Cinta Yang Rumit Berujung Akad
"Hey Gus, tau ngga?"
"Ngga" Dengan cepat bagus pun menjawab ucapan Rere.
"Gue belum beres, napa lo potong sih." Kata Rere yang kesal karena bagus memotong ucapannya.
"Salah lo sendiri ngga langsung lanjutin ucapan lo. Ya, gue langsung jawab aja." Kata Bagus dengan cepat.
"Bagusnya suara lo itu jadi..."
"Em... gue udah tau itu. Lo ngga perlu puji gue terlalu berlebihan."
"Ye... siape juga yang puji lo sih.
"Lah lo barusan bilang kan. Lo nih pura - pura ngga tau atau gimana?"
"Udah lah lupain. Pusing lama - lama bicara sama lo."
"Makannya kalau gue ingetin minum obat tuh di minum. Bukan malah lo buang." Kata Bagus hampir memegang kepala Rere. Namun, tak jadi karena Rere cepat menghindar.
"Ye... lo ya, kebiasaan banget sih. Main pegang - pegang kepala gue. Untung aja gue langsung ngehindar."
"Pede banget sih lo. Gue mana ada pengang kepala lo."
"Udah lah, lo ngaku aja."
"Gue harus ngaku kaya gimana?"
"Lupain lagi deh. Sekarang gue tanya nih."
"Tanye ape?"
"Lo bawa gitar ngga."
"Bawa, emang kenapa?"
"Pengen nyanyi gue. Lo mainin ya gitar lo. Biar ga parah - parah banget ntar pas gue nyanyi."
"Mau nyanyi ape sih?"
"Ku Menunggu"
"Yey... lo nih ya, gue tanya mau nyari apa malah bilang tunggu. Aneh bener."
"Itu judul lagu nya, Oncom."
"Enak tuh di buat combro." Kata bagus semakin tak nyambung.
"Salah nih gue, bener - bener salah bicara sama orang."
"Ko bisa."
"Ya bisalah, kenapa ngga?"
"Ntahlah gue ngga tau.
"Udah deh lupain, sekarang coba keluarin gitar lo. Gue mau langsung nyanyi." Kata Rere yang langsung mengalihkan pembicaraan.
"Kaya suara lo bagus aja pengen nyanyi."
"Gue kan tadi bilang makannya gue pengen lo main gitar juga. Karena gue sadar suara gue tuh nggak sebagus itu. Udah deh jangan banyak omong terus. Mainin coba gitar nya."
"Iya markonah."
"Ye... lo ya, nama gue Rere bukan markonah."
"Itu kan nama panjang lo. Jangan bilang lo lupa sama nama panjang lo sendiri." Kata Bagus yang mulai merasakan gelagat aneh.
"Hehehe... gue ternyata lupa. Sorry Gus." Kata Rere dengan tersenyum.
"Bener, bener nih lo ya. Kalau bukan..."
"Udah lah, gue juga nggak terlalu ambil pusing. Lo juga lebih baik kaya gue juga."
"Apaan sih lo, gue belum selesai bicara udah lo potong."
"Soalnya kalau gue nggak potong ucapan lo. Gue ngga yakin lo akan berkata baik."
"Curigaan amat sama orang."
"Gue kira lo bukan orang, hehehe. Gue bercanda ko."
"Lo ya, kalau tiap deket gue pasti deh kaya gini."
"Udah lah, gue pengen nyanyi nih. Lo langsung mainin coba gitar lo."
"Iya markonah."
Saat Bagus mulai memainkan gitar dengan judul lagu yang di minta oleh Rere. Tiba - tiba Rere meminta untuk berhenti.
"Stop Gus, gue kayanya mau lagu yang lain deh."
"Lo ya, gue udah capek - capek malah di minta berhenti."
"Lagian baru di mulai ko, ngga usah terlalu baperan."
"Hem... ya udah orang waras ngalah. Lo mau lagu ape?"
"Aishiteru"
"Oke, awas ya kalau lo tiba - tiba berhentiin gue yang lagi main gitar."
"Iya ngga akan."
Rere pun begitu menghayati setiap bait lagu yang ia nyayikan. Apalagi ketika ia mulai menyanyi inti dari lagu tersebut.
"Cemburu tanda cinta
Marah tandanya sayang
Kalau curiga, itu karena kutakut kehilangan
Kalau dekat bertengkar, kalau jauh kurindu."
Di saat itu, Bagus tiba - tiba menghentikan bermain gitarnya. Dan secara otomatis membuat Rere berhenti juga dalam bernyanyi.
"Ye... lo ya, malah berhenti lagi. Gue kan lagi nyanyi."
"Bentar deh Re, gue jadi kepikiran sama lagunya."
"Kepikiran apa?"
"Ya sama lagunya."
"Ada yang salah memang dari lagunya."
"Ngga ada sih, tapi mirip kisah kita loh."
"Kisah kita? Maksudnya?"
"Ya itu, kalau deket kan kita memang suka bertengkar tapi kalau jauh lo rindu kan ke gue."
"Mana ada kaya gitu. Jangan percaya
diri gitu deh."
"Lah itu kan memang kenyataanya Re. Lo ngga usah ngelak."
"Ngelak ape? lo yang ngade - ngade."
"Ye, ngga gitu juga kali. Markonah. Ini tuh beneran."
"Beneran darimana. Lo hanya ngade - ngade."
"Gue ngga ngade - ngade markonah. Ini tuh fakte nye." Kata Bagus dengan penuh penekanan.
"Jangan aneh - aneh deh. Lupain coba, gue cabut dulu ya."
"Lo cabut mau kemana?"
"Beli minum, aus nih tenggorokan gue pengin cepet di isi katanya."
"Sejak kapan tenggorokan bisa bicara."
"Lah suara itu kan berasal dari tenggorokan. Buktinya tuh di leher lo aja naik turun."
"Bentar deh jadi selama ini lo sering liat leher gue. Jangan bilang lo mau juga leher gue."
"Pede amet sih lo. Udah lah gue beli minum dulu."
"Jangan kabur markonah, ntar balik lagi ke sini. Woy... jawab jangan pura - pura ngga denger."
"Iye deh, gue balik lagi. Tapi dengan satu syarat."
"Ape syaratnya?"
"Lo jangan panggil gue markonah lagi. Gue kurang nyaman di panggil dengan name itu."
"Gue suka panggil lo kaya gitu. Biar beda aja sama yang lain."
"Somplak lo, gue ngga akan kesini lagi. Gue mau langsung pulang."
"Eh... jangan - jangan, iya deh iya gue ngga akan panggil lo markonah lagi. Gue janji."
"Katanya janji tapi barusan lo bilang lagi."
"Itu beda lagi, argh... susah ya bicara sama lo harus banyak sabar."
"Hehehe... ya jelas harus kaya gitu. Udeh - Udeh kalau gue di ajak terus bicara kaya gini. Gue kapan pergi beli minumnya."
"Ya udah sana pergi. Jangan lupa ke sini lagi."
"Oke."
Sepuluh menit kemudian Rere pun kembali dengan membawa satu botol minuman yang telah ia minum setengahnya.
"Lama bener, cuman beli minum aja."
"Kan tempatnya jauh, terus di sana banyak yang beli jadi harus ngantri."
"Hem... tapi ngga sampai sepuluh menit juga kali."
"Nyesel gue balik lagi ke sini. Kalau tau akan di curigai kaya gini. Mending gue balik aja tadi."
"Eh bukan gitu. Sorry deh gue salah. Em... ngomong - ngomong lo beli juga kan minum buat gue." kata Bagus meralat ucapan Rere dan tak lupa ia pun meminta maaf karena salah berbicara. Lalu dengan percaya dirinya ia pun bertanya pada Rere.
"Ya ngga lah, lagian lo ngga bilang juga kan tadi." kata Rere
"Ya harusnya lo peka dong langsung beliin gitu." Kata Bagus yang merasa kecewa.
"Uang gue pas, jadi hanya bisa beli satu." kata Rere menjelaskan alasanya.
"Ya udah sini, minum lo. Masih ada kan."
Lalu Bagus mulai mendekatkan tangan nya pada minuman yang di pegang Rere.
"Ngga, ngga ini buat gue." Dengan cepat Rere menyembunyikan minumannya tersebut.
"Gue minta sedikit." kata Bagus meminta minum tersebut dengan cara baik - baik. Entah Rere akan langsung memberikan nya atau tidak sama sekali.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments