ZAHRANA

ZAHRANA

MENJENGKELKAN

"Ma! Zahra berangkat dulu ya..." Zahra berpamitan pada mamanya.Dia harus pergi interview pagi ini.

Zahra sudah bersiap membawa tas berisi CV lamaran pekerjaannya yang sudah di persiapkan sebelumnya.Suasana pagi yang cerah membangkitkan semangat empat limanya.

"Sarapan dulu Nak, " ajak Bu Nita sembari siapkan makanan di meja untuk Zahra.Bu Nita sudah memasak sedari pagi tadi.

"Nggak bisa, hari ini harus Interview, ntar telat lagi " tolak Zahra, gegas dia keluar rumah kemudian, berlari kencang di tengah keramaian kota.

Seperti biasa, jalan raya perkotaan sangat ramai kendaraan pada pagi hari.Banyak pekerja yang berangkat menuju tempat kerjanya.

'Bruuugh!' Zahra bertabrakan dengan pria berbadan tegap dan juga tinggi semampai hingga jatuh tersungkur ke aspal jalan, pria muda tampan itu menoleh Zahra dengan tatapan nanar.

"Maaf " ucap pria itu datar.Lalu, melanjutkan langkahnya berlalu abaikan Zahra. pria muda itu mendapat telvon dari Sekertarisnya.

"Hey, jangan main pergi aja!" teriak Zahra mendengus kesal pada pria itu.Karna, begitu saja pergi tanpa menolongnya terlebih dahulu.

Zahra melepas sepatunya.Lalu kemudian, melempar ke arah pria itu berjalan.Sepatu itu jatuh mendarat tepat di punggung sang pria.

Siapa yang tak marah jika di lempar sepatu, terutama pria muda itu.Dia berinisiatif mengambil sepatu Zahra. Gegas dia mengembalikannya kepada wanita yang sudah melemparnya tadi.

"Kamu lempar saya pake sepatu ini? " sang pria menatap Zahra dengan tatapan tajam penuh kemarahan.

"Iya, emang kenapa? makanya, anda itu jalan pakai mata, jangan pakai dengkul! " Zahra menjawab pertanyaan pria itu dengan sangat ketus.

"Jalan ya pakai kaki lah, mana ada jalan pakai mata,yang ada nanti kelilipan.Nih sepatunya kamu! berapa bulan gak di cuci? bau banget!" sang pria melempar sepatu itu ke arah Zahra.

Pria itu berbalik arah.Lalu, bergegas melanjutkan langkahnya.

Zahra mengepalkan kedua tangannya. "Awas ya! Kalo ketemu lagi.... " Zahra mengumpat dalam hati.Masih saja sebal kepada pria itu.

"Waduh! aku interview lagi!" ujar Zahra.Dia bergegas lari kelabakan menuju kantor tempat dia interview.

Tak peduli make up yang sudah yang luntur karena keringat, kakinya terus saja berlari menuju kantor tempat interview

\=\=\=\=\=oooOooo\=\=\=\=

"Maaf, Mbak siapa?. " Seorang satpam yang berada di depan kantor menanyakan maksud dan Zahra datang ke kantor ini.

"Saya Zahra pak, saya mau interview disini." Zahra menjawab sambil mengatur deru nafasnya. Dia terengah-engah sehabis lari dari rumah.Di tambah lagi, bertemu dengan pria asing yang menjengkelkan itu.Membuat mood Zahra menjadi rusak.

"Oh, silahkan masuk! " satpam itu persilahkan Zahra masuk ke kantor.Dia berlalu duduk kembali di posnya sambil menyesap secangkir kopinya.

"Maaf mas, Ruang interview itu, ada dimana ya? " Zahra mengajak bicara seorang pria yang usianya sepertinya sepantaran dengan dirinya.Zahra masih belum tau satu persatu ruangan di kantor itu.

Pria yang di ajaknya bicara itu menoleh. Dia sempat terkejut melihat gadis cantik didepan matanya. "Oh, mbak mau interview, mari saya antar kebetulan saya Sekertaris disini..." Dia lemah lembut sekali ke Zahra.

Sekertaris itu mengantar Zahra menuju lift.Kemudian, menekan angka tiga pada tombol.Lift berjalan ke lantai tiga, tepat di ruangan bosnya.

Zahra tertegun melihat pintu bertuliskan nama Devan Arprana.Sepertinya, bos pemilik perusahaan itu bernama pak Devan.

Ya, Devan Arprana adalah putra pemilik perusahaan itu.Dia sedang menggantikan papanya mengurus perusahaan.Devan terkenal pria dingin, dia begitu perfeksionis dan galak jika ada hubungannya dengan pekerjaan.

. Di ketuknya pintu oleh sekertaris. "Masuk! " Suara maskulin yang khas terdengar dari dalam ruangan.Zahra masih sangat gugup mendengar suara itu, terdengar lantang dan berat.

"Ayo masuk" ajak sekertaris itu memutar gagang pintu.Dengan perlahan, Zahra ikuti langkah Sekertaris itu masuk ke dalam ruangan.Tampak seseorang pria sedang duduk membelakangi mereka berdua.

"Maaf mengganggu, ini pelamar kerja yang akan interview pak " sang sekertaris menyapa bosnya yang sedang membelakangi mereka berdua.Dia hafal kebiasaan bosnya itu.Setiap bermain ponsel, pasti selalu membelakangi meja.

Seseorang yang duduk di kursi itu memutar kursi kerjanya. "Baiklah, boleh saya minta CV lamarannya? ." Pria yang sedari tadi membelakangi meja itu menoleh ke arah mereka berdua.

Kedua bola mata Zahra membulat sempurna. Bos pemilik perusahaan itu, ternyata seorang pria yang di lemparinya sepatu di jalan tadi. Zahra tidak kuat lagi menahan malu yang luar biasa.

Zahra memberikan CV lamarannya pada Sekertaris.Lalu, sang sekertaris serahkan kepada bosnya. Rupanya dia tau, kalau Zahra wanita yang melemparinya sepatu tadi pagi. Dia sengaja tidak menolehnya agar Zahra tidak merasa malu melihatnya disini.

Pria itu memeriksa CV lamaran pekerjaan Zahra.Desekali, dia curi pandang ke arah Zahra. "Silahkan duduk!" Pria itu menyuruh Zahra untuk duduk di kursi tanpa menoleh ke arahnya.Zahra hanya bisa menurut.Pria itu tampak berwibawa sekali ketika di kantor.

Gayanya yang begitu cool sungguh membuat Zahra terkesima sekali

"Silahkan perkenalkan diri kamu.Ingat! saya disini bos kamu! Jadi tolong, jaga attitude kamu disini...." Dengan angkuh, pria itu meminta Zahra memperkenalkan indetitas dirinya.

"Tahan Zahra, kamu butuh pekerjaan ini"Zahra membatin.Dia mencoba kendalikan emosinya agar tidak kembali memuncak lagi. "Nama saya Zahrana Nur Aunita lulusan S1 fakultas ekonomi dari Universitas Nusa Bakti...." Zahra memperkenalkan diri dengan lancar.

"Di lihat dari CV yang kamu kirim, memenuhi kualifikasi untuk bekerja disini... tapi saya gak tau harus terima kamu apa nggak,gara-gara tadi kamu lempar saya pake sepatu! " Pria itu mencoba mengingatkan kesalahan Zahra.Dia juga berniat untuk membuat wanita yang ada depannya ini mengakui kesalahannya.

"Maaf , saya tadi tidak sengaja..." Zahra terpaksa meminta maaf, agar Devan hatinya Luluh dan menerimanya bekerja disana.

"Yang ikhlas dong!" ujar Devan.Dia begitu senang mengerjai Zahra.Dirinya tahu, jika Zahra terpaksa meminta maaf padanya.

Devan akan memancing sedikit kesabaran Zahra sebagai pembalasannya pada Zahra. karna, sudah melemparnya dengan sepatu di jalan tadi.

"Maaf pak tadi saya gak sengaja melempar sepatu ke punggung bapak"Zahra mengucap maaf lagi. Emosinya sudah terpancing oleh Devan.Beruntung masih bisa bersabar.Kalau saja tidak bersabar, ia sudah pasti baku hantam dengan Devan.

"Turunin nada suaranya! "Devan meminta Zahra mengulang lagi perkataanya dengan nda lebih lembut lagi.

Tak apalah, bermain-main dengan emosi Zahra.Devan begitu gemas melihat wajah cantik Zahra ketika sedang marah dan mukanya memerah.

"Maaf bapak Devan Arprana yang terhormat, saya Zahra, meminta maaf, karna saya telah mlempar sepatu ke bapak.." kali ini Zahra mengucap maaf dengan lembut dan perlahan.

"Nah gitu dong! kan sopan gitu dengernya saya...kamu saya terima disini sebagai Asisten pribadi saya, besok sudah boleh bekerja." Devan sudah puas memancing emosi Zahra.

"Terima kasih Pak...." Zahra berjabat tangan dengan pria itu.Lalu kemudian, dia bergegas keluar dari ruangan Devan.Jika berlama-lama disitu, ia takut emosinya semakin memuncak.

"Oh ya, jangan lupa cuci sepatumu! Asisten saya harus rapi dan bersih...." Devan menyindir sepatu Zahra yang sudah sangat kotor itu.

"Baik...saya permisi dulu, "pamit Zahra.Dia berlalu keluar dari ruangan Devan.Dirinya menghela nafas lega. Untung saja, tidak sampai baku hantam dengan pria itu.

Zahra masih bisa mengendalikan emosinya.Walau sempat meletup-letup, hampir meledak bagaikan bom.

\=\=\=ooooOoooo\=\=\=\=

"Eh, pulang-pulang cemberut, gimana? Kamu di terima? " Bu Nitabegitu penasaran dengan hasil interview putrinya itu.Bu Nita mengernyit, putrinya itu pulang dengan wajah cemberut.

"Di terima sih Ma," tampak raut muka kesal di wajah cantik Zahra.Dia masih saja di buat kesal mengingat perlakuan bosnya di kantor itu.Belum bekerja saja sudah di buat kesal, apalagi sudah bekerja... mungkin sudah di buat gila.

Zahra melewati mamanya. Kemudian, segera bergegas ke kamar. "Ngeselin banget sih! " Zahra ngedumel sendiri sambil melihat kaca.

Jika cermin itu adalah pria yang menjengkelkan tadi, mungkin sudah dia pecahkan hingga berkeping-keping.Saking terlalu kesalnya.

Setelah berganti baju, Zahra mencuci sepatu. "Kalo bukan gara-gara pria itu, tidak mungkin aku mau cuci sepatu! " Zahra terus menggerutu.

Dia mencuci sambil ngamuk dan ngedumel sendiri seperti orang gila. Bahkan tak jarang, hewan sekebun binatang ikutan di sebut Zahra.

"Zahra,tumben kamu cuci sepatu siang gini?. " Bu Nita merasa aneh dengan Zahra. Biasanya, Zahra paling malas di suruh untuk mencuci sepatu Kini, entah angin ada angin apa Zahra mencuci sepatunya di siang hari.

"Ini semua karna si bos galak sedingin kulkas tujuh pintu itu Ma!" Zahra mengerucutkan bibirnya yang mungil itu. Bu Nita tertawa, berani sekali Zahra mengatai bosnya seperti kulkas tujuh pintu, nekad sekali.Bu Nita gelengkan kepalanya.

Zahra yang semula kalem, bisa menjadi bagai monster ketika marah dan kesal.Benar-benar kesabarannya setipis rambut!

"Perfeksionis banget bos kamu ya Ra..." Bu Nita menimpali.

Sebenarnya, bu Nita sangat dukung perintah Devan.Karna, hanya dengan cara ini membuat Zahra rajin mencuci sepatunya.

" Iya.... perfeksionis tuh orang, sepatuku di cek kurang kerjaan banget... Benar kata orang, jika seorang bos di perusahaan itu dingin dan galak...." Zahra tak hentinya menggerutu, curhat pada mamanya tentang sikap Devan padanya yang begitu menyebalkan.

"Ya udah, kamu lanjutin nyucinya...Mama mau masak dulu..... " Bu Nita berpamitan pada Zahra.Kemudian, segera bergegas masak di dapur menyiapkan makan siang.

Terpopuler

Comments

LISA

LISA

Aq mampir Kak

2023-06-11

1

lihat semua
Episodes
1 MENJENGKELKAN
2 Hukuman
3 ANDITA
4 terbongkar
5 KAGUM
6 DIKIRA PACARAN
7 MULAI SUKA
8 Masa lalu
9 DI SURUH NYARI PASANGAN
10 GIMANA CARANYA?
11 Saya mencintaimu Ra,
12 Saya mau pak,
13 Di kibulin
14 bonceng berdua
15 wanita cantik itu siapa?
16 aku harus apa?
17 Jawaban zahra
18 Ancaman
19 kembalinya Dita
20 ketahuan Ara
21 debat dengan Dita
22 rela menderita
23 Kalian pacaran?
24 Celaka
25 pergi dari hidupmu
26 dimana Zahra?
27 sudah berakhir
28 saya beli cafe ini
29 gak kangen saya?
30 Tinggalkan anak saya!
31 balasan setimpal
32 Melamar?
33 Di kira selingkuh
34 Aku cemburu
35 Resmi tunangan,
36 umumkan hubungan
37 sebuah peringatan
38 Ulang tahun membawa fitnah
39 kesempatan kedua
40 melawan preman
41 maaf untuk semuanya
42 Kejutan
43 Masa lalu Devan
44 melanjutkan pendidikan
45 menjaga hati
46 Obsesi Alex
47 kepulangan Devan
48 Melepas rindu
49 Janjiku
50 kebenaran
51 Terpaksa berpisah
52 Terpaksa berpisah part2
53 ikhlas
54 Aku hamil
55 Antusias mantan
56 Kecelakaan
57 kamulah penyebabnya
58 melakukan sedikit perlawanan.
59 Ambisi licik
60 sekarang waktunya.
61 Bawa Dia pak!
62 Rencana Miko
63 mendukung dalam diam
64 Berjauhan
65 harapan
66 Tak ingin menyakiti
67 penculikan Zahra
68 Berusaha lolos
69 Jangan mudah percaya
70 Fakta sebenarnya
71 Selamat dari maut
72 Terima kasih
73 sebuah tragedi
74 Aku titipkan Dia,
75 Maafkan ibu
76 berjuanglah demi dia
77 menutupi kebenaran
78 Berbohong
79 menemani berjuang
80 drop
81 kebahagiaan di balik kesedihan
82 pernikahan
83 the power of Zahra
84 Bersyukur
85 Balas Budi
86 Terluka
87 memilih sendiri
88 Menghindar
89 Dia belum menikah Ra
90 kan selalu terkenang
91 surat dari Devan
92 Devan kecil
93 Bertemu Lia
94 Pernikahan kedua
95 Woro-Woro
96 karya baru
Episodes

Updated 96 Episodes

1
MENJENGKELKAN
2
Hukuman
3
ANDITA
4
terbongkar
5
KAGUM
6
DIKIRA PACARAN
7
MULAI SUKA
8
Masa lalu
9
DI SURUH NYARI PASANGAN
10
GIMANA CARANYA?
11
Saya mencintaimu Ra,
12
Saya mau pak,
13
Di kibulin
14
bonceng berdua
15
wanita cantik itu siapa?
16
aku harus apa?
17
Jawaban zahra
18
Ancaman
19
kembalinya Dita
20
ketahuan Ara
21
debat dengan Dita
22
rela menderita
23
Kalian pacaran?
24
Celaka
25
pergi dari hidupmu
26
dimana Zahra?
27
sudah berakhir
28
saya beli cafe ini
29
gak kangen saya?
30
Tinggalkan anak saya!
31
balasan setimpal
32
Melamar?
33
Di kira selingkuh
34
Aku cemburu
35
Resmi tunangan,
36
umumkan hubungan
37
sebuah peringatan
38
Ulang tahun membawa fitnah
39
kesempatan kedua
40
melawan preman
41
maaf untuk semuanya
42
Kejutan
43
Masa lalu Devan
44
melanjutkan pendidikan
45
menjaga hati
46
Obsesi Alex
47
kepulangan Devan
48
Melepas rindu
49
Janjiku
50
kebenaran
51
Terpaksa berpisah
52
Terpaksa berpisah part2
53
ikhlas
54
Aku hamil
55
Antusias mantan
56
Kecelakaan
57
kamulah penyebabnya
58
melakukan sedikit perlawanan.
59
Ambisi licik
60
sekarang waktunya.
61
Bawa Dia pak!
62
Rencana Miko
63
mendukung dalam diam
64
Berjauhan
65
harapan
66
Tak ingin menyakiti
67
penculikan Zahra
68
Berusaha lolos
69
Jangan mudah percaya
70
Fakta sebenarnya
71
Selamat dari maut
72
Terima kasih
73
sebuah tragedi
74
Aku titipkan Dia,
75
Maafkan ibu
76
berjuanglah demi dia
77
menutupi kebenaran
78
Berbohong
79
menemani berjuang
80
drop
81
kebahagiaan di balik kesedihan
82
pernikahan
83
the power of Zahra
84
Bersyukur
85
Balas Budi
86
Terluka
87
memilih sendiri
88
Menghindar
89
Dia belum menikah Ra
90
kan selalu terkenang
91
surat dari Devan
92
Devan kecil
93
Bertemu Lia
94
Pernikahan kedua
95
Woro-Woro
96
karya baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!