Godaan Mantan, Bagian 2
Oleh Sept
Niken belum tahu, kalimatnya membuat mantan suaminya itu langsung geram campur aduk. Ada rasa malu juga, sebab Niken perempuan satu-satunya yang melihat tanpa busana. Niken wanita pertama yang berhasil membuatnya hilang keperjakaan.
"Ish ... Siall!" rutuk Raja dengan geram. Akan tetapi, dia tidak mau melihat wajah perempuan itu. Mantan harus dibuang di tempat sampah. Tidak mau membuang tenaganya untuk melayani ocehan Niken, Raja yang sempat membatu, seketika melanjutkan jalannya.
Sementara itu, Niken mencebik dan berkacak pinggang. "Ada apa dengannya? Tumben gak tersinggung? Apa dia mulai ganti kepribadian? Apa burungnya sudah mulai tumbuh?"
Tiba-tiba bibir Niken tidak bisa menahan senyum. Dia seperti orang tak waras karena senyum-senyum sendiri.
"Sudahlah ... ngapain ngurusin tuh orang. Bukan urusanku! Enak saja main nyuruh orang berhenti kerja. Dia pikir gampang apa cari pekerjaan? Masuk sini itu ketat! Harus bersaing sama banyak pelamar. Gila saja aku harus keluar hanya karena dia juga kerja di sini. Lagian kalau gak suka aku di sini, dia saja yang re-sign," gerutu Niken seperti radio rusak.
***
Setelah selesai dengan segala tugas yang super duper banyak, Niken kemudian melihat jam tangan, sudah malam. Kalau gak pulang, nanti keburu kemalaman, dan mamanya bisa ngomel-ngomel.
Susahnya jadi janda muda, mamanya menjadi over protektif karena statusnya yang sekarang. Niken heran, memang apa salahnya jadi janda?
Kepalanya terus saja berpikir, kenapa stigma janda dianggap remeh dan negatif oleh orang-orang. Sampai tidak terasa, dia sudah berada di basement parkiran.
Sepi sekali, hampir tidak ada orang, hanya beberapa mobil dan motor yang parkir. Niken melihat sekitar, kemudian mendekati mobil merek Bri-O miliknya.
Tit!
Mobil itu langsung bunyi saat Niken mendekat. Ia lalu menarik pintu dan duduk di balik kemudi. Tanpa memperhatikan sekitar, karena sangat sepi, Niken pun langsung gas saja meninggalkan area basement yang super sepi bak uji nyali tersebut.
"Orang-orang pada ke mana? Masa sudah pada pulang? Nasib ..."
Niken ngedumel sampai akhirnya lega karena sudah berada di area terbuka. Jujur, dia paling takut hal mistis. Takut sesuatu yang berbau goib.
Dia pernah pingsan saat dikasih surprise ulang tahun oleh Raja. Laki-laki itu pakai topeng jelek yang mengerikan. Saat mati lampu, tiba-tiba Raja muncul begitu saja pakai kostum macam haloween.
Ingat kenangan bersama Raja, dengan cepat Niken menggeleng.
"Astaga! Ngapain juga harus ingat dia!" gerutu Niken kemudian mulai menambah kecepatan mobilnya. Menyusuri jalan malam-malam dengan ditemani lampu jalanan.
Sementara itu, di dalam mobil yang lain. Lebih mahal dan berkelas, harganya pun gak kaleng-kaleng. Seorang pria duduk di kursi belakang.
"Ingat kataku tadi, kamu harus pecat dia. Ntah alasan apapun. Aku mau dia dipecat dari perusahaan."
"Tapi, Pak ... kita tidak bisa memecat karyawan tanpa sebab pasti dan jelas."
"Apa kamu juga ingin dipecat?" celetuk Raja pada sang sekretaris.
"Baik, Pak ... saya hanya tidak ingin dia mengatakan ke publik dan menjelekkan perusahaan yang tidak kompeten dalam penerimaan pekerja. Recruitment ini melalui banyak penyaringan. Dan ditakutkan ..."
Belum selesai sekertarisnya berbicara, Raja langsung berdehem keras.
"EHEMM!"
"Baik, Pak. Besok akan saya ajukan ke HRD."
"Tidak usah, langsung pecat saja!" titah Raja dengan kesombongan yang haqiqi.
Sang sekertaris sampai bingung, sebenarnya siapa wanita ini? Mengapa bos-nya sangat kesal dan ingin memecatnya?
***
Tiba di rumahnya yang cukup besar, Raja yang dulu pemuda malas-malasan itu kini menjelma bak milyader.
Masuk ke dalam rumah, sudah ada bibi yang menyambut dan membawakan tas dan jas.
"Tuan mau teh atau kopi?" tanya si bibi.
"Tidak usah," jawab Raja yang langsung naik ke lantai atas.
Raja mengendurkan dasinya, kemudian melepaskan pakaiannya sambil berkaca. Wajahnya berubah masam, karena teringat ucapan Niken.
"Wanita gilaa itu, benar-benar ...!"
Raja melempar kemeja yang ia kenakan dengan asal, lalu masuk ke kamar mandi dengan ukuran yang cukup lumayan. Bisa untuk lari-larian kecil di sana.
Begitu shower dinyalakan, ia langsung membasahi tubuhnya. Tanpa sadar, kata-kata Niken kembali terngiang dan mengganggu sekali. Raja kemudian menatap ke bawah, dilihatnya sesuatu yang membuat bibirnya mencebik.
Tidak ada yang namanya kecil, mereka dulu menikah saat masih remaja. Mendadak Raja jadi gusar sendiri, seolah harga dirinya dipakai candaan oleh mantan istrinya itu.
***
Pagi harinya.
Pagi yang cerah, secara wajah Raja. Dia berangkat ke kantor dengan bersemangat. Ingin melihat reaksi Niken yang akan dipecat.
Dia sengaja berangkat pagi-pagi, padahal juga biasanya agak siang. Itu sengaja dilakukan untuk melihat reaksi Niken. Katanya mantan harus dibuang ke tempat sampah, tapi dia kok masih penasaran juga.
***
Di lobby perusahaan.
"Saya gak terima! Perusahaan apa ini? Main pecat tanpa alasan!" Niken ngomel-ngomel di lobby. Ia memarahi beberapa staf di sana.
Mejanya harus dikosongkan, hari ini dia dipecat. Jelas dia tidak terima perlakuan yang semena-mena tersebut.
"Kami mohon maaf, tapi ini perintah atasan."
"Cih ..."
Raja yang mulai masuk area lobby, tersenyum senang dalam hati. Akhirnya melihat Niken menderita. Ini cukup menarik, karena untuk membalas sakit hatinya di masa lalu. Serta untuk membalas candaan Niken kemarin tentang burungnya!
Ketika Raja muncul, pegawai dan staf di sana langsung tenang, sampai Niken menoleh. Mengapa keributan yang sempat tercipta langsung hening.
"Oh ... ini. Pasti gara-gara Raja yang bilang tidak-tidak pada atasan!" gumam Niken kemudian langsung berjalan mendekati Raja dengan langkah tegap penuh percaya diri.
Sedangkan semua orang, terlihat melirik dan bisik-bisik.
"Apa yang akan dia lakukan? Apa dia akan protes pada pak Raja?" gumam salah satu Staf.
"Sepertinya, apa dia tidak takut kalau dituntut karena melakukan keributan?" Yang lain ikut menimpali.
"Entahlah, aku dengar dia punya sabuk hitam. Makannya kaya gak takut sama orang." Suasana semakin heboh.
"Gila sih, tapi memangnya kenapa dia dipecat? Dia kan anak baru. Aku lihat juga kerjanya oke."
"Entahlah, mungkin masalah internal. Aku juga tidak paham."
"Tuh ... tuh ... astaga. Dia gak takut ya mendekati Presdir kaya begitu."
Suara bisik-bisik itu semakin heboh tatkala jarak Niken dan Raja semakin dekat.
"Pasti kamu ... iya kan? Pasti kamu?" ujar Niken sambil meletakkan telunjuk ke tubuh bagian depan Raja. Dan aksinya itu, membuat para karyawan yang ada di lobby kaget.
"Ya ampun, apa dia sudah GILAA? Apa yang dia lakukan?" gumam Staf paling kepo.
"Aku rasa mereka saling kenal sebelumnya."
"Sok tahu kamu."
Semuanya langsung diam saat Raja menepis lengan Niken.
"Jauhkan tanganmu yang kotor itu!" desis Raja dengan tatapan tajam.
"Kotor?" batin Niken yang shock. Tangannya dikatakan kotor. Ia pun spontan menepuk bahu Raja denga kasar.
"Heii! Tangan kotor ini dulu yang mau mengusap milikmu! Cih ... Hanya karena pakaianmu sekarang bagus, kau bisa melakukan apapun sesukamu? Ingat Raja! Mulut diciptakan tidak untuk merendahkan orang lain. Jaga mulutmu baik-baik, jika tidak ..."
"Kenapa? Bagiku ... kau memang KOTOR!"
BUGH
Semua karyawan memekik kaget.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
Bunda Aish
hajar.... mecat kok seenaknya..... 😂😂😂
2024-02-21
0
Anisatul Azizah
menarik!!
2024-02-10
0
Ulil
yg baca novel ini d jamin gk mungkin gk ngakak
2024-02-05
2