5. Mendadak Kaya

Emma dan Olivia sedang ada di arena pacuan kuda. Peraturan yang sama diterapkan, Emma diminta memanggil Olivia dengan Ivy. Seperti hari dimana Olivia berkenalan dengan pelatih. Olivia menegaskan, jika mulai sekarang Emma harus memanggilnya Ivy, kalau berada di luar rumah. Ia tidak ingin identitasnya sebagai Putri Duke Hubbert terungkap. Emma mengiakan perkataan Olivia dan menjawab akan mengingat perkataan Olivia.

Olivia sedang mengamati jalannya pertandingan. Pada babak itu Olivia tidak bertaruh karena jagoannya belum bertanding. Olivia berbisik pada Emma, ia ingin mempertaruhkan seratus koin emas untuk kuda bernama "Maximus" dipertandingan selanjutnya. Emma pun terkejut, ia sampai tidak bisa berkata-kata mendengar apa yang baru saja didengarnya.

"No-nona ... " gumam Emma.

Olivia memegang tangan Emma, "Hei, hei ... kau khawatir aku akan kalah? tenang saja. Kuda yang aku pilih tak akan kalah. Dia adalah kuda terhebat dan terkuat. Kau percaya padaku, kan?" kata Olivia tersenyum.

Emma menganggukkan kepala, "Ya, saya akan percaya pada Nona. Lagi pula seratus koin emas itu bukan apa-apa. Itu hanya uang bulanan satu bulan Nona. Nona kan masih banyak uang kalau kalah." jawab Emma.

Emma berpikir Olivia terlalu berambisi, sehingga Emma mau tak mau menghibur Nonanya itu. Olivia teesenyum, ia tahu isi pikiran Emma karena wajah Emma tak bisa berbohong. Wajah polos pelayannya itu tampak sangat khawatir dan gelisah.

Seseorang datang mendekat, ternyata ia adalah panitia penyelenggara pertandingan. Ia bertanya pada Emma, apakah pertandingan berikutnya ikut bertanding? Olivia menyela, ia bertanya apakah kuda bernama "Maximus" akan ikut bertanding? dan seseorang itu menjawab 'Ya' untuk pertanyaan Olivia.

"Ada lima kuda yang bertanding, Doom, Fius, Derrik, Uos, dan Max. Benar, kan?" kata Olivia menebak.

Seseorang itu mengerutkan dahi, "Apa panitia lain sudah membocorkan nama-mama kuda yang bertanding untuk putaran ke dua, pada Nona ini? Padahal seharusny hal itu baru diberitahukan sesaat sebelum pertandingan." batin seseorang itu.

"Nona ingin bertaruh pada siapa? jika, menurut beberapa yang sudah bertaruh, Domm lah yang akan menang." kata seseorang itu.

"Terima kasih atas saran Anda. Saya tidak akan berpaling dari kuda jantan hitam yang kuat bernama Maximus." jawab Olivia.

"Apa? anda akan memilih kuda baru itu? bahkan kuds itu tak bisa berlari cepat," kata seseorang itu.

"Begitukah? kita lihat saja." jawab Olivia.

Olivia memberikan sekantong uang pada seseorang itu, "Seratus koin emas untuk Maximus." ucap Olivia tersenyum lebar.

Seseorang itu menerima katong uang Olivia dengan tangan gemetar. Ia tidak menyangka kalau Nona bangsawan dihadapannya akan bertaruh besar.

"Apa dia Nona bangsawan dari wilayah lain? dia benar-benar bodoh, ya. Bisa-bisanya bertaruh untuk kuda baru yang bahkan tak bisa berlari." Dalam hati seseorang itu.

"Berpikirlah aku bodoh dan cepat pergi. Kau sangat merusal pemandangan," dalam hati Olivia kesal.

"Anda pasti menyesal tidak mendengarkan orang berpengalaman dibidangnya, Nona. Namun, saya akan berbaik hati pada Anda. Saya akan belikan Anda roti mentega dan manisan nanti untuk menghibur kesedihan Anda." kata seseorang itu yang lagsung menulis nama Olivia dan nama kuda yang ditaruhkan. Seseorang itupun langsung pergi.

Olivia tersenyum, "Wah, wah ... dia meremehkanku sekali. Biarlah dia mengolokku sesuka hati." batin Olivia.

"Emma ... " panggil Olivia.

"Ya, Nona. Ada apa?" tanya Emma.

"Belilah roti mentega dan manisan. Karena setelah pertandingan berakhir, aku mau memberikannya pada seseorang." kata Olivia.

"Baik, Nona. Saya akan langsung belikan," jawab Emma yang langsung bergegas pergi meninggalkan Olivia.

Beberapa saat kemudian pertandingan putaran pertama berakhir. Dan putaran kedua sedang dalam persiapan. Olivia mendengar semua orang membicarakan Doom, kuda berwarna cokelat tua dengan corak putih. Ternyata semua orang yang di sana menaruh uang mereka untuk Doom. Seseorang di depan Olivia tampak bingung. Ia menggenggam erat-erat lima keping koin peraknya. Seseorang itu tampak sedang bergumam-gumam.

"Nyonya, apakah Anda kesulitan memilih?" tanya Olivia.

"Ya? i-iya ... saya bingung. Lima koin perak ini adalah uang terakhir yang saya miliki. Putra saya sedang sakit keras dan butuh banyak biaya. Saya harus menang dalam taruhan agar bisa menebus obat." kata wanita itu.

Olivia tersenyum, "Anda mau saya beritahu, kuda mana yang akan menang?" tanya Olivia.

"Ya-yang mana?" tanya wanita itu.

"Kuda hitam, bernama Maximus. Itu memang kuda baru, tapi dia dalam keadaan sehat dan bugar." kata Olivia menjelaskan.

Wanita itu melihat ke arah kuda hitam Maximus, lalu melihat koinnya. Dan ia pun berpamitan pergi untuk menaruh uang taruhan kepada panitia penyelenggara. Olivia menatap kepergian wanita itu. Olivia berharap wanita itu mendapatkan apa yang diharapkan, baik itu uang ataupun kesembuhan putranya.

***

Suasana semakin memanas, karena ternyata putaran kedua memang sangatlah dinanti-nantikan banyak orang. Mereka yang datang tak henti-hentinya membicarakan Doom dan menantikan kemenangan Doom.

"Mereka semangat sekali. Apa nanti mereka masih akan bersorak di akhir pertandingan? mereka tidak tahu, kalau kuda yang mereka elu-elukan sedang sakit dan nantinya akan terjatuh ditengah jalan. Kuda itu pun kejang dan meregang nyawa." batin Olivia.

Emma datang membawa pesanan Olivia. Bersamaan dengan itu, pertandingan putaran kedua pun dimulai. Maximus memang berlari di urutan terakhir dan di urutan pertama diduduki oleh Doom. Semua pedukung Doom tentu saja senang. Mereka semua berpikir, jika Doom sudah pasti akan keluar sebagai pemenang. Pikiran serupa dipikirkam oleh para panitia.

Seseorang yang tadi mengejek Olivia pun tertawa keras, "Hahaha ... sudah aku duga. Doom memanglah yang terbaik. Lihat kuda hitam yang Nona itu elukan, dia bahkan berlari seperti seekor bebek. Hahaha ... " kata pria itu.

Baru saja pria itu bersuara, tiba-tiba Doom di kuda yang memimpin pertandingan jatuh tersungkur, Doom menyenggol dua kuda lain dua kuda pun jatuh. Karena tak imbang saat berhenti mendadak, kuda keempat pun ikut jatuh. Sedangkan Maximus yang merupakan kuda liar tahu apa yang harus ia lakukan, ia pun semakim kencang melaju dan melompat tinggi melewati kuda yang tersungkur dihadapannya. Max terus berlari dengan kecepatan tinggi sampai ia tiba di garis akhir.

Semua orang terkejut dan tampak tak percaya. Termasuk Pria yang tadi mengolok Olivia. Pria itu bahkan sampai tercengang melihat betapa gesitnya Maximus berlari.

***

Semua orang yang kecewa pun menyalahkan pelatih Doom. Mereka berduyun-duyun pulang membawa kekalahan. Olivia dan Emma mendatangi ruangan panitia untuk mengabil uang taruhannya. Tidak ada orang yang datang ke sana selian Olivia, Emma dan wanita paruh baya yang tadi membawa lima koin perak.

Olivia meletakkan bungkusan berisi roti mentega dan manisan dihadapan pria yang tadi mengoloknya.

Pria itu menatap Olivia, "A-apa ini?" tanya pria itu.

Olivia tersenyum, "Roti mentega dan manisan. Aku belikan untukmu agar kau tak bersedih." jawab Olivia santai.

"Ya? ahh ... te-terima kasih." gumam Pria itu.

Emma telah mendapat uang hasil taruhan dan mendekati Olivia. Emma mengajak Olivia pergi, Mereka pun pergi meninggalkan ruang panitia. Wanita paruh baya yang menang juga mendapatkan hasil. Satu koin perak yang ia pertaruhkan mendapat sepuluh koin, dan ia mempertaruhkan semua koinnya. Sehingga ia mendapat lima puluh koin perak.

Terpopuler

Comments

Saylor Olivia

Saylor Olivia

kaya raya🤣

2023-06-13

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!