Godaan Mantan

Godaan Mantan

Burung Kecil

Godaan Mantan, Bagian 1

Oleh Sept

"Aku gak sabar besok kita akhirnya nikah," ucap seorang pria di telepon.

Mereka sedang dipingit, dan sudah beberapa hari tidak bertemu. Hal itu membuat sang calon pengantin pria sangat rindu. Ingin segera bertemu.

Andai tidak ada acara pingit dan semacamnya, mungkin dia akan main ke rumah calon pengantin wanitanya.

"Sabar ... Besok kan sudah ketemu. Oh ya, sudah hafal belum?"

"Apanya?"

"Kalimat buat ijab kabul besok?"

"Beras, jangan khawatir. Aku jamin bisa satu tarikan napas doang," ucapnya yakin dan penuh percaya diri.

"Beneran? Awas ya kalau sampai lupa dan grogi."

"Hehehe .. Kalau grogi kan wajar, Sayang. Namanya juga baru pertama kali."

"Hemm. Ya sudah, sudah malam nih. Aku juga harus istirahat."

"Tunggu, masih jam 10 juga."

"Ya ampun, besok pagi-pagi buta aku harus bangun dan dandan. MUA nya sudah WA, datang pagi-pagi, jadi aku harus bangun pagi."

"Bentar lagi ... Kamu gak kangen aku?"

"Ish! Apa sih!"

"Miss u ..."

"Jangan lebay. Besok dah akad."

"Jawab dong."

"Miss u too."

"Ya sudah, good night, Honey. Mimpi indah ya ... Sayang."

"Iya paduka Raja ... Good night juga. Have nice dream ..."

"Muuahh!"

"Apaan sih!" calon pengantin perempuan malu-malu. Padahal pipinya sudah merah jambu.

"Bye ..."

"Bye."

Tut tut tut

Telpon pun terputus dan calon pengantin berangkat tidur. Tidak sabar menunggu hari bahagia yang sudah ditunggu-tunggu.

***

Matahari bersinar cerah, cuaca seolah mendukung acara pernikahan yang akan digelar sesaat lagi. Pagi ini sangat cerah, secerah wajah Raja yang akan melangsungkan pernikahan dengan gadis pujaan hatinya. Meskipun masih muda, Raja mantap menikahi pacarannya. Sama-sama masih kuliah, tapi itu tidak menyurutkan niat Raja menikahi sang kekasih, yaitu Niken.

Dengan jantung yang berdegup kencang karena akan mendekati waktu akad, Raja melirik gadis cantik di sebelahnya. Ayu, anggun, kalem, cuma pas diam begini. Karena Niken, calon istrinya itu tidak ada kalem-kalemnya.

Ini adalah hari yang membahagiakan untuk mereka berdua, hari Raja akan mengucapkan ijab kabul di depan penghulu, wali dan para saksi.

Meskipun nervous, Raja masih sempat-sempatnya menowel tangan Niken, membuat sang mempelai langsung melirik dengan bola matanya yang lentik.

"Jangan bercanda ... Ini akad, Raja!" desis Niken.

"Deg-degan, nih," bisik Raja.

"Kamu pikir aku nggak?" balas Niken.

Raja kemudian tersenyum, dia cuma ingin rileks sedikit, karena terasa tegang sekali. Begitu bapak penghulu akan memulai acaranya, ia langsung memasang muka serius. Dia harus tegas, sebentar lagi akan jadi kepala rumah tangga. Harus dewasa dan bisa ngemong. Padahal, uang saja masih minta orang tua. Begitu Raja, masih muda tapi nekat nikah.

...

"Saya terima nikah dan kawinnya Niken Adinda Dias binti Kurniawan dengan mas kawin tersebut dibayar tunai," ucap Raja dengan jantung yang berdegup kencang.

"Bagaimana saksi? Sah ..."

"SAH!" Suara orang-orang memenuhi ruangan.

"Alhamdulillah." Semuanya mengucap syukur, karena acara ijab kabul berjalan lancar.

Momen ini adalah momen yang pemuda itu tunggu-tunggu dari semalam sampai tidak bisa memejamkan mata. Dan setelah kata sah menggema, rasanya sangat lega. Raja pun sesekali melirik gadis cantik dengan kebaya putih serta hiasan manik-manik yang menambahkan kesan wah dan elegan.

Belum lagi siger yang dipasang di atas kepala Niken, sudah seperti ratu Inggris macam lady Day. Cantik sekali, karena memang dasarnya Niken memiliki paras yang anggun, menawan, kalem dan sedap dipandang.

Setelah prosesi akad nikah selesai, mereka langsung pulang ke rumah mereka. Baru dibeli dan baru direnovasi. Tidak ada pesta tujuh hari tujuh malam, meskipun Raja dari kalangan orang berada dan cukup terpandang.

Ini karena lusa mereka ada kuliah dan ada banyak tugas yang menanti. Ya, umur mereka masih sangat muda. Tapi sudah memutuskan untuk menikah.

Daripada pacaran kebablasan lalu Niken masuk angin selama 9 bulan, akhirnya mereka pun menikah. Karena gaya pacaran di kota besar pun ya begitulah. Kalau tidak tium-tium ya main raba-raba.

Jelas keluarga Raja tidak mau anaknya terlibat pergaulan bebas. Mereka juga suka Niken. Anaknya pinter, nurut, sopan, ramah, dan satu lagi, Niken banyak membawa pengaruh bagus untuk Raja.

Dulu Raja paling malas disuruh ke kampus, setelah pacaran dengan Niken, minggu pun dia keluar untuk belajar. Apakah mamanya percaya? Tidak. Setidaknya, Niken bisa jadi tutor untuk mahasiswa teladan. Jadinya Raja pun rajin kuliah.

Makin lama, keduanya meresahkan. Sering keluar malam berdua, padahal cuma nongkrong di cafe dengan teman-teman. Takut adanya scandal, mereka pun dinikahkan saja.

Apa masalahnya selesai? Tidak. Masalah justru mulai muncul ketika kata sah dan stempel halal mereka terima.

***

Malam pertama

"Sayang ... Kamu makeknya yang bener ya. Jangan sampai bocor. Aku juga mau lulus bareng kamu." Niken bergumam sambil merajuk manja.

Raja baru membuka bungkus balon ajaib, tapi Niken sudah bawel sekali. Ia juga bingung, karena baru menyentuh benda yang mengelikan tersebut. Kalau bukan karena masih kuliah, sepertinya dia tidak peduli. Masalahnya, dia juga belum siap jadi bapak. Tagihan kartu kredit saja masih orang tuanya yang nanggung. Ya beginilah, resiko menikah belum matang.

"Apa aku minum pil dulu ya? Biar aman gitu ... filternya dobel," gumam Niken. Dua orang yang benar-benar masih amatir dan belum berpengalaman dalam hal perbenihan.

Raja menoleh.

"Coba saja, biar aman. Aku juga gak tahu ini akurat apa gak," kata Raja sambil menatap balon yang masih kempes.

"Ya Sayang ... Kamu kan sering lihat di HP." Niken bicara dengan santai.

Raja langsung mendesis, Niken benar-benar deh.

"Aku juga pernah lihat koleksi di laptop kamu ... ngaku ..."

Raja membuang napas, lalu mengerucutkan bibirnya ke arah Niken si bawel.

"Ih ..." Niken malu-malu kucing.

"Ini sudah siap, terus kita ngapain ... mulai dari mana?"

Niken mencebik. "Masa tanya aku sih, kamu kan cowok ... pernah mimpi itu kan?"

Raja memegangi kepalanya. Keduanya benar-benar pasangan pengantin baru yang amatir.

"Ya udah, kita lihat video aja ya?" saran Raja

"Buat apa?" Mata Niken membesar, membulat sempurna.

"Tutorial ..."

"Gak mau, nanti kamu lihat cewek-cewek sekkksih!" Niken gak mau dan menolak keras.

Raja tersenyum tipis, "Ya sudah, langsung saja."

Raja lantas melepaskan piyama couple yang ia kenakan, kemudian membuka kancingnya satu persatu.

BUKKK ...

Dia lempar dengan asal, kemudian menatap wajah Niken.

"Mau aku lepasin sekalian?"

Reflek Niken memeluk tubuhnya karena malu.

"Gak usah malu ... kita udah resmi. Udah dicatat sama negara."

"Bentar," kata Niken lalu menarik selimut.

Sesaat kemudian, Niken melempar bajunya ke lantai, kemudian celana pendek setelan piyama, kemudian disusul kacamata kuda yang bentuknya sangat minimalis sekali.

Jakun Raja sampai naik turun, karena benda terakhir yang dilempar Niken.

"Sini ... masuklah," kata Niken sambil menepuk selimut.

Tidak usah disuruh dua kali, Raja langsung masuk ke dalam selimut tersebut. Dari luar, terlihat selimut bergerak-gerak.

"Bisa tidak?"

"Bentar, Ken ... sudah banget."

"Tinggal masukin, apa susahnya."

"Buntu sayang!"

"Aku capek gini terus, ya udah ... aku bobo saja ..."

"Nikennnn ..."

Bleshhhh ...

***

Tujun Tahun kemudian. Tidak terasa waktu berjalan sangat cepat. Banyak sekali yang sudah berubah, tidak hanya gedung dan bangunan. Namun, hati manusia pun rupanya ikut berubah. Begitu juga dengan situasi dan konsinyasi.

Sosok laki-laki keluar dari lift, diikuti oleh sekertaris dan beberapa staf. Ia melangkah dengan tegap, dan terlihat berkharisma. Dilihat dari tampilannya, sepertinya pengusaha sukses.

27 tahun, dia sudah menjadi pimpinan muda di perusahaan tersebut. Tangan dinginnya mampu membuat perusahaan berkembang pesat. Dibawa pimpinan Raja, bisnis keluarganya mulai berkembang menguasai pasar.

Dimulai dari sebuah pabrik kecil, kini usaha keluarga besarnya menjadi sangat besar dan menciptakan banyak lapangan pekerjaan.

Siapa yang menyangka, bahwa Presdir mereka yang masih awet muda itu adalah seorang duda. Tidak ada yang tahu kehidupan Raja, semuanya di private.

***

Jam istirahat.

Raja akan makan siang bersama rekan yang lain. Tapi tanpa sengaja, pandangan matanya tertuju pada sosok perempuan berpakaian kemeja putih dan bawahan rok sepan hitam. Cuma lihat dari belakang, tapi cukup membuatnya penasaran. Sampai akhirnya perempuan itu menoleh karena dihampiri pegawai yang lain.

Tanpa sengaja pula, perempuan itu melirik rombongan ekskutif muda di belakangnya.

"Dia juga bekerja di sini? Sialll."

"Siapa yang sialll?" tanya temannya.

Wanita itu langsung menggeleng. Dan bergegas ke tempat yang lain. Mungkin insecure, Raja kelihatan sudah mapan, sukses, sedangkan dirinya masih pegawai baru yang belum jelas statusnya.

***

Sore harinya.

Semua karyawan mulai meninggalkan meja masing-masing. Semakin sore suasana makin sepi.

"Ken, tolong nanti susun berkas-berkas untuk presentasi besok ya sebelum kamu pulang," kata atasannya.

"Baik, Bu."

Ia menghela napas panjang, kemudian tidak jadi pulang.

Saat sedang sibuk input data di laptop, tiba-tiba ada yang mendekat.

"Kamu sengaja, iya kan? Aku tidak percaya kebetulan di dunia ini."

Belum melihat wajahnya, Niken sudah familiar dengan suara itu. Wanita itu lalu mendongak menatap Raja yang berdiri dengan gaya angkuh dan arogan.

"Anggap saja kita gak kenal," celetuk Niken.

"Jangan bicara omong kosong, jangan datang ke sini mulai besok!"

Brakkk ...

Niken langsung bangkit dan menimbulkan suara kursi dan meja yang berbenturan.

"Kamu siapa ngatur-ngatur aku? Hem? Kalau gak suka melihat aku kerja di sini! Kamu yang keluar," cetus Niken.

Dia tidak tahu, Presdir di perusahaan tersebut adalah mantan suaminya.

"Kau dipecat!" ucap Raja langsung berbalik.

"Hey ... heiii ... pria Gilaaa!"

Raja terus melangkah, tidak menggubris ucapan Niken. Membiarkan wanita itu mengoceh tanpa mempedulikannya. Hal ini membuat Niken semakin emosi, dan spontan mengucapkan kalimat dan kata yang membuat Raja berhenti mendadak.

"Dasar burung kecil!" ujar Niken setengah teriak.

DEG

Niken sepertinya tidak ragu-ragu membully mantan suaminya tersebut. Dan jantung Raja pun berdegup kencang. Bisa-bisanya Niken berkata berburungan di tempat seperti ini?

Terpopuler

Comments

Alivaaaa

Alivaaaa

aku mampir Thor 😊

baru baca udah ngakak aja 😂😂

2024-11-11

0

Resti Yuliani

Resti Yuliani

hahaha....dikira mau ngatain apa....kocak

2024-08-22

0

Anis Dans

Anis Dans

hahahaaa buka kartu 🤣🤣

2024-05-23

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!