Sangat Mencintaimu

Darren mengambil posisi duduk di hadapan Ayna sambil menggelengkan kepalanya tanpa beban dosa, lalu berkata dengan acuh tak acuh. “Tidak banyak hal yang bisa aku jelaskan.”

Setelah apa yang terjadi, dia masih berani mengatakan tidak ada yang bisa dijelaskan?

Bahkan, Darren benar-benar bersikap seperti dia tidak melakukan kesalahan besar.

Ayna menggertakkan giginya, berusaha menahan diri untuk tidak memukul Darren saat itu juga. “Aku melihatmu membawa seorang wanita memasuki hotel, bahkan memesan kamar di sini. Apa tidak ada yang ingin kau jelaskan tentang itu?”

“Itu tidak seperti dugaanmu,” kata Darren masih bersikap seolah-olah dirinya tidak bersalah dan apa yang dia lakukan adalah hal wajar.

“Lalu apa?” Saat melihat tampang polos Darren, kesabaran Ayna yang hanya setipis tisu dibagi dua sudah hampir tidak tersisa lagi.

“Ini yang terpenting, aku masih sangat mencintaimu, Ayna. Aku memang melakukan kesalahan, tapi perasaanku padamu tidak akan berubah sedikitpun.” Darren mencoba meyakinkan Ayna, “Itu yang penting,” imbuhnya dengan penuh penekanan.

Ayna menarik nafas dalam dan panjang, mencoba menambah stok kesabaran dalam dirinya. “Berapa kali kau melakukannya?”

“Apa?” Darren mengerutkan kedua keningnya, tampak tidak mengerti dengan apa yang dibicarakan oleh Ayna.

“Tidur dengan wanita, sudah berapa kali kau melakukannya? Dia tidak mungkin satu-satunya wanita yang pernah naik ke atas ranjangmu, kan”

“Kau tidak akan percaya jika kukatakan bahwa ini sudah kesekian kalinya, bahkan aku saja tidak bisa menghitungnya,” sahut Darren dengan acuh tak acuh, lalu dia menaikkan sebelah alisnya saat berbalik bertanya, “Kau pun akan terluka jika aku mengatakannya, tapi kenapa kau masih mau bertanya?”

Memang benar, ini bukanlah pertama kalinya bagi Darren membawa wanita. Bahkan, dia benar-benar tidak bisa menghitung sudah berapa banyak wanita yang pernah naik ke atas ranjangnya.

Meski begitu, wanita-wanita yang dia bawa hanyalah sebatas menjadi selimut yang menghangatkan ranjangnya.

“Hah.” Ayna mendengus sembari melayangkan tatapan sinis pada kekasihnya yang bajingan.

‘Sejak awal, aku sudah curiga ada sesuatu,’ batin Ayna sebelum akhirnya dia mengingat bagaimana Darren sering terlambat membalas pesan dan mengangkat telepon darinya. Bahkan, Ayna bisa mencium aroma wanita lain ketika berada di dalam mobil Darren.

‘Sejak lama, aku tahu bahwa kau adalah bedebah sia lan yang suka menggoda wanita, tapi aku pura-pura tidak tahu dan membiarkanmu menipuku.’ Ayna kembali membatin.

Entah dibutakan oleh cinta atau terlalu malas membuktikan betapa bajingannya Darren, Ayna selalu menutup mata atas kecurigaannya pada sang kekasih dan membiarkan saja dirinya berkali-kali ditipu oleh pria bajingan itu.

“Intinya, aku melakukan kesalahan dan tidak akan melakukannya lagi. Aku janji!” Darren benar-benar tidak merasa bersalah dan tidak terlihat menyesal, bahkan sumpahnya saja terkesan tidak tulus.

“Kau pikir ini lelucon?” Tatapan Ayna semakin tajam, bahkan gertakan di giginya pun terlihat semakin jelas seolah-olah ingin ******* Darren.

Darren tertawa tanpa dosa, menunjukkan deretan gigi putihnya yang membuat Ayna semakin geram. “Apa yang harus aku lakukan?”

“Cobalah bersikap serius dan jujur, Bajingann!” pekik Ayna tertahan dengan gigi yang saling bergemertakan.

Darren benar-benar beruntung hari ini karena mereka masih berada di tempat umum. Jika tidak, Ayna pasti akan memastikan Darren mati dengan tubuh yang terpotong-potong dan tidak bisa ditemukan oleh siapa pun.

Darren menghela nafas panjang. “Aku masih muda, Ayna.”

“Lalu?” Ayna menaikkan sebelah alisnya.

“Ketika ada seorang wanita muda dan cantik datang merayu, tidak banyak pria dewasa yang bisa menahan diri dari godaan itu … termasuk aku,” kata Darren mencoba bicara jujur sesuai permintaan Ayna. “Lagipula, itu hanya hubungan semalam.”

Darren memang sering bergonta-ganti pasangan, tetapi dia benar-benar mencintai Ayna dan tidak melibatkan perasaan ketika bersama wanita-wanita penggoda itu. Sebagai gantinya, Darren memberikan imbalan kepada mereka agar tidak membuat masalah setelah mendapatkan kepuasan yang tidak bisa dia dapatkan dari Ayna.

“Jadi, kau tidak bisa menahan diri karena masih muda, kan?” Ayna menaikkan sebelah alisnya, tetapi tidak ada emosi apa pun yang tersirat di wajahnya hingga membuat Darren sedikit panik.

“Maksudku, aku tidak akan mengulanginya lagi,” kata Darren kembali mencoba meyakinkan Ayna, meski dia tahu tidak mudah meyakinkan wanita yang sudah dikhianatinya berkali-kali.

Ayna tersenyum miring, lalu berkata dengan sarkas. “Maksudmu, kau tidak akan ketahuan dan akan lebih berhati-hati lagi, kan?!”

Detik berikutnya, Ayna berdiri dari posisi duduknya dengan tegas mengatakan, “Kita putus!”

Setelah mengatakan itu, Ayna langsung berlalu pergi. Dia bukanlah wanita bodoh yang tergila-gila pada cinta dan hanya bisa focus pada satu pria brengsek seperti Darren.

Tidak ingin putus begitu saja dari Ayna, Darren langsung berlari mengejar dan menggenggam pergelangan tangan wanita itu untuk menghentikannya. “Ayna, tunggu!”

“Apa lagi?” Ayna dengan kasar menepis tangan Darren dari pergelangan tangannya, lalu melayangkan tatapan membunuh pada pria yang sedang menguji kesabarannya.

Tidakkah Darren tahu bahwa Ayna sudah berusaha menahan diri untuk tidak membunuhnya sejak melihatnya membawa wanita lain masuk ke hotel?

“Aku tidak ingin putus darimu,” kata Darren, lalu melanjutkan dengan memelas. “Beri aku kesempatan satu kali lagi.”

“Hah, kesempatan?” tanya Ayna dengan dengusan dan tatapan sinis, sementara Darren langsung mengangguk antusias.

“Baik, aku akan memberikanmu kesempatan satu kali lagi,” kata Ayna sambil menganggukkan kepalanya, membuat Darren tersenyum cerah.

Namun, begitu melihat senyum miring yang tercetak jelas di wajah Ayna, senyuman di wajah Darren langsung sirna tak berjejak.

Tentu saja, itu karena senyuman Ayna sangat aneh dan berbahaya!

“Aku akan memberikanmu kesempatan … hanya setelah aku tidur dengan pria pertama yang bersentuhan denganku malam ini.”

Darren sangat terkejut, juga tampak tak percaya dengan penututran Ayna. “Ayna, kau bercanda, kan?”

“Tunggu dan lihat saja, apakah aku akan melakukannya atau tidak,” balas Ayna dan langsung berlalu pergi meninggalkan Darren yang memilih diam di tempatnya sembari menyaksikan apa yang akan dilakukan oleh wanita itu.

Darren yakin, Ayna tidak akan benar-benar tidur dengan sembarangan pria.

Ketika berjalan, Ayna dengan jelas melihat seorang pria tua berjalan ke arahnya. Karena itu, dia mencoba menghindar agar tidak bersentuhan dengan pria tua yang mungkin saja sudah berbau tanah itu hingga tubuhnya terjerembab ke lantai dan membuat dirinya menjadi bahan tontonan.

Bukannya membantu, Darren justru tertawa mencemooh ketika melihat Ayna terjatuh hanya karena tidak ingin bersentuhan dengan pria tua.

Setidaknya, Darren benar. Ayna tidak akan mau tidur dengan pria sembarangan!

Tanpa menghiraukan suara-suara di sekitar yang mulai membicarakannya, Ayna kembali berdiri dan diam-diam menepis air mata yang keluar tanpa izin darinya.

Namun, tanpa sengaja Ayna membuat lensa matanya terlepas dan melekat pada jari telunjuk saat dia mencoba menepis air matanya.

Ayna menunduk dan berdecak kesal dan pada saat yang sama, tiba-tiba dia merasakan tubuhnya disenggol oleh seseorang hingga posisi tubuhnya sedikit bergeser.

Melihat hal itu, Darren langsung berkata dengan nada yang terdengar merendahkan. “Sudahlah, Ayna … menyerah saja!”

Ayna menggertakkan giginya sembari menarik nafas panjang, sebelum akhirnya bertanya dengan penuh tekad pada pria asing yang menabrak tubuhnya. “Kau mau tidur denganku?”

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!