan aktifitasanya lalu menatap Khansa dengan tatapan tajam.

Terdengar si Mbok datang dan melihat kedua perempuan itu saling menatap sengit, si Mbok menarik napasnya lalu melangkah mendekati mereka.

"Nduk," panggil si Mbok membuat kedua perempuan itu menoleh ke sumber suara.

Rania menghampiri si Mbok dan membiarkan Khansa mematung.

"Mbok, maaf tadi Rania belum sempet cuci piringnya," ucap Rania sambil menyentuh pundak wanita yang sudah berumur empat puluh lima tahun terlihat guratan urat di tangannya dan kerutan di wajahnya namun tenaganya masih kuat untuk bekerja.

"Iya, gak papa Nduk," sahut si Mbok sambil tersenyum lalu dia mulai bekerja sementara Rania menaiki anak tangga satu persatu hendak ke kamarnya.

Khansa mendengus karena merasa di abaikan oleh si Mbok dan Rania. Ahirnya dia memilih masuk ke kamar juga dan akan berniat pergi.

Sementara itu Rania melihat dia di pantulan cermin rasa insecure menguasai dirinya, tatkala suaminya membawa madu. Dia pun akan rajin merawat wajahnya untuk menyenangkan sang suami.

Di saat Rania sedang memakai blush on sebuah ketukan di pintu membuat Rania bangkit dari duduknya lalu membuka pintu ternyata si Mbok yang mengetuk pintu.

"Ada apa Mbok?" tanya Rania.

"Anu... Nduk di bawah ada bapak!" ucap Si mbok merasa tidak enak karena yang di lihatnya tadi Khansa terlihat berani mencium Aditama.

"Ko dia gak langsung ke sini Mbok?" Rania heran soalnya tidak biasannya Aditama menyuruh Mbok untuk memanggilnya.

Terdengar suara langkah kaki menghampiri mereka terlihat Aditama tengah tersenyum sangat manis sambil melangkah mendekati mereka.

"Mas ko sudah pulang?" tanya Rania.

Si Mbok pun meningglkan mereka berdua, ketika si Mbok hendak menuruni anak tangga si Mbok menoleh lalu menggelengkan kepalannya karena teringat dengan apa yang di lihat. Si Mbok merasa prihatin dengan Rania yang sudah di anggap menjadi anaknya itu.

"Mas sengaja pulang karena ingin mengajak kalian jalan," ucap Aditama membuat Rania mengerutkan alisnya.

"Maksud Mas Aku sama Khansa?" tanya Rania memastikan, Aditama menganggukan kepalanya sebagi jawabannya.

Rania masuk kembali ke kamarnya hendak mengganti baju sementara Aditama kembali turun menunggu Rania di bawah.

"Apa tujuan dia mengajak jalan bareng? Apa biar bangga memiliki istri dua?" ucap Rania bicara sendiri lalu memoleskan lipstik menggunakan warna nood.

Setelah selesai Rania turun namun ketika hendak turun Rania tercekat dengan obrolan dari keduanya.

"Kamu harus bisa mengambil hati Rania, biar bagai manapun dia kakak madumu, jika kamu ingin tinggal di sini." kata Aditama.

"Iya, aku sudah mencoba berbuat baik sama dia namun dia bersikap kasar terhadap ku, malah seakan dia menjauhiku," sahut Khansa membuat Rania yang mendengarnya memejamkan mata.

"Rania orangnya baik, dia gak bakalan seperti itu. Tujuan saya mengajak kalian jalan biar mengenal satu sama lain, aku yakin Rania bakalan luluh dan aku percaya kamu memiliki sifat baik," ujar Aditama lalu menoleh dimana Rania sedang menuruni anak tangga.

"Sayang kamu canitk sekali," puji Aditama sambil beranjak dari duduknya lalu menghampiri Rania sementara Khansa memalingkan pandangannya sambil menghebuslan napasnya.

"Bagai mana nanti kalau Adriana pulang?" tanya Rania sedikit melirik ke arah Khansa.

"Nanti kita jemput," jawab Aditama sambil mengusap kepala Rania.

Ahirnya mereka pun masuk ke dalam mobil posisi Rania berada di sisi Aditama sedangkan Khansa ada di belakang kemudi.

Tidak ada pembicaraan dengan kedua wanita itu hanya Aditama yang lebih mendominasi tentang pekerjaannya dan karyawan kantor. Sesekali Rania menimpali ucapan Aditama hanya Khansa yang terlihat BT. Dan tidak begitu menyimak pembicaran Aditama karena dia tidak tahu apa saja pekerjaan Aditama dan karyawan. Beda dengan Rania yang tahu temen- temen kantor Aditama.

"Tujuan mas ngajak kita jalan apa?" tanya Rania pada ahirnya dia pura-pura tidak tahu yang tadi di ucapakan suaminya.

"Tujuan mas, kesini ingin kalian saling mengenal satu sama lain, biar bagai manapun Khansa istrinya mas," jawab Aditama sambil membelokan mobilnya ke sebuah pusat perbelanjaan.

Khansa yang mendengar ucapan dari Aditama tersenyum.

Kini ketiganya turun dan membebaskan mereka berbelanja, Aditama menunggu biarkan Rania dan Khansa memilih yang dia suka.

Rania memilih baju yang simple tapi terlihat anggun jika di pake olehnya, total Rania beli tiga pasang baju dan sebuh gaun yang simple tapi enak di pandang. Sementara Khansa membeli baju dinas atau orang-orang bilang baju haram dia memilih tiga masing-masing beda warna dari mulai warna merah, putih dan hitam.

Di saat melakukan pembayaran Rania sedikit terkejut dengan apa yang di beli Khansa yang malah justru sengaja meletakan baju itu di tubuhnya.

"Sudah selesai? Apa ada yang mau di beli lagi?" tanya Aditama menatap keduanya.

"Sudah mas, ini udah cukup," jawab Rania sementara Khansa hanya menganggukan kepalannya, walau sedikit terpaksa karena sebenarnya Khansa ingin belanja lagi.

Kini ketiganya keluar dari pusat perbelanjaan dan mereka akan menjemput Adriana.

"Gantian dong aku yang di depan, aku kan istrinya mas Adit juga," celetuk Khansa yang langsung menerobos masuk kedalam padahal jelas-jelas Rania yang akan hendak masuk.

Rania menatap Aditama yang menganggukan kepalnya seolah mengizinkan Khansa di depan dan Rania di belakang.

Mobilpun melesat meninggalkan tempat itu dan menuju sekolahan Adriana.

Tak terasa mobil pun sudah sampai, hampir lima belas menit lamanya sengaja Aditama memilih tempat perbelanjaannya yang dekat dengan sekolahan Adriana sehingga hanya memakan waktu sebentar.

"Mama!" teriak Adriana sambil sedikit berlari.

"Sayang," mereka pun berpelukan

"Papa gak di peluk ceritananya," kata Aditama pura-pura ngambek.

"Papa," Adriana pun memeluk Aditama kini ketiganya tertawa hanya Khansa saja yang justru malah benci melihat pemandangan seperti itu.

"Nikmatilah kebersamaan kalian, sebentar lagi akan aku hancurkan kalian," ucap khansa dalam hati.

***

Hari demi hari mereka lalui bersama sifat baik Khansa di depan Aditama mampu meluluhkan hati Aditama, dan kini Adriana mengetahui bahwa Papanya memiliki ibu dua.

Namun Rania sempet berfikir bahwa Khansa berubah dari situlah Rania mulai mencoba menerima Khansa adik madunya.

Walau hati kecil Rania dia belum percaya sepenuhnya bahwa Khansa berubah karena terlihat perbedaan ketika ada Aditama dan tidak ada. Namun Rania tidak cukup bukti untuk bilang sama Aditama.

Malam-malam mereka lalu dengan bergantian seminggu di kamar Khansa seminggu di kamar Rania. Seperti halnya malam ini di mana Aditama sekarang giliran sama Khansa.

Rania sedikit gelisah entah kenapa baru kali ini Rania merasa gelisah dengan Aditama tidur di kamar Khansa padahal ini bukan pertama kalinya Aditama tidur di kamar Khansa.

"Ya allah kuatkan aku, kenapa aku gelisah dengan mas Adit tidur di kamar Khansa."

Sementara itu Khansa melancarkan Aksinya padahal baru kali ini Aditama tidur di kamar Khansa sebelumnya dia tidur di sofa hanya saja Rania tidak tahu akan hal itu dan sebelumnya lebih banyak menghabiskan waktu bersama Rania.

"Mas," goda Khansa yang sudah menggunakan baju dinasnya. Bagi siapa saja yang melihatnya pasti akan tergoda.

Aditama menelan paksa salivanya, karena baru kali ini melihat tubuh wanita selain istrinya. Walau dulu pernah melihat Khansa namun suasananya berbeda karena sekarang dalam ke adaan sadar jadi hawa alami seorang laki-laki mengalir dengan sendirinya tanpa unsur paksaan.

Hingga ahirnya detik kemudian mereka melakukan kewajiban mereka sebagi suami istri dan yang lebih mendominasi permainan ini adalah Khansa.

"Nikmat sekali, Rania sudah tidak bisa memperlakukan aku seperti ini," ujar Aditma ketika mereka sudah selesai Khansa tersenyum sangat puas mendengar ucapan dari suaminya.

"Lihat, Rania. sebentar lagi suami mu akan bertekuk lutut padaku," kata Khansa dalam hati dia pun tersenyum penuh kemenangan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!