P. agi ini, Zahra terbangun pagi-pagi. Ia telah mempersiapkan proposalnya dan segera berangkat Zahra sampai di kantor bersamaan dengan Devan. " Pagi pak " sapa Zahra. Devan hanya memutar bola matanya.
"Cuek banget sih " Batin Zahra.Lama-lama, ia tidak tahan dengan sikap Devan yang begitu dingin.Seumur hidupnya, baru kali ini dirinya menghadapi orang yang seperti Devan.
'Bruuugh! ' Zahra tak sengaja menabrak Wanita bertubuh tinggi badan langsing dan berkulit kuning Langsat. " Maaf mbak, saya gak sengaja " Ucap Zahra, meminta maaf pada wanita itu.
Devan berbalik ke belakang. " Andita " kata Devan kaget, sudah bertahun-tahun dirinya tak bertemu Andita.Kini, dia tiba-tiba ada di hadapannya. Sungguh mengejutkan sekali.
"Devan, karyawan kamu ini gimana sih, malah nabrak Aku! " Protes Wanita yang di panggil Andita itu oleh Devan.
"Sayang, Maafin dia ya. Zahra kenalin, Ini Andita tunangan saya, dia baru pulang dari Amerika " ucap Devan memperkenalkan Andita pada Zahra,
" Jadi pak Devan udah punya tunangan " umpat Zahra dalam hati, ia tidak tahu, jika bosnya yang terkenal cuek dan dingin itu sudah bertunangan dengan wanita cantik juga body goals itu, selera Devan sangat berkelas.
"Oh, Kenalin mbak, Saya Zahra, Asistennya pak Devan " kata Zahra, sambil mengulurkan tangannya pada Dita ingin berjabat tangan
Dita melipat tangan dengan sangat angkuh dan berjalan ke Arah Devan melewati zahra begitu saja "Ayo sayang " Ajak Dita, tanpa hiraukan Zahra.
Dita mengapit lengan Devan dan berjalan bersamaan. ' Kriiing ' suara dering ponsel mengagetkan Mereka berdua. "Ponselmu yang berbunyi ? " Tanya Devan, Dita mulai merogoh tas kecilnya mencari ponselnya.
"Iya deh kayaknya sayang, " jawab Dita, menghidupkan benda pipihnya tersebut.
Tertera nama my Alex di ponsel tersebut. "Sayang. Aku angkat telvon dulu ya, kamu duluan aja " Pamit Dita, ia tak ingin Devan curiga soal perselingkuhannya selama ini dengan Alex, teman kampusnya di Amerika yang selalu menemaninya saat kesepian.
Devan melanjutkan langkah untuk segera melaksanakan meeting .Sedangkan Dita, ke toilet sebelah untuk mengangkat telfonnya.
Dita: Hallo Sayang , Ngapain kamu nelvon ?
Alex : Aku mau ke rumah kamu di Indonesia
Dita: Apa? Ke rumahku ? kamu yakin sayang?
Alex : iya sayang. Kenapa kamu kaget gitu ?
Dita: Oh, n ggak kok, justru aku senang sekali
Alex : Oh ya, nanti jemput aku di bandara ya,
Dita: Ok sayang, akan ku usahakan nanti.
Sambungan telponpun terputus. Dita keluar dari toilet dan menyusul Devan ke Ruangan Devan setelah Devan sudah selesai meeting.
"Hey sayang " Sapa Dita masuk ke ruangan Devan, ia bergelanyut manja ke Devan, sikap manja inilah yang membuat Devan begitu merindukannya.
Devan ikut memegang tangan Dita sambil tersenyum ."Kamu pagi tadi dapat telvon dari siapa sih ? Kok kayaknya penting banget? " tanya Devan,
"Itu loh sayang, telvon dari teman yang ada di Amerika sana katanya kangen, " jawab Dita beralasan, ia sebenarnya begitu muak dengan Devan.Tapi demi bisa memiliki hartanya, Dita terpaksa, untuk bersikap baik dulu ke Devan.
"Oh iya, nanti sore kamu ada acara apa gak? " Tanya Devan, menatap ke arah Dita.Dirinya tidak tahu, jika Dita telah mengkhianatinya.
Dita mengernyitkan dahi, tumben sekali Devan menanyakan seperti itu "Emangnya kenapa sayang ? " Dita berbalik tanya pada Devan.
"Nggak, Aku mau ajak Dinner kamu. Kan kita udah lama gak quality time berdua semenjak kamu di Amerika " jawab Devan tersenyum, ia begitu merindukan Dita, sejak menetap dan kuliah disana, Dita tidak pernah komunikasi dengan Devan.
.
"Nanti sore kan Aku mau jemput Alex ke bandara. Tapi, semoga aja beda jam deh " Batin Dita, ia berharap Devan tidak ganggu waktunya menjemput Alex di bandara.
"Jam berapa? " Tanya Dita, melepas rangkulan di bahu Devan, menatap Devan lekat-lekat,
"Jam 3 sore " jawab Devan, sepulang kerja adalah waktu yang pas untuk quality time dengan Dita.Walau pertunangan mereka karena di jodohkan, Devan tetap berusaha menjaga hati untuk Dita sejauh apapun jarak memisahkan mereka berdua selama 2 tahun.
"Maaf sayang, Aku Ndak bisa.Soalnya, Mau jemput sepupuku yang di Amerika " ujar Dita, ia memutar otak untuk mencari alasan yang pas menolak ajakan Devan, Dita lebih memilih jemput Alex daripada harus dinner berduaan dengan Devan.Laki-laki yang tak di cintainya.
"Oh gitu. Ya udah deh, lain kali aja. " Kata Devan, ia mencoba untuk memahami Dita. Lagipula, masih begitu banyak waktu lain untuk mengajak Dita dinner berduaan.
Tepat pukul 3 sore, Dita menjemput Alex dengan mobil Pajero warna hijau " Loh, itu kan mobil mbak Dita, mau kemana ya dia " umpat Zahra dalam hati saat melihat mobil Dita melintas di depannya
Zahra bergegas meninggalkan cafe dan pergi mengikuti Mobil Dita dengan motor maticnya. Di ikutinya mobil Dita, mobil itu terhenti di bandara. " Ini kan bandara? Ngapain mbak Dita ke bandara ? " Gumam Zahra keheranan.
Zahra turun dari motornya dan mengikuti Dita masuk ke bandara. "Hai sayang " sapa Alex yang sedari tadi menunggu, Alex mencium kening Dita mesra sekali, membuat Zahra semakin bingung dengan mereka berdua.
"Siapa lelaki itu kok panggil sayang ke mbak dita ? Bukannya mbak Dita udah tunangan sama Pak Devan ya? kok lelaki itu mencium mbak Dita? " Zahra tiada hentinya bergumam sendiri
Dita notice saat ia di ikuti Zahra. "Bentar ya sayang. Tunggu sini dulu " pamit Dita, ia menghampiri Zahra yang sudah berani ikuti dia
Di hampiri nya Zahra. "Hey! ngapain kamu ngikutin aku! " Bentak Dita, mendelik ke arah Zahra, dia tidak suka jika ada orang yang sengaja mencampuri urusan pribadinya.
Zahra bingung harus menjawab apa, dia memang mengikuti Dita sedari tadi. "Anu mbak.. " jawab Zahra terpotong, berpikir sekeras mungkin agar Dita tidak curiga.
"Anu apa! Jangan-jangan, kamu mata-matai saya ya! "cecar Dita, menuduh Zahra telah memata-matainya.Secara, Zahra ini Asisten pribadi Devan.Pasti, dia akan mengadu.
"Nggak kok Mbak. Pria itu siapa Mbak? kok mesra banget sama Mbak ? " Tanya Zahra, menunjuk ke arah Alex yang sedang berdiri.
"Dia pacarku " jawab Dita, tidak ada gunanya menutupi lagi dari Zahra.Toh, Zahra sudah tau semuanya, lebih baik katakan saja sejujurnya.
"Berarti, Mbak nyelingkuhin pak Devan? " Tanya Zahra lagi, Dita hanya tertawa terbahak-bahak mendengar pertanyaan konyol dari Zahra
"Emang iya, aku mau sama Devan itu karna dia pewaris tunggal perusahaan papanya. Tapi hatiku, hanya untuk pacarku. " jawab Dita.
Zahra tersentak kaget mendengar perkataan Dita. Ia Tak menyangka, Dita berbuat sejahat itu pada bosnya. " Nggak bisa di biarin, aku harus kasih tau pak Devan secepatnya " Umpat Zahra dalam hati.
Dita mendekatkan bibirnya pada telinga Zahra" Awas jika sampai kamu beritahu Devan! kalau tidak, aku akan pastikan kamu bakalan di pecat dari kantornya" Ancam Dita.
Zahra terdiam mendengar Ancaman Dita, ia tak bisa berbuat apa-apa lagi.Dilema sekali rasanya, ia juga membutuhkan pekerjaan di kantor itu.
Dita kembali menghampiri Alex "Maaf harus nunggu lama ,aku ke toilet tadi " ucap Dita berbohong pada kekasihnya itu, ia melirik ke arah Zahra
"Iya sayang, gak masalah kok, kita pulang yuk" ajak Alex, Dita mengapit kan tangannya ke lengan Alex dengan begitu mesra sekali.
Alex dan Dita bersamaan keluar dari bandara
Zahra hanya tercekat melihat Dita dan Alex keluar bandara, ia merasa kasihan sekali pada Devan.Tak tahu jika tunangannya yang begitu di cintainya , sudah tega berkhianat padanya.
Zahra hanya berharap Devan mengetahui semuanya.Sekalipun sikapnya dingin, Zahra yakin sekali Devan bukanlah orang bodoh yang bisa di manfaatkan seorang wanita.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
Land19
wes lebih baik jujur aja
toh juga yg berhak mecat kamu itu Devan bukan andita
2025-02-16
0