2

Ketua aliansi berdeham dan melipat kedua tangannya di belakang tubuhnya, lalu menatap ke arah Shen Zhu. "Gadis Kecil," katanya dengan suara lembut yang menenangkan. "Bisakah kau katakan apa yang terjadi pada desamu?"

"Aku bukan gadis kecil," sahut Shen Zhu dalam gumaman tercekat, tidak berani mengangkat wajah.

Seisi ruangan terkekeh menanggapinya.

"Aku laki-laki!" Shen Zhu akhirnya mengangkat wajah dan mengedar pandang, memasang wajah serius untuk meyakinkan semua orang.

"Siapa namamu?" Sang ketua bertanya lagi.

"Liu Shen Zhu," Shen Zhu kembali tertunduk. Tidak berdaya menatap wajah ketua.

"Bagaimana kau bisa selamat?" tanya ketua lagi.

Shen Zhu tercenung dalam waktu yang lama. Dahinya berkerut-kerut, mencoba mengingat-ingat. Tapi lalu menggeleng dan tertunduk murung dengan ekspresi putus asa. "Aku tak tahu," desisnya bernada pasrah.

Para pejabat dan para tetua bertukar pandang satu sama lain.

Sang ketua mendesah pendek dengan raut wajah tak berdaya. "Satu desa diserang dan dihancurkan dalam semalam, dan kita… Aliansi Ksatria Pemburu Iblis hanya mampu menyelamatkan dua orang anak kecil dengan jiwa terguncang?" gumamnya bernada kecewa.

Para ksatria serentak tertunduk dalam.

Para pejabat kehormatan, para tetua dan para pemilik perguruan seni beladiri bergerak gelisah di tempatnya masing-masing.

"Harus ada yang merawat mereka!" Sang ketua mengedar pandang ke arah barisan para pemilik perguruan, dan seketika para pemilik perguruan itu membeku dengan ekspresi tegang. "Dan karena mereka kakak-beradik, mereka harus diambil bersama. Memisahkan mereka hanya akan memperburuk kejiwaan mereka."

Para pemilik perguruan mengerang dalam hatinya masing-masing.

Seorang anak laki-laki lemah dan seorang anak perempuan gila!

Siapa yang menginginkannya?

"Sejujurnya…" salah satu pemilik perguruan angkat bicara. "Asrama kami sudah penuh, sudah tidak memungkinkan untuk menambah seorang murid lagi. Semua orang tahu, perguruan kami adalah yang paling banyak menerima murid di tahun ajaran baru."

Pemilik perguruan lainnya mendengus seraya mendelik. "Perguruanmu menerima murid paling banyak karena perguruanmu memang yang paling besar," tukasnya bernada sinis.

"Perguruan kami beraliran sihir!" pemilik perguruan lainnya lagi beralasan. "Kekuatan spiritual adalah modal utama. Sepintas saja sudah bisa dilihat kekuatan spiritual anak ini sangat lemah, dikhawatirkan tidak bisa berkembang di perguruan kami."

Sang ketua mengusap dagunya dan mengerutkan dahi, mencoba berpikir keras.

"Keberatan, Ketua!" Pemilik perguruan yang lain-lainnya lagi menginterupsi. "Kekuatan spiritual bisa dilatih dalam berbagai cara dan dimurnikan dengan pembaptisan. Selain itu, masih ada ritual pembangkitan kekuatan spiritual bawaan seperti pembangkitan ilahi."

"Kalau begitu kau saja yang mengadopsi mereka!" sergah pemilik perguruan sihir. "Kau sudah tahu cara mengatasi keterbatasan mereka, kan?"

"Sayangnya bukan kami yang menentukan apakah seseorang layak menjadi murid perguruan kami," tukas pemilik perguruan yang mengajukan keberatan tadi. "Pemilihan murid ditentukan oleh ujian laut elemen. Jika tidak satu pun elemen yang mengakuinya, selamanya orang tersebut tak bisa menjadi murid perguruan kami."

"Kalau begitu kenapa tidak diuji saja di laut elemen?" pemilik perguruan sihir bersikeras.

"Baik!" tantang pemilik perguruan yang menjunjung tinggi bakat elemen tadi. "Tapi kalau tidak satu pun elemen yang mengakuinya, kau harus mengaku kalah dan mengadopsi mereka."

"Kau—" pemilik perguruan sihir menggertakkan giginya seraya melontarkan tatapan tajam ke arah pemilik perguruan elemen tadi.

Ketua aliansi mengangkat sebelah tangannya untuk menyela mereka, dan seketika seisi ruangan berubah hening. "Setiap aliran memiliki cara uji yang berbeda-beda," tuturnya bijaksana. "Di aliran Zen, pemilihan murid ditentukan berdasarkan elemen yang memilihnya. Di aliran sihir, ada tes tingkat kekuatan spiritual. Di aliran seni beladiri, pusaka yang akan memilih murid. Di aliran senjata, senjata yang memilih murid. Di aliran Tao, kitab keramat yang menentukan."

Seisi ruangan menyimak dengan curiga.

Pemilik perguruan alkemis menegang. Satu-satunya perguruan yang tidak memiliki cara tes spiritual yang ditentukan barang-barang pusaka adalah perguruan mereka.

"Begini saja," sang ketua memutuskan. "Anak ini akan mengikuti semua tes spiritual setiap perguruan. Jika anak ini tak lulus semua tes spiritual, hak asuh anak ini akan jatuh ke tangan pemilik perguruan alkemis atau majus."

"Apa?" Para pemilik perguruan memekik bersamaan.

Sang ketua tidak menggubris mereka. Ia mengedar pandang ke barisan tetua aliansi, mengisyaratkan mereka untuk menyiapkan kebutuhan tes dan memerintahkan para ksatria untuk mengosongkan lantai aula.

Para ksatria menarik Shen Zhu menyisi.

Pemilik perguruan alkemis mengerang dalam hatinya.

Para tetua melayang turun dari tempatnya masing-masing dan mendarat di lantai aula. Kemudian membentuk formasi gerbang teleportasi dengan gabungan kekuatan spiritual mereka.

Formasi gerbang teleportasi itu berupa lingkaran cahaya berbentuk cakram berwarna ungu transparan bercorak simbol-simbol astrologi

Dua buah bola kristal tercipta dari gabungan kekuatan spiritual tetua aliran sihir. Satu bola kristal tenggelam ke dalam gerbang teleportasi, sementara bola kristal lainnya merekah seperti kuncup bunga teratai yang sedang mekar, lalu satu per satu kelopak bunga teratai itu berguguran dan melayang ke atas, kemudian bergabung membentuk layar kaca transparan persegi panjang dan muncullah gambar laut elemen di kaca transparan itu.

Shen Zhu terpukau melihat pemandangan itu.

"Ehem!" Sang ketua berdeham dan bersedekap, lalu menoleh ke arah pemilik perguruan beraliran Zen yang menjunjung tinggi bakat elemen. "Guru Fang," panggilnya dengan sopan.

Pemilik perguruan itu mengerjap dan tergagap sesaat sebelum akhirnya melayang turun ke lantai aula, mendarat di depan Shen Zhu, kemudian membungkuk ke arah anak laki-laki itu. "Gadis Kecil," tegurnya sambil mengulurkan sebelah tangannya.

"Aku bukan gadis kecil," erang Shen Zhu.

"Ikutlah denganku!" pungkas Guru Fang sambil merenggut pergelangan Shen Zhu dan menariknya ke arah formasi portal teleportasi dengan wajah cemberut.

Sejurus kemudian, pemilik perguruan aliran zen itu sudah melayang di permukaan air di atas lautan luas berair gelap yang disebut-sebut sebagai laut elemen sambil menuntun Shen Zhu dengan hanya bertumpu pada lingkaran sihir dari kekuatan spiritualnya.

Lingkaran sihir itu sepintas terlihat seperti lantai transparan, sama dengan lingkaran sihir formasi gerbang spiritual. Tapi lingkaran cahayanya berwarna biru keputihan dengan pola simbol-simbol khusus Taoisme.

Di atas lingkaran sihir itu, empat buah kaca transparan berbentuk wajik mengambang mengelilingi Shen Zhu dan Guru Fang.

Kaca transparan itu merupakan kaca sihir yang tercipta dari gabungan kekuatan para tetua yang semula berbentuk bola kristal yang tenggelam ke dalam portal teleportasi. Kaca sihir itulah yang akan memantau seluruh progres selama ujian itu berlangsung, berfungsi sebagai alat perekam seperti kamera di zaman modern. Lalu mengirimkan gambar ke aula singgasana ketua aliansi melalui kaca sihir satunya yang berbentuk layar transparan di tengah aula itu.

Shen Zhu mengedar pandang dengan terpukau, lalu terbelalak ketakutan menyadari dirinya sudah berpindah tempat dalam sekejap ke tengah lautan luas.

"Mari kita lihat elemen apa yang mengakuimu!" kata Guru Fang.

Shen Zhu mendongak menatap pemilik perguruan seni beladiri beraliran Zen itu dengan alis bertautan. Tidak mengerti apa yang harus dilakukan. "Bagaimana caranya melihat elemen mana yang mengakuiku?" tanyanya polos.

Haish! Guru Fang mengerang dalam hatinya. Begini saja tidak tahu?

"Biar kubantu," katanya tak sabar, kemudian mendorong bahu anak laki-laki itu dengan kasar dan menceburkannya ke laut.

BRUUUUUSSSHHH!

Shen Zhu memekik terkejut dan gelagapan, lalu meronta-ronta di dalam air. Tangannya mengais-ngais dengan gusar, kakinya menendang-nendang dengan kalang kabut. Kegelapan menyergapnya, mengingatkannya pada malam di mana ia terkurung di ruang bawah tanah. Membuat ia semakin gusar.

Tidak! ia berusaha berteriak, tapi hanya menghasilkan geluguk air dari mulutnya.

Sesuatu yang panas menerjang tubuhnya dari berbagai arah. Rasanya seperti bola api. Tapi ini di dalam air, pikirnya.

Mula-mula segumpal cahaya berwarna biru berbentuk seperti komet melesat entah dari mana, kemudian menerjang ke arah Shen Zhu dan meninju perutnya. Rasa dingin membeku menusuk-nusuk sekujur tubuhnya.

Menyusul lagi segumpal cahaya berwarna merah menerjang punggungnya. Sekujur tubuhnya sekarang serasa terbakar dan menyala seperti api.

Lalu gumpalan cahaya lainnya dengan warna berbeda-beda, meninju dada, pinggang, hingga puncak kepalanya. Totalnya ada tujuh macam warna: merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu. Semuanya menerjang dari arah yang berlainan. Setiap warna menciptakan sensasi yang berbeda-beda.

Tak lama kemudian, ketujuh warna cahaya itu berpendar keluar dari tubuhnya melalui pori-pori kulitnya, lalu berputar-putar mengelilinginya membentuk pusaran berwarna-warni seperti pelangi, kemudian melemparkannya keluar dari air, seperti memuntahkannya.

BRUUUUUUUSSSHHH!

Tubuh Shen Zhu terlempar keluar dan mendarat kembali di atas lingkaran sihir milik Guru Fang, jatuh tersungkur sambil terbatuk-batuk. Tubuhnya yang basah mengeluarkan asap tipis berwarna gelap. Seperti bara api yang disiram air.

Guru Fang diam-diam tersenyum miring.

Terpopuler

Comments

Be___Mei

Be___Mei

Tao, jadi ingat hero permanen punya ku waktu main lost saga

2023-06-12

0

Be___Mei

Be___Mei

tapi kakaknya kek takut tuh sama adeknya, apa jangan-jangan si adek beneran jadi iblis?

2023-06-12

0

Be___Mei

Be___Mei

nasib punya wajah kek cewek ye kan, di kira cewek 🤭

2023-06-12

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!