Malam ini Lian sulit memejamkan matanya. Lian meraih kunci mobil yang ada di atas meja kamarnya, lalu ia melangkah ke arah mobilnya dan melajukan kendaraannya.
Lian menghentikan laju mobilnya di depan rumah Aleena, lalu keluar dari mobil dan meraih ponsel yang ada di saku celananya.
"Tuuttt...tuutt..."
Lian menghubungi Aleena. Namun Aleena tidak menjawab panggilannya. Lian mencoba sekali lagi.
"Udah tidur?" tanya Lian.
"Belum" jawab Aleena.
"Mau di culik lagi gak?" Tanya Lian.
"Kemana?" Jawab Aleena penasaran.
"Around the world" Ucap Lian jahil.
"Sure?" Ucap Aleena.
"We have to go Now, please" Pinta Lian.
"Ok, wait" Jawab Aleena sambil mengakhiri telponnya.
Aleena melangkah menuju jendela kamarnya, lalu membuka gorden jendela.
Aleena ingin memastikan apakah benar Lian sudah berada di depan seberang rumahnya.
Aleena tersenyum melihat Lian berada di depan rumahnya sambil melambaikan tangan.
Aleena bergegas keluar menemui Lian yang sudah berdiri di pintu mobilnya. Lian meraih jemari Aleena lalu mengecupnya, Aleena mengusap pipi Lian sambil senyum.
Lian dan Aleena memasuki mobil, Lian melajukan mobilnya.
"Serius mau keliling dunia?" tanya Aleena tersenyum.
"Next, kita keliling dunia berdua" Jawab Lian.
Aleena hanya diam.
"Sekarang kita mau kemana?" Tanya Aleena.
"Hmmm ,,, nanti juga kamu tau" Jawab Lian.
Lian terus melajukan mobilnya menembus malam, Aleena bingung mau di bawa kemana malam ini.
Kurang dari satu jam perjalanan, Lian menghentikan mobilnya di sebuah bukit. Lian memberikan nama bukit itu " Taman Langit ".
"Ini dimana?" Tanya Aleena dengan memandang sekelilingnya.
"Taman Langit" Jawab Lian.
"Taman Langit?" Ucap Aleena.
" Ayo turun, kamu pasti suka tempat ini" Ajak Lian. Sambil membuka pintu mobil dan melangkah ke luar.
Lian melangkah ke tepi bukit, dan duduk di atas rumput. Tak lama Aleena mendekati Lian sambil memandang takjub pemandangan malam di tempat ini.
"Keerrreennn ,,, banget" Seru Aleena sambil duduk di samping Lian.
Aleena menghela nafas panjang menikmati udara yang masih asri.
"Kamu suka?" Tanya Lian menoleh ke arah Aleena.
"He'eh ,,, suka banget" Jawab Aleena.
Lian bangkit dari duduknya lalu menatap ke arah langit yang dipenuhi oleh bintang. Mata Lian terus mencari sesuatu di atas langit.
"Kamu cari apa?" Tanya Aleena penasaran.
"Harusnya dia ada, tapi dia masih sembunyi" Keluh Lian sedikit kesal.
"Al, sini" Seru Lian gembira.
Aleena mendekati Lian.
"Kamu liat bintang yang paling terang itu?" Tanya Lian sambil mengarahkan jari telunjuk nya ke atas langit.
"Hmmm ,,, yang itu?" Jawab Aleena.
"Iya ,,, akhirnya dia menunjukkan wujudnya juga" Ucap Lian.
Lian merebahkan tubuhnya di atas rumput sambil menatap langit menikmati taburan bintang disana.
"Kamu tau tempat ini dari mana?" Tanga Aleena.
"Hmmm ,,, rahasia" Jawab Lian.
"Yang pasti gak banyak orang yang tau tempat ini" Ucap Lian lagi.
"Bisa aja nemu tempat seindah ini" Ucap Aleena.
"Kamu tau? Kamu orang pertama yang Aku bawa kesini. Dan mungkin bintang terang itu muncul karena ada kamu" jelas Lian.
"Really ,,, " Ucap Aleena tersipu.
"Yup, Aku sering kesini. Bisa di hitung dia muncul. Tapi malam ini dia muncul" jelas Lian.
Aleena menatap Lian, Lian masih saja memandang langit. Sepertinya Lian sadar kalau Aleena menatapnya.
Lian menoleh kearah Aleena, mereka saling bertatapan.
"Kenapa?" Tanya Lian.
"Gapapa ,,, gak percaya aja. Kalo ini seorang Lian" Ucap Aleena.
"Yang kamu tau dari orang-orang Aku gimana? Seorang Lian yang gak gaul, yang dapet julukan ' Si Gunung Es ' " ucap Lian sambil menatap Aleena.
"Aku juga tau, diam-diam kamu suka ke belakang kampus" Sambung Lian lagi.
Aleena tersipu malu, sambil menutup wajahnya dengan kedua tangannya.
"Aku memang gak suka keramaian, Aku gak suka kenal banyak orang. Aku lebih suka Aku yang seperti ini" Ucap Lian.
"Tapi kita juga butuh teman, untuk saling share. Bertukar pikiran dan ngelakuin hal-hal yang kita suka sama temen" Jelas Aleena.
"Tapi Aku gak suka!" Jawab Lian singkat.
"Hmmm ,,, tapi Aku yakin kamu akan berubah" Ucap Aleena.
"Terlalu yakin" Ucap Lian.
" Will see ,,, " Ucap Aleena tersenyum.
"Kamu tuhh, masih belum nyerah juga" Ucap Lian sambil mengusap lembut rambut milik Aleena.
Lian yang saat ini memang berbeda jauh dengan Lian yang Aleena kenal selama ini. Semoga ini awal yang baik untuk pertemanan mereka.
"Kita pulang, udah malam ,,, " Ucap Lian.
"Tapi ,,, " Ucap Aleena.
"Heeiii ,,, Aku gak mau orang tua kamu kawatir" Ucap Lian.
"Baiklah ,,, " Ucap Aleena dengan berat hati.
Mereka melangkah menuju mobil lalu meninggalkan taman langit.
...***...
Aleena menoleh kanan dan kiri seperti mencari sesuatu. Tara bingung dengan sikap sahabatnya.
"Lo cari siapa?" Tanya Tara heran.
"Hmmm ,,, udah berapa hari ini Lian gak ke kampus. Trus gue gak bisa hubungi hp nya" Ucap Aleena dengan wajah sedih.
"Aduhhh ,,, Si Gunung Es lagi " Ucap Tara.
"Beberapa hari ini komunikasi gue baik, malam-malam dia ke rumah Gue, trus nyulik Gue pula. Aneh aja ada yang hilang" Ucap Aleena sambil menaruh dagunya di atas kedua tangannya.
"Entar dulu ,,, tadi Lo bilang Lian datang ke rumah Lo? Trus Lo bilang nyulik Lo?" Tara memperjelas ucapan Aleena.
"He'eh" Jawab Aleena.
"Waaawww, ada kemajuan" Goda Tara.
"Trus kenapa Lo baru cerita ke Gue?" Ucap Tara lagi sedikit kesal.
"Gimana mau cerita, kita aja baru ketemu hehe ,,, " Jawab Aleena santai.
"Haalllooo ,,, Aleena sayang, jaman udah maju. Buat apa ada Hp gak Lo pake buat cerita ke Gue" Ucap Tara protes.
"Gak kepikiran hehe ,,, sori sori Tara ku sayang" Ucap Aleena menyesal.
"Iya yang ada di pikiran Lo cuma Si Gunung Es doang" Ucap Tara.
"Gimana yah Lian tuh beda dari cowok kebanyakan, sulit banget di tebak. Buat deket sama dia aja proses nya panjang" Ucap Aleena.
"Dan Lo sampe gak gak perduli sama Ryan yang dari dulu suka sama Lo cuma karena Si Gunung Es" Ucap Tara.
"Ryan bukan tipe Gue, dan untuk saat ini Gue belum mau punya komitmen sama siapapun" Jelas Aleena.
"Nahhh itu, Lo sama Lian?" Ucap Tara.
"Beda Tara, dari awal gue datang ke kampus ini. Gue liat Lian gak tau kenapa Gue tuh pengen banget deket sama Lian. Bisa jadi temennya Lian" Ucap Aleena.
"Sebenarnya perasaan Lo ke Lian gimana?" Tanya Tara memastikan.
"Jujur yah Gue simpatik sama Doi. Pisikly emang Lian keren, tapi yang tadi Gue jelasin. Kaya ada sesuatu di hidup Lian yang bikin Dia kaya gitu sayangnya Lian belum cerita apa-apa ke Gue" Ucap Aleena.
"Simpatik bisa jadi jatuh cinta lho ,,," Goda Tara.
"Gue belum kepikiran sampe kesana, udah bisa deket sama Lian aja udah cukup buat Gue" Ucap Aleena.
"Gue sih senyaman Lo aja, tapi kalo nanti perasaan Lo ke Lian makin dalem gue takut Lo kecewa ,,, Gue cuma mau Lo bahagia itu aja" Ucap Tara.
"So sweet ,,, thanks Tara sayang" Ucap Aleena Sambil memeluk sahabatnya.
" Yuk masuk, 10 menit lagi" Ajak Tara.
"Oke ,,, " ucap Aleena.
Mereka melangkah menuju kelas, untuk mengikuti pelajaran hari ini.
Usai kelas berakhir Aleena memutuskan untuk ke Danau belakang kampus, dengan harapan yang sama Lian berada disana.
"Gue ke belakang dulu Ra ,,, " Ucap Aleena.
Tara tau Aleena masih berharap Lian akan datang hari ini, dan Tara tidak bisa menahan keinginan sahabatnya,
"Ok ,,, " Ucap Tara tersenyum.
Aleena melangkah ke arah Danau belakang kampusnya, Tara memandang langkah Aleena.
"Keras kepala" Ucap Tara dalam hati.
...***...
Tok ... Tok ..."
Suara pintu di ketuk.
"Non, ada tamu ..." terdengar suara Bik Nah dari balik pintu.
"Siapa Bik ...." ucap Aleena sambil membuka pintu.
"Bibi ndak kenal Non, kayanya belum pernah datang" jawab Bik Nah.
Aleena mengerutkan dahi.
"Al, males ketemu siapa-siapa Bik" ucap Aleena.
"Yakin Non, nanti nyesel lhoo... Wong yang datang Orang Ganteng Non" ucap Bik Nah lagi.
"Ihhh,,,, ganteng kalo gak kenal juga buat apa, paling nanya alamat Bik" ucap Aleena.
"Ndak Non, wong dia nyari Non Aleena ndak mungkin tanya alamat" tambah Bik Nah.
Dengan langkah berat dan sedikit penasaran
menuruni anak tangga, untuk melihat siapa yang datang mencarinya.
Aleena menghentikan langkahnya, ketika melihat sosok Lian yang berdiri sambil tersenyum menatap wajahnya.
"Lian,,," Seru Aleena terkejut.
"Mau di culik lagi gak?" Tanya Lian sambil mengulurkan tangannya kearah Aleena.
"He'eh ,,, " Jawab Aleena sambil mengangguk lalu menyambut uluran tangan Lian lalu melangkah bersama Lian.
Lian membuka Pintu Mobilnya untuk Aleena, Aleena masih diam dan bingung dengan sikap Lian, Lian memasuki mobil nya lalu men starter mobilnya.
Mobil melaju meninggalkan rumah Aleena, Aleena terus sama memandang wajah Lian. Ada sedikit rasa rindu dengan sosok cowok yang satu ini.
"Heiiii ,,, tumben gak nanya mau kemana?" Seru Lian sambil mengusap lembut rambut milik Aleena.
"Ehhh ,,, emang boleh yah korban penculikan nanya mau di bawa kemana?" Tanya Aleena asal.
"Hahaha ,,, kamu tuhh" Ucap Lian lalu menarik lembut hidung milik Aleena.
"Aawwww ,,, sakit tau" Seru Aleena manyun.
"Btw ,,, kamu kemana aja?" Aleena mencoba mencari tau kemana Lian beberapa hari ini.
"Kenapa? Kangen?" Balas Lian.
"He'eh " Jawab Aleena polos.
"Ternyata Aku bisa di kangenin juga yah,,," Ucap Lian.
"Ada yang hilang aja, biasa kamu ke kampus dan tiba-tiba datang ke rumah" Ucap Aleena.
"Hmmmm ,,, lagi butuh sendiri aja" Jawab Lian santai.
"Kita ke taman langit lagi yah, Aku mau tau apakah malam ini Dia muncul" Ucap Lian lagi.
"Dia?" Ucap Aleena bingung.
Lian hanya tersenyum melirik ke arah Aleena.
* Aleena Myesha Tanu *
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments