Seperti Bayi

Godaan Mantan, Bagian 4

Oleh Sept

"Kenapa? Kenapa kamu tiba-tiba mengatakan ini?" gumam Raja yang hatinya sakit mendengar ucapan istrinya itu. Hubungan mereka baik-baik saja sebelumnya, mengapa mendadak istrinya berubah? Pasti ada yang tidak beres, karena Niken pulang dengan kondisi menangis dan mengatakan hal yang tidak-tidak. Bagaimana bisa Niken minta cerai? Kalau keduanya saling mencintai?

Semua pertanyaan dalam kepala Raja tidak terjawab, yang ada hanya tangisan Niken yang penuh luka. Entah apa salahnya, mengapa wanitanya menjadi terluka begini. Tidak hanya Niken, Raja juga sangat terluka. Ini adalah cobaan pernikahan yang menurutnya paling berat.

Sementara itu, Niken telah mengusap pipinya yang basah, air matanya masih mengalir, dari wajahnya terlihat juga ia pun terluka. Ada luka yang tidak bisa ia sebutkan satu persatu.

Wanita itu kemudian menyudut hidung, menahan diri agar tangisnya tidak semakin deras. Setelah agak tenang, ia kembali mendongak menatap Raja.

"Aku kira, aku akan bahagia setelah kita menikah dan ternyata aku salah. Itu adalah keputusan terbodohh yang pernah aku ambil, menikah denganmu adalah hal paling buruk yang aku pilih," Niken berbicara sambil mengusap wajahnya lagi. Ada ribuan sesak yang ia rasakan. Bibirnya bergetar, menyiratkan lukanya sangat dalam.

"Sayang! Ada apa ini? Apa yang terjadi? Niken ... Jangan seperti ini!" Raja masih mencoba membujuk. Ia merasa ini pasti salah paham, atau ini hanya prank saja. Ini pasti bukan Nikennya. Raja juga mencoba untuk berpikir keras, sembari memegangi kedua bahu istrinya itu. Apa dia telah melakukan sebuah kesalahan yang amat fatal?

Sedangkan Niken, Dipegang seperti itu, Niken lantas menepisnya. Ia beringsut, menghindar dari Raja dan bergegas ke kamar. Dengan perasaan yang tidak baik-baik saja, ia mengambil koper yang ada di atas lemari. Menariknya dengan kasar sampai menimbulkan bunyi nyaring, kemudian membuka koper tersebut, lalu mengeluarkan barang-barang dalam lemari.

Niken mengambil beberapa baju-bajunya yang biasa ia kenakan untuk ngampus, tidak lupa dia membawa buku-buku dan berkas penting lainnya.

Melihat aksi Niken, Raja semakin panik. Dia lantas mencegah istrinya tersebut.

"Niken! Apa yang kamu lakukan?" Raja menarik koper sehingga menjauh dari Niken.

Niken tidak menjawab, dia terus saja berkemas. Menarik koper lagi dengan kasar, lalu memasukkan lagi barang-barang miliknya. Sampai Raja mulai tidak bisa menahan diri lagi dan sedikit teriak.

"Niken! Aku masih suamimu. Berani kamu keluar dari rumah ini, maka aku tidak akan segan-segan ..." Raja terdiam, karena Niken langsung mendorongnya.

"Terserah kamu mau bicara apa, semuanya sudah berakhir!" kata Niken kemudian menarik resleting koper miliknya. Lalu berjalan keluar sambil menyeret koper warna kuning tersebut.

"Niken! Ken!" Raja berteriak memanggil istrinya. Namun, Niken bergeming. Tetap teguh pada prinsip dan pendiriannya. Tidak peduli beberapa kali Raja memanggil, ia tetap maju tanpa mau menatap ke belakang.

"Ish!" Raja mendesis kesal. Lalu mengejar istrinya yang kabur.

Niken rupanya sudah pesan taksi sebelumnya, dan dia langsung masuk sebuah taksi yang sudah menunggu di depan. Raja pun mengejar, sampai keluar ke ujung jalan utama. Namun, mobil itu tetap berjalan, tidak peduli Raja yang kehujanan di belakangnya. Raja mengusap wajahnya yang basah oleh air hujan. Menyembunyikan rasa kecewa yang gugur bersama derasnya hujan.

Flashback end

***

Kini, Niken dan Raja masih berhadapan, mereka masih menatap dengan tatapan penuh kebencian. Masa lalu mereka sudah selesai, tapi masih meninggalkan masalah yang belum usai. Baik Niken dan Raja sama-sama memiliki rasa benci di hati mereka.

"Kamu pikir hanya kamu yang menyesal? Ingat ini, Niken. Aku juga sangat menyesal pernah bertemu wanita sepertimu. Hanya membuang waktu, sia-sia dan tidak berharga!" ujar Raja yang mencoba melukai hati mantan istrinya.

Niken malah mencebik, dia yang tadi sangat marah mendadak menatap remeh.

"Kau yakin? Apa perlu aku ingatkan kembali? Siapa yang mengejar-ngejar aku dulu?" sindir Niken. Dia masih ingat, bagaimana dulu Raja begitu tergila-gila padanya.

Diingatkan begitu, jelas Raja tidak terima. Pria itu langsung berkacak pinggang dan menatap dengan kesombongan yang tinggi.

"Kau yang pertama kali menggodaku!" balas Raja tidak mau kalah dalam perdebatan melawan mantan istrinya itu. Sebagai lelaki, dia wajib menang, tidak mau kalah dan direndahkan. Karena seingat Raja, Niken juga genitt padanya.

"Aku? Hah? Apa kau amnesia! Kau yang pertama kali menciiumku! Kau melakukannya saat kita pertama ke bioskop!" cetus Niken marah. Bisa-bisanya mereka malah nostalgia masa lalu. Masa muda mereka mendadak seperti diputar langsung di sebuah layar besar. Jadi Niken dan Raja masih ingat dengan jelas.

"Kau yang mulai. Kau genittt! Berapa dulu usiamu? Hem? Sudah berani menyentuh barang orang lain!" sindir Raja yang memandang rendah pada Niken dulu. Karena masih remaja sudah berani pegang-pegang barang milik Raja.

JLEB

Malu rasanya, Niken jadi ingat masa pacaran dulu, di mana dia sangat agresif. Dia akui, waktu masih muda, jiwanya sangat menggebu. Apalagi mereka sering pacaran di gelap-gelapan. Seperti bioskop misalanya. Namanya anak muda, jiwa keponya terlalu luar biasa. Ditambah pergaulan teman-temannya yang hal seperti itu terkesan lumrah. Niken rasa dia masih di batas wajar, toh mereka tidak sampai menembus batas.

Sekarang, tidak mau kalah, Niken kemudian mencari sesuatu dan memutar otak agar keadaan berbalik. Dia tidak mau dipermalukan, kini gilirannya membuat Raja mati kutu. Niken punya segudang aib mantan suaminya itu.

"Kau jangan sok polos, kau juga sama saja, siapa yang pertama kali ngajak ke villa? Hemm?" serang Niken. Ia ingat, Raja juga sama agresif seperti dirinya.

Raja mencebik, karena pas di villa itu pas anniversary jadian mereka. Itupun bersama teman-teman.

"Kamu diam-diam masuk kamar aku malam-malam, ingat? Betapa pikiranmu jauh lebih piktorr!" celetuk Niken lagi. Karena status mereka waktu itu masih sekedar pacaran. Keduanya sibuk menguliti masa lalu.

"Jangan terlalu percaya diri kamu, Niken. Semuanya small! Ukuran di bawa standar!" kata Raja, masih keukeh gak mau mengalah.

Niken langsung berkacak pinggang, kemarin dia menghina burung Raja, sekarang dia yang mendapat perlakuan sama. Miliknya dikatakan small, jelas Niken terusik.

"Apa kau bilang? Di bawah standar? Kau bahkan suka menyusuuu seperti bayi!!!" teriak Niken yang gemas dan ingin menendang Raja. Bisa-bisanya Raja mengolok dirinya. Padahal dari kemarin yang mulai fisik juga Niken. Namanya perempuan, selalu benar.

"Jaga bicaramu, Niken!" desis Raja.

SETTT

Raja langsung membungkam mulut Niken dengan tangannya.

"Apa yang kau bicarakan!" ucap Raja dengan geram.

Terpopuler

Comments

JandaQueen

JandaQueen

sok lah gelut....tar jg dibuat kangen2an ma kak otor... 🤣🤣

2024-03-18

0

Zerazat

Zerazat

namanya waktu itu menikah masih labil,paling ada kesalahan yang tidak terselesaikan jadi saling menghujat padahal sehati nya Raja sama Niken itu masih saling cinta,karena Niken nya aja cewek bar bar,sekaran Raja kan sudah dewasa jadi begitulah tidak ada yang mau mengalah

2024-02-07

1

Yunerty Blessa

Yunerty Blessa

kalo boleh diperbaiki lagi

2024-02-03

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!