Olivia memandang pria muda tampan di hadapannya. Olivia memeriksa kembali keadaan seseorang itu sebelum ia dan Emma pergi. Olivia berpesan pada teman Emma, untuk menyedikan makan dan minum, agar seseorang itu bisa minum obat. Tentu saja Olivia memberikan uang yang cukup banyak pada teman Emma sebagai bayaran atas bantuannya.
"Ayo, Emma ... " ajak Olivia.
"Oh, iya. Ayo. Aku pergi dulu, kau jangan lupa pesan temanku, Ivy. Kau paham?" kata Emma pada temannya.
"Ya, ya, aku paham." jawab teman Emma.
Dalam perjalanan menemui pelatih, Olivia memikirkan pria muda yang ditolongnya. Ia merasa kalau pria muda itu bukanlah orang biasa-biasa, mengingat paras tampan yang dimilikinya.
"Rakyat jelata tak mungkin mengenakan pakaian bagus seepeti itu meski itu hanya kemeja dan celana panjang polos. Dia jelas-jelas adalah seorang Tuan Muda bangsawan. Melihat wajahnya yang tampan, aku jadi teringat tokoh utama pria yang mengulurkan tangan pada saat Olivia menangis di taman akademi. Dan itu adalah Arron Luis Griffen, putra mahkota kekaisaran Griffen. Sayang sekali, Arron adalah pria sialan tak lebih dari sekadar kotoran. Dia mempermainkan perasaan Olivia, membuat Olivia patah hati dam hampir bunuh diri. Aku harus menghindari betemu pria sampah itu. Apa gunnya wajah tampan kalau kelakuannya seperti binatang. Cih! membuatku kesal saja." batin Olivia.
***
Setelah cukup lama mencari-cari tempat yang diberitahukan. Emma dan Olivia akhirnya menemukan rumah seorang penebang pohon bernama Anthony. Emma dan Anthony disambut oleh seorang pria muda yang menghampiri mereka.
"Anda berdua datang ingin membeli kayu bakar?" tanya pemuda itu.
"Bukan, Tuan. Saya ingin menemui Tuan Anthony. Apakah beliau ada di rumah?" tanya Olivia.
"Siapa pemuda ini? dia cukup tampan. Iv, apa yang kau pikirkan? aduh, kenapa hari ini aku bertemu pria-pria tampan, ya? tadi pria tampan yang terluka. Sekarang pria tampan yang entah siapa." batin Olivia.
"Ayah sedang keluar. Apa Anda mau menunggu di dalam?" tanya pemuda itu.
"Oh, ya. Maaf, merepotkan." kata Olivia masuk ke halaman rumah bersam Emma.
Pemuda itupun mempersilakan dua tamunya masuk ke dalam rumah. Ia lantas pergi dan tidak lama kembali dengan membawa teh dan kudapan.
"Maaf, kami hanya punya ini." kata pemuda itu.
"Tidak apa-apa. Segini juga sudah cukup," kata Olivia.
Olivia melihat sekeliling, "Maaf, Tuan. Kapan Tuan Anthony datang? apa beliau sudah lama pergi?" tanya Olivia.
"Ayah sudah pergi sejak tadi ke pasar. Tidak lama juga pasti pulang. Nona-nona ada keperluan apa mencari Ayah saya?" tanya pemuda itu.
Baru saja Olivia ingin menjawab, seseorang datang dengan membawa sebungkus besar bahan makanan. Melihat Ayahnya kembali, pemuda itupun langsung memberitahukan kedatangan Olivia dan Emma. Seseorang itu masuk menemui Olivia dan Emma. Dan mereka saling memperkenalkan diri.
Olivia memperkenalkan diri sebagai Ivy, tanpa nama keluarga. Ia menyembunyikan identitas aslinya yeng merupakan seorag putri Duke. Seseorang itu memperkenalkan diri sebagai Anthony Willow, dan i juga memperkalkan putranya bersama Issac Willow.
Olivia mengerutkan dahi, "Issac Willow? tu-tunggu ... dia bukan Issac yang gagal membunuh Olivia itu kan? wuaahhh bagaimana bisa aku mendatangi pencabut nyawa? pantas saja perasaanku tidak enak karena bertemu pria tampan.
Diceritakan di novel asli. Issac adalah seorang pembunuh bayaran. Issac disewa oleh putri Marquis, bernama Beatrix. Wanita itu cemburu pada Olivia yang dekat dengan Arron. Padahal Arron terpaksa mendekati Olivia, karena dia kalah bertaruh.
"Uhh ... aku bisa gila!" batin Olivia.
"Nona Ivy, Anda baik-baik saja?" tanya Anthony.
"Ya, Tuan. Sa-saya baik-baik saja. Maaf, saya sejenak memikirkan hal lain," kata Olivia.
"Apa Ada yang Anda perlukan, Nona?" tanya Anthony.
"Bagaimana ini? apa yang harus aku katakan? Aku tidak mungkin tiba-tiba bilang tidak jadi dan pergi, kan? Aku masih kepikiran pada Isaac yang menargetkan Olivia, tapi hal itu tidak akan terjadi kalau aku tidak dekat-dekat dengan Arron dan tidak memancing kecemburuan Beatrix. Ya, selama aku menghindari hal-hal yang tak perlu, aku akan baik-baik saja. Lagipula dalam novel diceritakan pertemuan Olivia dan Arroh masih lama. Ah, masa bodoh lah dengan apa yang terjadi nantinya. Asal aku bis memlatih fisikku, aku akan bisa melindungi diri sendiri. Sebelum Issac membunuhku, aku lebih baik menjadikannya teman, kan? Lagipula aku juga akan menjadi murid dari Ayahnya." batin Olivia.
"Apa Anda menerima seorang murid? saya dengar Anda memiliki kemampuan melatih yang handal, karena dulunya bekerja sebagai pelatih prajurit di istana." kata Olivia.
"Apa Anda ingin merekomendasikan seseorang? siapa?" tanya Anthony.
"Itu ... saya sendiri," jawab Olivia.
Anthony yang sedang minum langsung tersedak. Jawaban Olivia langsung mengejutkan Anthony, Issac dan Emma.
"Apa Anda sedang bercanda dengan saya, Nona? tubuh Anda sangat kurus. Saya bahkan khawatir Anda langsung terbang tertiup angin." kata Anthony.
Olivia menatap Anthony, "Apakah anda harus merendahkan orang lain tanpa menilai kemapuannya dulu? Anda seseorang yang berpikiran sempit, ya?" kata Olivia.
Anthony kaget mendengar perkataan Olivia yang terdengar serius. Wajah Olivia pun dilihatnya tampak kesal. Anthony lantas berdehem untuk meredam suasa canggung. Anthony bertanya apa alasan khusus Olivia ingin berlatih? Dan Oliva menjawab, jika ia ingin bisa menjadi kuat untuk bisa melindungi diri sendiri. Olivia jujur mengakui, kalau tubuhnya memanglah lemah sejak lahir, tapi bukan berarti dia tidak bisa apa-apa.
"Karena itu, tolong terima saya menjadi murid dan latihlah saya. Saya akan membayar biaya pelatihan berapapun yang Anda minta." kata Olivia.
Anthony terdiam. Ia memikirkan apa yang harus dilakukannya pada Olivia yang terlihat sangat lemah. Pelatihan seperti apa yang harus ia ajarkan?
"Apa dia mampu menjalani pelatihan dibawah kendaliku? Aku suka tekad dan kegigihannya. Juga pemikirannya untuk bisa menjadi kuat meski memiliki tubuh yang lemah." batin Anthony.
Setelah cukup lama berpikir, Anthony akhirnya memberikan keputusannya. Ia akan menerima Olivia sebagai murid dengan dua syarat. Pertama Olivia tidak boleh mengeluh dan mempelajari apapun yang diajarkan. Mau itu hal sederhana, ataupun hal tersulit sekalipun. Kedua, Olivia harus memberikan upah tepat waktu.
"Apa hanya itu?" tanya Olivia.
"Ya? iya hanya itu. Saya sering dibohongi kalangan bagsawan. Merek ingin anak mereka terlatih, tapi setelah dilatih mereka tak mau membayar." kata Anthony.
Olivia tersenyum, "Saya tidak akan melakukan hal seperti itu. Karena saya akan membayar di muka. Apa segini cukup untuk menyakinkan Anda? " tanya Olivia memberikan sekatong koin emas.
Anthony kaget, karena ia menerima banyak koin emas dari Olivia. Bahkan jumlahnya pun melebihi jumlah yang bisa ia dapatkan selama lima tahun menjual kayu bakar.
"Saya akan berikan lagi, jika Anda merasa ini belum cukup menunjukkan kesungguhan saya." kata Olivia serius.
Anthony melebarkan mata, "Tidak, Nona. Se-gini sudah cukup. Ini bahkan lebih besar dari penghasilan saya selama lima tahun menjual kayu bakar. Namun, apakah tidak masalah bagi Anda memberikan koin emas sebanyak ini pada saya?" kata Anthony ragu-ragu.
Olivia tersenyum, "Inilah ketulusan saya. Saya hanya berharap Anda melatih saya dengan serius. Karena saya juga akan bersungguh-sungguh belajar." kata Olivia.
Pada akhirnya Olivia dan Anthony mencapai kesepakatan. Pelatihan akan dilakukan setiap hari selama tiga jam, mulai esok hari. Olivia mengatakan, kalau waktu kedatangannya tidaklah pasti. Bisa pagi, siang bahkan sore. Dan Anthony menjawab, kalau hal itu bukan masalah besar. Asalkan setiap harinya Olivia datang untuk berlatih selama tiga jam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
᭄⃝✭ᴋ͢𝖆ͥ𝒚ᷠ͢ⳑͩɪͥ
sepertinya pemuda itu pangeran dri kerajaan sebelah 😂
2023-11-02
0
Shai'er
setuju banget👍👍👍
2023-07-10
0
Shai'er
😱😱😱
2023-07-10
0