5

"Shen Zhu, tuangkan teh untuk Tuan dan Nyonya," instruksi Bao Yu dengan bujukan lembut.

Seorang pelayan menaruh nampan berisi poci teh dan tiga cangkir kosong di atas meja di depan Shen Zhu.

Shen Zhu menuangkan teh ke dalam cangkir-cangkir itu kemudian membagikannya pada pemilik perguruan dan istrinya sambil berlutut.

Pemilik perguruan itu mengerang dalam hatinya sekali lagi, menatap Shen Zhu dengan raut wajah kecewa. "Sekarang tuangkan juga untuk Guru Yu," katanya. "Mulai sekarang dia akan menjadi gurumu."

Shen Zhu membungkuk sekali lagi dan menuangkan teh untuk Bao Yu.

"Sekarang kau sudah resmi menjadi bagian dari Sekte Bao," kata Bao Yu setelah selesai meneguk tehnya. Ia menepuk-nepuk pundak Shen Zhu sambil tersenyum lembut. Kemudian beranjak dari tempat duduknya dan menuntun anak laki-laki itu keluar ruangan.

Sesuai janjinya, hari itu juga Shen Zhu dipindahkan ke Asrama Tujuh yang terletak di salah satu sudut paling terpencil dalam perguruan dan hanya dihuni murid-murid junior yang rata-rata berusia lima belas tahun. Shen Zhu menjadi satu-satunya murid termuda dan menjadi kesayangan murid-murid lainnya.

Murid-murid Bao Yu hanya terdiri dari enam orang, ditambah Shen Zhu totalnya hanya tujuh orang.

Untuk sesaat, Shen Zhu merasa nyaman dengan ketenangan dan suasana hangat kekeluargaan itu.

Tapi ketika malam datang, ia diserang sesuatu yang gelap dan sangat dingin.

Seperti kematian.

Shen Zhu tak yakin apakah itu serangan spiritual atau hanya mimpi buruk yang terasa nyata. Ia tak bisa membedakannya.

Kegelapan itu terlihat seperti asap berwarna hitam. Bentuknya seperti sulur tanaman yang menjalar yang kemudian melilitnya secara perlahan, membekap mulutnya, dan mencekiknya.

Ia berusaha meronta dan berteriak, tapi semakin ia mencoba, lilitan kabut itu semakin ketat mengikat tubuhnya. Menyeretnya semakin jauh ke dalam kegelapan.

"Shen Zhu!"

Ia mendengar suara seseorang memanggil namanya. Mula-mula terdengar jauh. Lalu semakin dekat.

Semakin dekat.

"Shen Zhu! Bangun!"

Ia merasakan sepasang tangan mencengkeram bahunya dan menariknya duduk.

Shen Zhu tersentak dan terengah-engah. Tatapannya yang panik menyapu ruangan dan mendapati wajah cemas Bao Yu yang duduk membungkuk di tepi tempat tidurnya. "Guru," desisnya dengan napas tersengal. "Apa yang terjadi?"

"Kau bermimpi buruk," jawab Bao Yu sambil menurunkan kedua tangannya dari bahu Shen Zhu.

"Mimpi?" desis Shen Zhu tak yakin. Ia mencoba mengingat-ingat isi mimpinya, tapi hanya mengingat kegelapan pekat yang mencekiknya.

Benarkah itu hanya mimpi? Ia bertanya-tanya dalam hatinya. Tapi tak mengatakan apa-apa.

"Masih terlalu malam," bisik Bao Yu, sambil mengerling melewati bahunya. "Tapi kau tak boleh tidur lagi."

Teman-teman sekamar Shen Zhu semuanya sedang terlelap.

"Bangunlah!" Bao Yu menginstruksikan. "Bawa pedangmu. Aku akan membawamu ke suatu tempat."

Shen Zhu mengangguk dengan patuh dan menyingkap selimutnya. Lalu melangkah turun dari tempat tidurnya.

Tak lama kemudian, mereka sudah berada di teras asrama dan berjalan menyusuri koridor panjang menuju perpustakaan.

Perpustakaan itu terdiri dari tiga lantai. Luasnya sekitar sepuluh kali sepuluh meter dan isinya hanya rak buku sampai ke langit-langit. Beberapa meja berderet di beberapa bagian di setiap lantai.

Bao Yu menghentikan langkahnya hanya di lantai satu dan menginstruksikan, "Duduklah di sana dan cobalah untuk bermeditasi," katanya sambil menunjuk lantai di tengah-tengah ruangan. "Berikan pedangmu!"

Shen Zhu menyerahkan pedangnya dan melangkah ke tengah ruangan, kemudian duduk bersila sementara Bao Yu menyisi ke salah satu meja dan mulai meneliti pedang berkarat itu dengan seksama. Kemudian mencari buku petunjuk mengenai pedang itu.

Dilihat dari bentuknya, kemungkinan usianya sudah ratusan atau ribuan tahun! Bao Yu menyimpulkan. Lalu mulai mencari buku di deretan rak yang khusus menyimpan buku-buku tua.

Bao Yu menoleh ke arah Shen Zhu ketika melihat sedikit pertanda bahwa anak itu hampir jatuh tertidur.

"Shen Zhu!" tegurnya. "Tak peduli apa yang terjadi, berusahalah untuk tetap menjaga kesadaranmu!" Ia memperingatkan.

Shen Zhu mengerjap dan tergagap-gagap. Kemudian menggeleng-geleng, seakan mencoba membangunkan dirinya. Lalu kembali berkonsentrasi.

Bao Yu tahu apa yang dialami anak laki-laki itu bukan sekadar mimpi. Ia melihat sesuatu seperti sulur melilit tubuhnya dan mencoba menyeretnya ke dunia ilusi.

Itulah sebabnya ia membangunkan Shen Zhu dan melarangnya untuk kembali tidur.

Ia juga sengaja membawanya ke perpustakaan untuk sekalian mencari petunjuk mengenai pedang tua yang memilih Shen Zhu untuk memastikan penyebabnya bukan kutukan pedang.

Beberapa pusaka, terutama yang sangat tua, sering kali disusupi energi gelap yang bisa membahayakan jiwa seseorang.

Jadi, ia memutuskan untuk mempelajari pusaka itu secepatnya sambil menjaga Shen Zhu.

Ia membolak-balik halaman sebuah buku tua dan terkesiap.

Salah satu halaman buku yang ditemukannya memuat gambar pedang yang bentuk pola dan gagang juga permatanya sama persis dengan pedang tua karatan yang telah memilih Shen Zhu.

"Pedang Dewa Petaka?" desisnya tak percaya.

Dikatakan Pedang Dewa Petaka bisa meluluhlantakkan satu kerajaan dalam sekali tebas. Senjata khusus untuk menyapu klan iblis yang hanya dimiliki oleh panglima pasukan tentara langit.

Anak ini… Bao Yu mengerjap dan menatap Shen Zhu dengan dahi berkerut-kerut. Lalu kembali terkesiap.

Tubuh anak laki-laki itu sekarang menyala merah, dan Bao Yu mengerutkan keningnya semakin dalam.

"Aura ini…" Bao Yu mendesis takjub.

Benarkah anak ini ditolak di laut elemen? batinnya tak habis pikir. Dilihat dari auranya, seharusnya ia memiliki elemen api, ia menyimpulkan.

Pedang pusaka yang memilihnya bahkan berasal dari ras dewa. Tak mungkin terlahir dengan kekuatan spiritual lemah, kan?

Tidak! pikirnya. Anak ini tidak terlahir dengan kekuatan spiritual lemah, katanya dalam hati. Ada sesuatu dalam dirinya yang menyerap kekuatan spiritual itu dan menggerogotinya perlahan-lahan.

Sejak awal, ia sudah merasa bahwa anak itu diliputi sesuatu yang gelap dan jahat.

Tapi ia tak tahu tepatnya apa.

Tidak mungkin penyebabnya kutukan pedang. Pedang Dewa Kekacauan termasuk pusaka suci.

Sekarang Bao Yu merasa yakin aura gelap itu tidak berasal dari pedang pusaka. Kemungkinan besar ada kaitannya dengan serangan di desa mereka, pikirnya. Tampaknya aku harus turun sendiri untuk menyelidiki reruntuhan desa itu.

Keesokan harinya, pagi-pagi sekali, Bao Yu sudah mengajak Shen Zhu turun gunung dan membawa anak laki-laki itu ke desa asalnya.

Tapi desa itu sudah hampir sepenuhnya dievakuasi.

Setiap orang dimakamkan di sekitar tempat mereka ditemukan dan dikelompok-kelompokkan berdasarkan wilayah kepemilikan, kemudian dibatasi tugu peringatan bertulisan nama keluarga masing-masing.

Shen Zhu membeku di depan deretan pusara tanpa nama dengan tugu bertulisan nama keluarganya. Ia bahkan tak tahu mana makam ibunya mana makam ayahnya. Kedua orangtuanya dimakamkan bersama para pengawal dan para pelayan tanpa pengecualian.

Yah, ia tidak bisa menyalahkan pihak mana pun di dalam hal ini.

Bagaimanapun para ksatria itu sudah bekerja keras untuk memakamkan begitu banyak orang secara layak.

Bao Yu melangkah perlahan ke sisi Shen Zhu dan mengawasi sekitar makam keluarga Liu, kemudian menunjuk lubang besar yang telah ditimbun reruntuhan tembok. "Lubang apa itu?" ia bertanya pada Shen Zhu.

"Bekas ruang bawah tanah, tempat penyimpanan barang-barang pusaka Ayah," jawab Shen Zhu sambil melirik ke arah lubang yang ditunjuk gurunya. Ingatannya mengenai dirinya yang terjebak di ruang bawah tanah itu kembali berkelebat dalam benaknya. Membuatnya merasa tak nyaman. Terutama mengingat kegelapan yang sampai sekarang masih menghantuinya.

"Barang-barang pusaka Ayah?" ulang Bao Yu dengan mata terpicing. "Maksudmu… ayahmu pengumpul pusaka?"

"Benar," sahut Shen Zhu. "Ayahku pengumpul pusaka langka dan pemburu harta karun!"

Pantas saja! batin Bao Yu.

Terpopuler

Comments

Oe Din

Oe Din

Aura gelap ini apa berasal dari guci...?

2024-06-14

0

Ichi

Ichi

lanjoooot Thor 🔥🤘🏿💪🏿

2023-06-11

0

Ichi

Ichi

buset, kek pen uji nyali tengah malem 😂

2023-06-11

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!