Terjadilah aksi saling tarik menarik untuk mendapatkan minuman yang di pegang Rere saat ini.
"Gus, ini punya gue. Lo kenapa maksa sih. Lepas ga, kalau lo ngga lepas gue gigit ntar tangan lo."
"Lo kaya kanibal main gigit - gigit segala. Lagian pelit amat sih lo. Gue kan minta sedikit. Sini minumnya buat gue aja."
"Gue masih aus, ngga bisa gue kasihin ke lo."
"Lagian gue ngga akan habisin ko minumannya. Hanya dikit aja biar tenggorokan gue ga kering - kering amat. Ayo sini minumannya ke guein."
"Ogah, lo pasti bohong. Ntar yang ade minum gue di abisin sama lo."
"Ngga sampai gitu juga kali. Ayolah mar.. em... maksud gue Re. Gue boleh minta kan. Rere manis, cantik, imut."
"Giliran ade mau nya keluar tuh semua kata - kata itu. Tapi giliran ngga ada maunya. Boro - boro denger ucapin name gue aje suka ngga bener."
"Hehehe..."
"Ya udah nih, berhubung gue lagi baek, jadi minuman ini buat lo."
"Ya ampun baik banget sih calon..."
"Udah lah ngga perlu berlebihan."
"Gue kan belum selesai bicara nya. Em... makasih ya, lo udah kasih minuman lo ini buat gue. Berhubung lo baik ke gue. Gue nyanyiin lagu deh buat lo."
"Jangan yang udeh - udeh ye. Lo malah nyanyian lagu yang gue ngga ngerti." Ancam Rere pada Bagus.
"Siip, gue akan bener ko nyanyiin lagu buat lo."
"Ngomong - ngomong ape judul lagu nye?"
"Hal hebat."
"Oh kedengeran nya akan enak sih tuh lagu."
"Lo memangnya belum tau lagu itu."
"Kayanya lupa deh, ntar kalau lo udeh nyanyi mungkin gue bisa ingat."
"Oke deh, gue langsung nyanyi nih."
"Iya silahkan."
Bagus pun kini mulai memainkan gitarnya kembali. Sampai pada akhirnya ia pun mulai bernyanyi.
"Di hidup ini
Telah kusinggahi banyak cinta
Namun tak pernah aku temui cinta
Sekuat aku menginginkan dia
Hal hebat kurasakan
Kini dicintai seseorang
Yang ku pun mencintai
Itu sempurna."
Baru saja Bagus bernyanyi. Tiba - tiba di hentikan oleh Rere.
"Bentar deh Gus, mata lo kenape liat gue kaya gitu sih. Gue jadi risih di liatin kaya gitu."
"Yey... lo nih, gue lagi meresapi setiap lirik lagu. Malah si potong, dasar mar..." Kata Bagus menjawab ucapan Rere. Namun, harus ia hentikan seketika karena tiba - tiba Rere memelototi dirinya.
"Hehehe... sorry, sorry lidah gue baru belajar manggil nama lo Rere. Maklumi aja lah."
"Belajar sih belajar tapi kan bisa..."
"Udah lah gue mau lanjut nyanyi lagi."
"Lo belum jawab pertanyaan gue, jawab dulu sebelum di lanjutin."
"Hem... harus memangnya."
"Ya jelas lah harus. Ayo jawab."
"Tapi dengan satu syarat."
"Sudahlah tak perlu lo jawab. Mending gue ngga pernah tau dari pada harus ade syarat."
"Hem... ya sudah, gue mau lanjut nyanyi. Lo jangan potong lagi." Kata Bagus mengingatkan Rere.
"Iye deh gue ngga akan potong. Tapi, gimana nanti."
"Same aje kalau gitu. Ujung - ujung nya lo akan potong nyanyian gue."
"Hehehe... lo nyanyi aja dulu."
"Oke deh."
Gitar pun mulai dimainkan oleh Bagus. Baru saja ia mulai nyanyi dan sudah masuk ke inti lagunya. Ia sendiri yang malah menghentikan lagu itu secara tiba - tiba.
"Perasaan tak bisa berdusta
Bahagia terasa sempurna
Kita berdua belum punya kekasih
Tunggu apa lagi
Katakan cinta bila kau cinta
Hati ini meminta
Kau lebih dari teman berbagi
Jadi kekasihku saja
(Lebih dari teman jadi kekasihku saja)."
"Re..." kata Bagus memanggil Rere.
"Ape?" kata Rere menjawab ucapan Bagus dengan cepat.
"Gue mau ngomong sesuatu sama lo." kata Bagus yang mulai sedikit berubah.
"Ngomong ape sih, ko mendadak jadi beda nada bicara lo." kata Rere yang mulai curiga.
"Lo pernah membayangkan ngga, kalau di masa depan lo sama gue bisa jadi kekasih. Bukan hanya sekedar teman." Kata Bagus dengan sangat hati - hati memberitahukan hal ini pada Rere.
Dengan cepat Rere pun menggelengkan kepalanya.
"Ngga tuh Gus, lo tuh temen gue. Masa iya bisa rubah. Apa jadinya ntar, gue takut pertemanan kita jadi rusak."
"Re, kita kan belum tau kedepannya akan kaya gimana. Kalau misalnya saat ini, detik ini. Gue minta lo jadi kekasih gue. Apa lo mau?"
"Lo bercandanya kelewatan Gus, ayolah kita tuh temen. Jangan buat mood gue jadi ngga baik."
Mereka pun terdiam...
"Hahahaha... wajah lo sampai tegang kaya gitu. Selow kali Re. gue bercanda ko." Kata Bagus berlawanan pendapat dengan hatinya.
Entahlah ia hanya bisa mengatakan itu setelah melihat ekspresi wajah yang di tunjukan Rere terhadapnya.
Walau dalam hati ia begitu tak rela mengatakan kata bercanda. Tapi apalah daya yang bisa ia lakukan saat ini hanya berpura - pura.
"Lega nya gue, gue kira beneran. Huh... gue bahkan keluarin keringat kaya gini." Kata Rere sambil menyeka keringat di dahinya oleh telapak tangan sebelah kanan miliknya.
"Tapi kalau lo anggap serius sih nggak masalah. Kira - kira lo mau jawab apa kalau itu beneran."
"Em... apaan sih, lo kan bilang bercanda. Ko masih tanya jawaban yang lain."
"Gue pengen tau aja. Gimana sih jawaban lo kalau ucapan perasaan gue tadi ternyata beneran."
"Bahas yang lain aja deh. Gue nggak mau jawab."
"Hem... gue padahal nunggu banget loh. Tapi, ya sudah lah gue nggak bisa berbuat apa - apa."
"Lagian lo tau sendiri kan. Gue nggak mau terikat sama cowok untuk sekarang. Gue masih ingin bebas." kata Rere.
"Itu artinya kalau nanti, lo bisa pertimbangkan ucapan gue." kata Bagus yang langsung menyimpulkan ucapan Rere.
"Sudahlah, gue takut." kata Rere.
"Lo takut apa?" kata Bagus yang ingin tau alasan Rere.
"Lo pernah denger kan sebuah lagu yang judulnya klepek - klepek." kata Rere yang dengan cepat memberitahu alasannya.
"Hem... iya, memangnya kenapa dengan lagu itu." kata Bagus yang sepertinya mulai penasaran.
"Gue kasih tau ya, di bagian akhir lagu kan ada sesuatu hal yang mengingatkan semua orang kalau berduaan itu nggak boleh." kata Rere dengan percaya diri langsung memberikan Bagus penjelasan.
"Hem... gitu ya, memang kaya gimana sih lagunya. Sorry, gue lupa - lupa ingat sama lagunya." kata Bagus yang penasaran dengan lagu yang dimaksud oleh Rere.
Dengan tanpa menunggu lagi Rere pun mulai bernyanyi pada beberapa kalimat di ujung lagu tersebut.
"Yang kaya gini. Bentar deh." kata Rere meminta magis untuk menunggu.
"Oke, gue tunggu ko." Dengan senang hati Bagus pun mau menunggu. Tak lupa juga sedikit senyum di berikan pada Rere.
"Makanya, kalau sedang jatuh cinta Jangan suka main gelap-gelapan Nenek bilang, "Itu bahaya, banyak jurignya." Suara Rere yang sedang bernyanyi.
Kata Rere yang langsung menghentikan lagunya. Sontak setelah usai Rere menghentikan nyanyinya. Bagus pun langsung tertawa terbahak - bahak. Apalagi saat Rere menyelesaikan kata terakhirnya yang membuatnya tertawa begitu lepas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments