Lian berdiri di balik jendela kamar nya, sesekali Ia melirik Jam di dinding kamar nya.
Lian enggan keluar kamar, karena menurut Lian kamar ini tempat ternyaman bagi nya.
"Mas Lian,,," Seru Bik Nina dari balik pintu. Lalu membuka pintu kamar Lian dan mendekati Lian.
"Mas, Lusa dNyonya pulang" ucap Bik Nina memberi tahu, sambil merapihkan tempat tidur milik Lian.
Lian hanya mengangguk pelan, sambil melihat Bik Nina merapihkan tempat tidur nya.
"Ko' ndak seneng Mama nya mau pulang" ucap Bik Nina.
"Ada atau gak ada Mama sama aja Bik" ucap Lian pelan.
"Mas Lian ndak pergi? " tanya Bik Nina lagi.
"Belum tau Bik, masih mau di kamar" ucap Lian.
"Ndak Ke Kampus? Nanti kan di kampus bertemu Non Aleena. Terus bisa jalan-jalan" goda Bik Nina lagi.
Lian hanya menggelengkan kepala nya. Bik Nina tau kalau sudah seperti ini Lian pasti mengingat Raya.
"Mas, Non Aleena cuantikk yahh" ucap Bik Nina.
"Cocok lhoo sama Mas Lian" lanjut Bik Nina.
"Aleena memang memang cantik dan juga menggoda, Tapi... " Lian tidak melanjutkan ucapan nya.
"Mas Lian masih berharap Non Raya kembali?" tanya Bik Nina ingin tahu. Lian hanya diam dan tertunduk.
"Mas, kalo boleh Bibik kasih saran. Mas Lian harus membuka hati untuk Non Aleena, Mas Lian juga harus bahagia. Bibik sedih Mas kalo liat Mas Lian seperti ini terus" ucap Bik Nina sambil mengusap air mata nya.
Lian menghampiri Bik Nina, lalu memeluk Bik Nina.
Lian tau hanya Bik Nina yang paling mengerti diri nya.
Hanya Bik Nina yang selalu menemani sejak kecil. Bukan Mama atau Papa nya.
"Bik, makasih yahh selama ini udah jaga Lian sampai sebesar ini. Kalo bukan Bibik siapa lagi yang perduli sama Lian" ucap Lian sambil memeluk Bik Nina.
"Bibik ini orang tua kedua Lian" ucap Lian kembali.
"Iya Mas, Bibik sayang banget sama Mas Lian " ucap Bik Nina.
Lian tau Bik Nina sangat menyayangi Lian, Bik Nina lebih memilih mengurus Lian di saat suaminya sudah tiada.
Bik Nina sudah memutuskan untuk terus bekerja dan mengabdi kepada keluarga Lian.
"Mas Lian, pantas untuk bahagia jadi Bibik mohon kejar kebahagiaan Mas Lian. Carilah pendamping yang benar-benar tulus mencintai Mas Lian!" Ucap Bik Nina menasehati.
"Kalo memang Non Raya mencintai Mas Lian dia ndak akan buat Mas Lian kaya gini" Ucap Bik Nina lagi.
Lian mengangguk.
"Yasudah mandi sana jemput Non Aleena ajak main kesini nanti Bibik masakin yang sepesial buat Mas Lian dan Non Aleena" Ucap Bik Nina.
Sambil mengusap-usap kepala Lian. Lian
Mengangguk kembali tanda setuju.
@Kampus.
Lian melangkah melewati koridor di kampusnya, Lian mencari Aleena.
Di kelas tidak ada, lalu Lian ke perpustakaan lanjut lagi ke kantin tidak juga Lian melihat sosok Aleena.
"Danau" Ucap Lian dalam hati
Segera Lian berlarian kecil menuju Danau, mungkin Aleena di sana pikir Lian.
Tiba di Danau Lian mencari Aleena di sana, Lian tersenyum melihat sosok Aleena tengah asik duduk membaca buku catatan nya.
Lian berjalan mengendap-endap mendekati Aleena. Pelan perlahan Lian mulai mendekati Aleena.
Lian menutup kedua mata Aleena dengan kedua tangan nya.
"Heeiii,,, lepasin" seru Aleena.
Lian melepaskan kedua tangannya, lalu memeluknya dari belakang.
"Ternyata disini" Ucap Lian berbisik sambil mengecup lembut pipi Aleena.
"Lian" Ucap Aleena manyun.
"Ke rumah ku yuk, Bik Nina udah siapin Dinner buat kita" Ajak Lian sambil meraih lengan Aleena lalu menariknya pelan.
"Tapi, Aku harus ---" Ucap Aleena.
"Harus apa? Ada kelas?" ucap Lian.
"He'eh ,,," Ucap Aleena.
"Ok, Aku tunggu kamu disini, sampe kelas kamu selesai,,," Ucap Lian.
"Kamu yakin? Ada 2 mata kuliah " Aleena meyakinkan.
"Aku udah biasa nunggu,,, menunggu Raya bertahun-tahun aja Aku sanggup. Apalagi ini dua mata kuliah" Ucap Lian tersenyum tipis.
"Deeggg,,," Aleena jadi tidak enak dengan ucapan Lian.
"Baiklah,,," Hanya itu yang Aleena ucapkan.
Aleena meninggalkan Lian yang akan menunggunya. Lian benar menunggu adalah sudah menjadi bagian dari Lian.
Tiga jam sudah berlalu, Aleena segera merapikan bukunya kedalam Tas nya. Aleena bergegas keluar kelas, untuk menemui Lian yang sudah menunggunya.
Aleena menatap dari kejauhan, Lian masih duduk menunggunya. Aleena melangkah mendekati Lian.
"Sori yah. kamu harus nunggu" Ucap Aleena lalu duduk di sebelah Lian.
"It's ok ,,," Ucap Lian tersenyum.
"Yaudah kita jalan sekarang,,," Ajak Aleena.
Lian bangkit dari duduknya sambil meraih tangan Aleena lalu Mereka melangkah menuju parkiran.
Sepanjang koridor semua mata tertuju pada Aleena dan Lian. Apa lagi Lian menggandeng tangan Aleena.
Tapi Aleena tidak perduli dengan apa yang nanti mereka pikirkan. Saat ini Aleena hanya fokus pada Lian, Aleena ingin merubah Lian dan merubah pikiran semua warga di kampusnya tentang Lian.
***
Tiba di rumah Lian, Bik Nina sudah menunggu dan menyambut Aleena dengan senyuman.
"Non, Bibik udah masakin yang sepesial buat Non dan Mas Lian" seru Bik Nina.
"Makasih Bik" Balas Aleena tersenyum.
"Mas Lian, udah Bibik siapin sesuai permintaan Mas Lian" seru Bik Nina pada Lian sambil mengacungkan ibu jarinya.
"Siippp Bik, Makasih Bik Nina ku sayang" Ucap Lian sambil memeluk Bik Nina.
Aleena tersenyum melihat sikap Lian kepada Bik Nina, begitu dekat Lian dengan Bik Nina.
"Ayo,Non ikut Bibik sebentar" seru Bik Nina sambil menuntun Aleena untuk mengikuti langah Bik Nina.
Bik Nina membawa Aleena kesebuah kamar Tamu. Lalu menyuruhnya masuk.
"Sini Non !" Panggil Bik Nina.
"Sesuai permintaan Mas Lian, Non pakai Gaun ini" Ucap Bik Nina sambil menunjukan Dress berwarna putih dengan motif mawar merah yang sudah ada di atas tempat tidur.
"Pakai ini Bik?" Tanya Aleena.
"Iya Non, ini juga Make up Lengkap bisa Non pakai" Jelas Bik Nina lagi.
"Ini punya siapa?" Tanya Aleena bingung.
"Punya Mama nya Mas Lian Non, tapi udah ndak pernah di pakai lagi" Jelas Bik Nina.
"Pake aja yang menurut Non suka yah. Bibik tinggal Non, nanti 1 jam lagi Bibik kembali" Ucap Bik Nina.
"Bibik mau kemana?" Tanya Aleena.
"Bibik mau siapin yang lain Non" Ucap Bik Nina sambil melangkah pergi meninggalkan Aleena yang masih bingung.
Aleena meraih Dress yang berada di atas tempat tidur, Aleena menyentuh Dress itu tanpa pikir panjang Aleena mengenakan Dress nya.
Aleena merapihkan rambutnya, agar tidak pucat wajahnya Aleena menambahkan make up ringan di wajahnya.
Lalu bibir mungilnya Aleena kasih Lipstik berwarna Pink.
Aleena melihat sebuah kotak Accesories, Aleena membukanya lalu melihat satu demi satu Accesories yang cocok untuknya.
Aleena meraih anting dengan model mutiara lalu ia pakai di telinganya.
Aleena melihat dirinya di cermin, sambil memutar-mutar tubuh nya. Aleena berfikir apa Ia cocok menggunakan Dress ini?.
Aleena menunggu Bik Nina menjemputnya.
Terdengar langkah kaki mendekati pintu, Aleena beranjak dari duduknya.
Terlihat Bik Nina sudah membuka pintu lalu menatap Aleena dengan wajah kaget dan kagum.
"Non Aleena cocok banget pake Gaun ini, makin cantik Non" puji Bik Nina.
"Ihh, Bibik bisa aja. Aku jadi malu" ucap Aleena tersipu.
"Mas Lian pasti jatuh hati sama Non" Ucap Bik Nina lagi.
Aleena tersipu mendengar pujian dari Bik Nina.
"Hayyoo Non, Mas Lian udah nunggu" Ajak Bik Nina mempersilahkan Aleena keluar kamar.
"Kita mau kemana sih Bik?" Tanya Aleena ingin tahu. Sambil mengikuti langkah Bik Nina.
"Ke taman belakang Non, di kolam renang" Jawab Bik Nina.
"Bibik sudah siapin semua, pas Mas Lian jemput Non Aleena" Ucap Bik Nina lagi.
"Makasih Bik" Ucap Aleena tersenyum.
Aleena terus mengikuti langkah Bik Nina, sampai di Taman Lian sudah berada di sana berdiri menatap kolam renang miliknya.
Dengan mengenakan kemeja putih lengan panjang. Lian memang suka dengan warna putih, hampir setiap hari Lian selalu mengenakan pakaian berwarna putih.
"Mas Lian, Tuan Putri sudah datang" Seru Bik Nina semangat.
Lian menoleh ke belakang Menatap Aleena cukup lama.
"Mas jangan diam aja" seru Bik Nina.
Lian tersenyum lalu menghampiri Aleena dan Bik Nina.
"Mas, tugas Bibik udah selesai. Selamat menikmati " Seru Bik Nina menggoda Lian.
"Makasih Bik ..."
Bik Nina melangkah meninggalkan Aleena dan Lian.
Lian menatap Aleena begitu dalam.
"Kamu benar-benar cantik" Bisik Lian di telinga Aleena.
Sambil memeluk pinggang mungil milik Aleena.
Lalu menuntun Aleena ke Meja yang sudah di tata, sudah ada beberapa hidangan dan dua buah lilin di sana.
Lian mempersilahkan Aleena duduk di hadapan nya. Lagi-lagi Lian memandangi Aleena penuh kagum.
Pantas Bik Nina semangat sekali menjodohkan nya dengan Aleena.
Bik Nina punya selera cukup tinggi.
"Makan yang banyak, ini masakan spesial dari Bik Nina" Ucap Lian.
Aleena mengangguk pelan.
Lian menuangkan Wine di gelas mereka.
"Cheerrss ... Ucap Lian" sambil mengangkat gelas ke arah Aleena, Aleena mengangkat gelasnya juga.
Pandangan mata Lian terus menatap wajah Aleena, Aleena tau liat terus saja menatapnya. Membuat Aleena salah tingkah.
"Lian, jangan natap Aku kaya gitu" Seru Aleena malu.
"Kenapa ?" Jawab Lian.
"Malu tau" Balas Aleena.
Lian kembali tersenyum.
Usai Dinner Lian mereka duduk di tepi kolam renang, Lian menyandarkan tubuhnya di bahu kecil milik Aleena.
Mereka menikmati kebersamaannya malam ini.
Lian merebahkan tubuhnya di atas pangkuan Aleena. Agar Lian bebas memandangi wajah cantik milik Aleena.
"Tuhan, tolong hentikan waktu kali ini saja" Pinta Aleena dalam hati.
Lian beranjak dari pangkuan Aleena, mereka saling bertatapan.
"Kita masuk, udara sangat dingin di sini " Bisik Lian pelan di telinga Aleena.
Lian mengulurkan tangannya ke arah Aleena, lalu Aleena menyambut uluran tangan Lian.
Lian menuntun Aleena menuju kamarnya, menaiki anak tangga satu persatu.
Lian melangkah menuju Balkon kamar nya, yang di ikuti Aleena.
"Aku ambil wine dulu" Ucap Lian, sambil berlalu meninggalkan Aleena.
Selang beberapa menit Lian datang membawa sebotol Wine dan dua buah gelas yang di letakkan di atas meja.
Lian memeluk Aleena dari belakang, wangi Parfum Aleena terasa di hidung Lian.
Aleena menghela nafas panjang. Lalu membalikan tubuh nya ke arah Lian.
Lian mengusap lembut rambut Aleena yang menutupi wajah Aleena karena tiupan angin. Aleena tertunduk malu.
Kali ini Aleena tau apa yang akan mereka lakukan, mengulangi kejadian di Taman Langit. Yang menurut Lian belum selesai.
Lian mengangkat dagu Aleena, Lian mulai mengecup lembut Bibir milik Aleena dengan lembut.
Aleena membalas kecupan Lian sambil memegang erat pinggang Lian.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments